⚠ CHAPTER INI MENGANDUNG KONTEN EKSPLISIT DAN FULL ADEGAN DEWASA YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU OLEH ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR ⚠ SILAKAN LANGSUNG MENUJU CHAPTER 10 APABILA TIDAK KUAT MEMBACANYA ⚠
"Jisung, menjeritlah sekali lagi untuk Kakak."
Setelah berkata begitu, Minho langsung memasukkan dua jarinya sekaligus ke dalam lubang dubur Jisung. Tanpa aba-aba. Tanpa pertanda.
"Aaaawwwhhh―" suara jeritan Jisung yang diiringi desahan itu terdengar lebih keras dari sebelumnya.
Membuat Minho tersenyum. "Ya, benar begitu, Jisung."
Tangan Jisung kini bergerak memegang tangan Minho yang berada di daerah bokongnya. Lewat tatapan matanya, dia memohon pada Minho untuk menghentikan.
"J-jangan, Kak, sakiit," ucap Jisung sambil menahan perih.
"Kakak lagi ngobatin kamu, Jisung," kata Minho, lalu dia menggerakkan dua jarinya keluar masuk lubang dubur Jisung.
"Aaawhh―" membuat Jisung lagi-lagi menjerit dengan desahan.
"Nah, lihatlah, Jisung. Kakak lagi ngobatin lukamu di dalam sana," sementara tangan Minho yang lain kembali menambahkan obat salep di sekitar lubang dubur Jisung.
Alih-alih sebagai obat penyembuh luka, salep itu malah dijadikan sebagai pelumas agar Minho bisa memasukkan jarinya lebih leluasa di dalam lubang dubur Jisung.
"Aawwh―" lagi-lagi Jisung tak bisa menahan jeritannya saat jari milik Minho kembali masuk ke dalam lubangnya.
"Ya, teruslah menjerit seperti itu, Jisung," kata Minho yang kini memasukkan jari keduanya.
Mendengar Minho berkata begitu, kini Jisung menggigit bibir bawahnya untuk menahan suara jeritannya. Jisung merasa malu dan harga dirinya terlecehkan di depan kakaknya. Maka dari itu dia kembali menggerakkan tangannya untuk menghentikan aksi Minho. Minho pun kembali menyingkirkan tangan Jisung ketika ia mulai memaju-mundurkan kedua jarinya di dalam lubang Jisung. Jisung menahan desahan, sementara tangannya masih mencoba menyingkirkan tangan Minho dari lubang duburnya.
Minho jengah dengan tangan Jisung yang mengganggu aktivitasnya. Akhirnya dia mengeluarkan jarinya sambil berkata,
"Haduh, lo gak bisa diajak main lembut kayaknya. Terpaksa gue harus melakukan ini."
"K-kak Minho mau ngapain?" Jisung ketakutan sendiri saat melihat Minho meraih kedua tangan Jisung dan diletakkan di atas kepala.
"Lo diem aja," kata Minho, lalu mengikat kedua tangan Jisung menggunakan celana milik Jisung yang tadi sudah dilepas.
"Kak...." Jisung meronta, tapi dia kalah tenaga. Alhasil, kini tangan Jisung tak bisa lagi menahan pergerakan Minho.
"Nah kalo kayak gini kan gue bisa cepet-cepet ngobatin luka lo," Minho memosisikan dirinya ke tempat semula di depan bokong Jisung dan mulai kembali meraba kulit bokong Jisung.
Lagi-lagi Minho harus membenarkan ucapan Hyunjin bahwa bokong Jisung memanglah semok. Kulitnya mulus banget. Dan jeritannya memang bikin nagih.
Tak hanya bokong Jisung, kini tangan Minho yang lain mulai menggerayangi burung Jisung yang masih lemas. Membuat tubuh Jisung mendadak menggelinjang.
Di bawahnya, Jisung menggeleng keras-keras, memohon pada Minho lewat tatapan matanya untuk menghentikan segala kegiatan ini. Sayangnya, Minho buta. Dia telah dibutakan saat melihat dunia surgawi di depannya; burung kecil yang lemas, bokong semok yang sintal, kulit putih yang terasa mulus, dan juga lubang dubur berwarna merah muda yang menganga dengan begitu menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Oops! (Minsunglix Version) ✔
FanficOops! (Minho x Jisung x Felix version) [18+] BOY X BOY AREA! YANG NGGAK SUKA YAOI MINGGAT DARI SINI!!