Esoknya Dawon tak terlihat masuk sekolah Jongin jadi bisa kembali bernafas lega setidaknya untuk hari ini saja.
Dulu Jongin sering sekali berdoa agar Dawon selalu sakit sehingga dia tak perlu dibully lagi, namun tuhan tak pernah mengabulkannya. Ya, mana mungkin tuhan mengabulkan doa seperti itu?
Lalu untuk masalah Sehun...
Entahlah, Jongin merasa pria itu sedikit berbeda dari kemarin. Sikapnya terkesan lebih dingin dari sebelumnya. Saat pertama kali berkenalan pun Sehun tidak sedingin ini. Sekarang, Sehun bahkan hanya berdiri di depan pintu sambil menatap kursi miliknya yang berada disamping Jongin. Dan setelahnya dia pergi entah kemana.
Apa jangan-jangan Sehun merasa tak nyaman dengan Jongin karena kejadian kemarin?
Jongin yang awalnya berniat untuk menyusul Sehun pun terpaksa membatalkan niatnya saat sang guru sudah masuk kedalam kelas.
Dan sejak hari itu Jongin tak pernah lagi melihat Sehun di kelas maupun disekolah selama lebih dari 1 minggu.
Mimpi buruk Jongin pun kembali.
Dawon
Gadis itu akhirnya kembali. Dengan penampilannya yang sedikit berubah. Rambut berwarna merah terang, liptint semerah darah, dan juga sikap yang semakin angkuh.
Dawon dan teman-temannya pun sudah kembali membully Jongin seperti semula. Jongin sedikit lega karena sikap Dawon saat ini, ia kira Dawon akan melemparnya dari lantai 2 setelah insiden waktu itu. Tapi sepertinya gadis itu masih bisa memendam hasrat nya.
Jongin membawa kotak bekalnya ke gudang sekolah seperti biasa, karena hanya disanalah dia bisa makan dengan tenang. Waktu Sehun masih ada di kelas Dawon akan mengacuhkannya dan memilih untuk ke kantin mengekori Sehun. Namun semenjak Sehun tiada Dawon kembali mengganggu Jongin saat ia makan. Kemarin saja dia menumpahkan sebungkus serbuk cabai dan memaksa Jongin untuk memakannya, hingga Jongin harus keluar masuk ke kamar mandi setiap 1 jam sekali.
Tak ingin terlarut dengan pikirannya, Jongin pun memilih untuk mengabiskan bekalnya secepat mungkin, karena jadwal pelajaran setelah ini adalah olahraga dan Jongin akan berada dibawah terik sinar matahari untuk waktu yang cukup lama.
Jongin sebenarnya cukup lemah jika bersangkutan dengan fisik. Dia sangat mudah lelah dan terserang penyakit. Dia juga sering pingsan jika harus berjemur dalam waktu yang lama.
"Ukhuk...ukhuk..." Jongin langsung terbatuk saat hidung mungil nya mulai mengirup asap yang ada disekitarnya. Jongin pun menengok ke kanan dan kiri untuk mencari sumber asap tersebut
"S-sehun?! Ukhuk...Sejak kapan kau disitu?" Ujar Jongin saat melihat si pria pucat yang tengah duduk tak jauh dari tempatnya.
"Dari pagi." Dengan santainya Sehun kembali menghisap rokok yang ada di tangan kanannya, lalu menghembuskannya tepat ke arah Jongin.
"Kau ukhuk... kau membolos?" Tanya Jongin sambil terus menutup hidung dan mulutnya. Sehun pun hanya berdehem sebagai jawaban.
"Bisakah kau ukhuk matikan rokokmu? Aku ukhuk tidak bisa bernafas." Sehun berdecak malas. "Kau saja yang keluar sana!"
Jongin segera membereskan kotak makannya lalu berjalan menuju pintu keluar dengan terus terbatuk-batuk. Sehun sedikit kasihan melihatnya, dia pun mematikan rokoknya dan berlari mengejar Jongin.
"Kau tak apa?"
"Iya."
"Dasar lemah." Ejek Sehun.
"Kau dari mana saja? Mengapa seminggu ini kau tak pernah masuk sekolah?"
"Aku hanya ingin bolos saja. Kenapa? Kau ingin melaporkanku pada kepala sekolah matre itu?" Jongin segera menggeleng. Senyum tulus terpatri di wajah pucatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
▪Problems 1.4▪ -Hunkai- EnD ✔
Teen FictionMasalah yang hadir setelah pertemuan Jongin dan Sehun disekolah barunya. gs! Hunkai area! school life! Soon... sequel.