Dua bulan terlewati begitu saja. Kini hubungan Jongin dan Sehun sudah terlihat seperti sepasang kekasih sungguhan. Dari Sehun yang setiap haru menjemputnya, makan bekal buatan Jongin bersama, sampai mengunjungi rumah Jongin seminggu sekali.
Sehun juga mulai mengurangi intensitas bertemu dengan para gadis-gadis itu. Paling dia hanya menemui satu gadis disetiap minggu nya. Sehun juga bingung kenapa dia belum juga bosan pada Jongin meskipun mereka bisa dikatakan terus bertemu setiap harinya.
Dia malah merasa semakin mengaggumi dan mencintai Jongin. Minggu kemarin dia bahkan tidak menemui gadis lain setelah ia selesai mengunjungi rumah Jongin. Jangan kira mereka melakukan hal yang tidak-tidak di setiap minggunya yah, setiap minggu mereka malah sibuk belajar dan mengerjakan tugas bersama. Wajar, kini mereka kan sudah ditingkat akhir, jadi banyak sekali pelajaran yang harus Sehun kejar. Kalau Jongin sih sudah pasti bisa mengerjakannya.
"Benar kau tidak berkencan dengan siapapun minggu kemarin?"
"Tidak. Aku capek sekali setelah mengerjakan tugas guru Park. Sampai sekarang aku masih saja pusing." Jongin membalas perkataan Sehun dengan elusan pelan di kepala pemuda tersebut.
"Aku bingung, mengapa guru-guru itu memberikan tugas banyak sekali, padahal dia tidak pernah hadir didalam kelas." Sehun menyamankan kepalanya di pundak Jongin yang malah asik memakan bekal makan siangnya.
"Seperti itulah cara kami belajar disini. Nikmati saja. Lama-lama juga terbiasa." Jawabnya enteng. Kalau Jongin kan memang pintar, nah Sehun? Tapi ada untungnya mereka belajar bersama disetiap minggunya, karena kini Sehun sudah dapat meningkatkan nilai-nilai pelajarannya.
"Bagaimana jika minggu besok kita kencan dan berhenti belajar? Sesekali otakmu itu juga butuh refreshing."
"Boleh juga. Tapi jangan ke tempat yang aneh-aneh oke?"
Seharusnya Jongin tahu jika Sehun itu punya otak selakangan. Bukankah dia sudah memberi tahu Sehun untuk tidak membawanya ke tempat yang macam-macam?! Kenapa pria itu malah membawanya kesini?
"Itu Taehwan. Hey Taehwan!" Sehun melambaikan tangan nya ke arah Taehwan yang asik menenggak minuman di mejanya. Taehwan pun buru-buru bangkit saat melihat gadis yang Sehun bawa ke bar nya.
"Jongin? Kenapa kau disini?" Tanyanya khawatir. Tempat macam ini tentu sangat berbahaya untuk gadis polos seperti Jongin.
"Tanyakan saja pada si gila ini! Aku mau pulang Hun!"
"Kita baru sampai. Sebaiknya kita minum sedikit baru pulang."
"Kalau mabuk bagaimana?"
"Tidak akan. Taehwan kau punya susu atau jus? Berikan minuman itu pada gadisku ini. Dia tak boleh mabuk." Jongin hanya mendelik pada Sehun dan Taehwan segera menghampiri pelayannya untuk menyebutkan pesanan Sehun tadi.
"Ayo bergabunglah bersama kami." Akhirnya Jongin dan Sehun digiring menuju ke meja Taehwan dan juga teman-teman segenk nya. Mereka ikutan terkejut saat melihat si culun Jongin berada di tengah-tengah mereka.
"Jika hanya minum seperti ini tak seru. Bagaimana jika kita bermain?" Seru salah satu teman Taehwan.
"Apa?"
"Kita putar botol kosong ini, dan siapapun yang terkena ujung botol ini akan minum segelas, bagaimana?"
"Boleh juga. Tapi kecualikan pacarku, dia tak boleh mabuk." Ujar Sehun yang mendapat seruan dari orang-orang disana.
"Baiklah kita mulai. 1, 2, 3..."
Sehun begitu sial malam ini. Bisa-bisanya dia terkena ujung botol sampai 13 kali, dan berakhir mabuk berat. Untung saja Jongin baik, jika tidak dia pasti akan menendang bokong pria itu hingga memar.
"Taehwan, kau bisa mengantar aku dan Sehun pulang? Aku tak tahu dimana rumah Sehun."
"Maaf Jong, tapi aku juga tidak tahu dimana rumahnya. Bagaimana jika malam ini dia menginap di rumahmu saja? Soalnya ada banyak keluarga ku dari Gangwon yang datang menginap. Aku tak enak jika membawa Sehun ke rumah dalam keadaan mabuk seperti ini." Terang Taehwan yang mendapat helaan nafas panjang dari Jongin.
"Yah sudah kalau begitu."
Taehwan pun mengantar Jongin dan Sehun menggunakan mobil Sehun, sedangkan mobilnya dibawa oleh salah satu temannya yang mengikuti mereka dari belakang.
"Maaf merepotkanmu yah Taehwan."
"Santai saja Jong." Ujar Taehwan yang sudah membantu Jongin untuk membawa tubuh mabuk Sehun kedalam kamar Jongin.
"Kau tidur dimana nanti?"
"Di kamar ibuku. Ya sudah, sekali lagi terima kasih yah Taehwan."
"Iya Jong, kalau begitu aku pulang dulu dan ini kunci mobil Sehun." Taehwan memberikan kunci mobil tersebut kepada Jongin. Jongin pun meletakannya di meja belajarnya.
Saat hendak menutup pintu, Sehun tiba-tiba berdiri dibelakang Jongin.
"Ada apa-"
Chup~
Sehun mencium Jongin dengan lembut sehingga membuat Jongin mau tidak mau terbuat dan dengan suasana yang mendukung mereka pun melangkah masuk kembali ke kamar. Sehun menidurkan Jongin di ranjang dan menindihnya.
Lama kelamaan ciuman Sehun kembalu menuntut dan tak terkendali. Jongin memukul bahu pemuda tersebut agar bisa melepaskan ciuman mereka, namun tidah diindahkan oleh Sehun.
Setelah memberontak, Jongin pun dapat melepaskan dirinya dari kungkungan Sehun.
"Sehun apa ya-"
"Aku menginginkanmu Jong. Sekarang." Sehun berjalan kembali kearah pintu dan menguncinya, lalu membuka seluruh pakaiannya sehingga ia telanjang total.
"Sehun jangan!"
"Maaf sayang, tapi aku sudah benar-benar tidak bisa menahan hasratku lagi."
Brukk
Pagi pun datang. Kepala Sehun terasa begitu berat. Dengan sedikit terhuyung dia pun mendudukan dirinya di pinggiran kasur. Lalu dia tersadar jika dia tak menggunakan sehelai benangpun di tubuhnya.
"Astaga! Jangan bilang semalam..." Sehun segera menggeledah kasur tersebut. Dan sialnya dia menemukan cairan menjijikan itu di selimut.
"Jongin... ya ampun Jongin." Dengan segera dia memakai baju dan celanannya lalu keluar kamar untuk mencari Jongin.
Sehun menemukan Jongin yang tengah berdiri membelakanginya. Gadis itu tengah memasak bekal seperti yang biasa ia lakukan setiap paginya.
"Jongin..." Jongin langsung tersentak. Padahal Sehun hanya memanggilnya pelan. Dan saat melihat reaksi Jongin yang tak mau berbalik pun Sehun tahu jika dia sudah membuat kesalahan besar semalam.
Greb
"Maafkan aku. Aku terlalu mabuk semalam. Aku janji akan bertanggung jawab jika kau hamil nantinya." Jongin melepaskan pelukan Sehun di belakangnya. Dia berbalik dan berucap pada pria itu, "Tidak ada yang harus kau tanggung jawabi. Tak ada yang terjadi semalam. Sebaiknya kita lupakan saja."
"Tapi kita melakukannya." Masih dengan menatap lantai Jongin membalas perkataan Sehun. "Aku bilang tak ada yah tak ada!"
Sehun meraih wajah Jongin agar bisa menatap langsung ke arah matanya. Mata Jongin begitu berair. Seakan dapat mengeluarkan air matanya kapapun ia mau.
"Aku minta maaf."
"Berhenti membahas kejadian semalam Hun. Jika kau masih membahasnya, lebih baik kita tak usah bertemu sekalian." Lantas Jongin kembali menundukkan kepalanya. Dia sudah meneteskan air matanya. Dan karena itu dia tak ingin Sehun melihatnya.
"Baiklah. Kita lupakan yang semalam." Kali ini Jongin tak menolak saat Sehun memeluk tubuhnya erat.
Tbc
Mon maaf baru update.
See you next Chap...
KAMU SEDANG MEMBACA
▪Problems 1.4▪ -Hunkai- EnD ✔
Teen FictionMasalah yang hadir setelah pertemuan Jongin dan Sehun disekolah barunya. gs! Hunkai area! school life! Soon... sequel.