Jongin Hamil?

1.9K 262 14
                                    

Setelah kejadian tersebut, Sehun merasa jika Jongin perlahan berubah. Gadis itu diam, seakan takut padanya. Sehun dapat memaklumi itu, karena... siapa sih yang tak takut setelah di perkosa pacar sendiri?

Sebelumnya dia tak pernah merasa bersalah sedikit pun pada gadis-gadis yang sudah ia rampas kesuciannya. Itu karena para gadis itu yang memintanya, sedangkan Jongin? Dia tak ingin melakukan itu dengan Sehun, tapi Sehun malah memaksanya.

Makanya mulai dari 2 minggu yang lalu, Sehun membiarkan Jongin untuk sendiri dulu. Dia tetap mengantar jemput Jongin, namun dia tak mendekatinya atau mengajak Jongin mengobrol saat disekolah.

"Sudah kemasi barang-barang mu?"

"Hmm..." gadis itu hanya membalas dengan deheman. Kini Jongin tak terlalu banyak bicara padanya.

"Ku perhatikan wajahmu pucat sedari pagi, kau juga tak makan siang. Apalah kau sakit?"

"Tidak. Aku baik-baik saja." Jawab Jongin sekenanya.

"Aku bisa menga-"

"Bisakah kita pulang sekarang? Aku harus mengerjakan tugas."

"Istirahat saja dulu. Besok juga minggu, kau bisa mengerjakannya besok." Marah Sehun. Mau bagiamanpun juga kesehatan Jongin nomer satu untuknya.

"Jangan ikut campur Hun..." Jongin membekap mulutnya karena rasa mual yang ia rasakan. Akhir-akhir ini dia memang sering sekali merasakan mual. Apalagi saat makan.

"Kita ke rumah sakit oke?"

"Tidak."

"Yah sudah, kalau begitu kita mampir ke apotek untuk membeli obatnya."







"Apa ini?"

"Obat."

"Aku juga tau jika ini obat, tapi mengapa kau membeli benda ini?" Tanya Jongin sambil mengangkat alat tes kehamilan yang ada di kantung plastik.

"Untuk jaga-jaga saja. Ini sudah dua bulan sejak kejadian itu." Wajah Jongin otomatis memerah. "Aku sudah bilang lupakan masalah waktu itu!"

"Aku tidak bilang kau hamil Jong. Tapi setidaknya tes saja. Aku juga sudah bilang bukan, jika aku akan bertanggung jawab atas bayi kita?"

"Terserah kau saja!"

Jongin langsung membuka pintu mobil dan meninggalkan Sehun yang sedang menahan emosi karena ucapannya.








Jongin menatap Sehun dengan pandangan jengah karena pria itu sedari tadi menananyakan hasil tes kehamilan itu padanya.

"Aku tak mau tes."

"Coba saja. Bagaimana jika kau hamil?"

"Aku tidak hamil Hun."

"Kapan terakhir kau datang bulan?" Ujat Sehun sambil menahan tubuh Jongin yang hendak kabur darinya.

"Kau gila? Ini masih dikelas Hun. Mereka akan mendengar ucapanmu!"

"Jawab Jong!"

"2 bulan yang lalu."

"Cepat lakukan tes nya Jong! Aku yakin kau hamil!" Balas Sehun tanpa mengecilkan volume suaranya sedikitpun, yang tentunya mendapat tatapan penuh tanya dari seisi kelas.

Dawon yang menjadi salah satu orang yang mendengarpun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menghancurkan Jongin.

'Mati kau Jongin!'







Esok harinya Jongin dan Sehun masih bertengkar. Jongin yang ikut kesalpun akhirnya mengiyakan perintah Sehun untuk melakukan tes kehamilan di toilet sekolah.

"Aku harus menunggu 2 menit dulu." Jongin meninggalkan alat tersebut di depan washtafel dan mencuci tangannya. Dan 2 menit kemudian dia tersenyum senang ketika alat tersebut menunjukan hasil negatif.

"Sudah ku bilang bukan." Dia pun membawa alat tersebut di kantungnya.

Saat sampai dikelas Jongin langsung memasukkan alat tes tersebut di tas nya. Jongin kembali keluar kelas untuk membuang sampah dari lacinya. Dan saat itulah Dawon menjalankan aksinya. Beruntung kelas sedang sepi kerena jam istirahat masih tersisa sekitar 15 menit lagi.

Dawon sudah merencanakan hal ini dari semalam, makanya dia menyuruh sang ibu untuk melakukan razia hari ini.  Biar saja Jongin tertangkap dan dikeluarkan dari sekolah, jadi Dawon dapat dengan bebas mendekati Sehun lagi.







Razia mendadak pun di laksanakan. Jongin jadi bingung harus menyembunyikan alat tes kehamilan tersebut dimana.

'Ku kantongi saja?'

Namun gerakannya terhenti saat kepala  sekolah Lee berada didepan mejanya dan Sehun.

"Kalian berdua berdiri." Dengan dibantu anggota kedisiplinan sekolah, kepala sekolah itu pun menggeledah tas Jongin dan Sehun.

Nafas Jongin tercekat saat salah satu siswa kedisiplinan menemukan alat tersebut. Meskipun hasilnya negatif, tetap saja akan memalukan jika orang lain tahu dia menggunakan alat seperti itu.

"Apa ini Kim?"

"Maaf bu-"

"Kau hamil?!"

"Hah?!" Semua siswa termasuk Jongin dan Sehun ikut terkejut. Sehun dan yang lainnya terkejut karena Jongin hamil, sementara Jongin terkejut karena hasil tes nya yang berubah. Sudah jelas-jelas dia lihat hasilnya negatif tadi. Dan dia masih perawan. Bagaimana mungkin hasilnya dapat berubah?

"Tapi bu-"

"Kau hamil Jong? Lihatlah aku benar bukan?!" Sehun menggenggam tangan Jongin untuk menguatkan gadis itu. Seakan berkata, 'aku akan bertanggung jawab sayang.'

"Tidak Sehun. Hasilnya negatif. Itu pasti milik orang lain!"

"Alat ini sudah jelas-jelas ada di tasmu. Kalau begitu kami akan hubungi orang tuamu untuk datang ke sekolah Kim."

Jongin langsung lemas saat kepala sekolah Lee akan menghubungi ibu nya. Jongin takut jika ibu nya murka. Ibunya pasti tak akan percaya dengan pembelaannya.

Ini semua karena Sehun.

Jika pria itu tidak memberikannya alat tes kehamilan tersebut dan mengatakannya dengan keras kemarin, Jongin pasti masih baik-baik saja.







Plakk

"Maaf bu hiks..."

"Maaf ibu Kim, tapi kami akan mengeluarkan Jongin dari sekolah." Ibunya semakin marah saat kepala sekolah Lee berucap seperti itu.

"Aku akan buktikan jika alat itu bukan punyaku. Aku mohon!"

"Tapi bagaimana caramu untuk membuktikannya Kim Jongin?"

"Kita bisa tes di rumah sakit! Aku ini masih perawan bu Lee."

Tokk tokk tokk

Seseorang yang tak Jongin inginkan pun masuk. Oh Sehun. Pria itu datang dengan tampang sok pahlawannya dan menyela pembicaraan diantara ketiga orang tersebut.

"Aku mohon bu Lee, berikan Jongin kesempatan. Ujian universitas akan diadakan minggu depan, itu tandanya waktu kami tinggal sebentar lagi. Dan aku akan pastikan jika hal ini tak akan diketahui oleh orang lain..." ujar Sehun.

"Tuan Sehun?"

"Bibi Kim? Jadi kau ibu Jongin?" Jongin semakin pusing sekarang. Bagaimana bisa Sehun mengenal ibunya?

"Tuan Sehun tidak perlu membela anak ini! Biarkan saja dia dikeluarkan dari sekolah."

"Tapi bayi itu milik ku juga bi. Aku yang menghamili Jongin." Kepala sekolah Lee dan ibu Jongin pun sangat terkejut. Apalagi saat Sehun mengusap lerut datar Jongin.

"Tapi aku tidak hamil Hun! Tidak hamil!"

"Jongin, apa kau sebegitu membenci diriku setelah kejadian itu? Bukankah aku sudah minta maaf waktu itu? Aku juga sudah bilang padamu, jika aku akan bertanggung jawab atas bayi kita."

"Aku tidak hamil! Jika kau masih tidak percaya, mari kita periksa di rumah sakit. Akan aku buktikan jika tidak terjadi apapun malam itu."








Tbc

▪Problems 1.4▪ -Hunkai- EnD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang