Tuan Oh mungkin bisa saja meremehkan anaknya. Namun sudah 4 hari anaknya tidak keluar kamar. Kata pembantunya Sehun tidak pernah keluar kamar, dan setiap kali pintu nya diketuk tidak ada sahutan sama sekali.
Tuan Oh sudah mencoba untuk menggunakan master key untuk membuka kamarnya, namun Sehun ternyata juga mengunci pintu nya dengan kunci manual dari dalam.
Salah satu pembantu menyarankan Tuan Oh untuk mengintip dengan menggunakan kamera drone melewati jendela kamar Sehun, namun jendelanya tertutup tirai.
"Apa aku harus mengabulkan permintaannya?" Monolog tuan Oh. Dan dengan langkah mantap dia pun menyuruh supirnya untuk mengantarnya ke rumah Jongin.
Ibu Kim membelalakkan matanya saat melihat mantan majikannya berada di depan pintu rumahnya.
"Nyonya Kim, bisa saya masuk?"
"Bisa tuan. Silahkan, maaf jika rumah saya tidak sebagus milik anda."
"Tak apa. Kedatanganku kesini adalah untuk membicarakan masalah kedua anak kita. Tak bisakah kau memberikan restu mu pada anakku?"
"Maaf tuan. Tapi saya sudah terlalu hapal dengan sikap buruk anak anda."
"Begini nyonya Kim... Sudah 4 hari ini Sehun tidak keluar makan karena anda menolak hubungannya dengan Jongin." Ibu Jongin tentu tahu bagaimana sifat keras kepala anak itu. Bukan setahun dua tahun dia mengenal anak laki-laki itu, terhitung sudah 10 tahun dia bekerja untuk keluarga Oh, meskipun dia juga baru pertama kali mendengar Sehun bersikap seperti itu hanya karena seorang gadis.
"Tapi tuan.."
"Tolong nyonya. Aku benar-benar takut jika Sehun benar-benar nekat dan mati kelaparan di dalam sana."
"Baiklah kalau begitu, saya akan mengizinkan tuan Sehun untuk mendekati anak saya." Tuan Oh menjabat kedua tangan nyonya Kim sangking bahagianya. Tak lama kemudian Jongin pun pulang.
Dengan raut khawatir sekaligus berseri, tuan Oh segera memboyong Jongin ke rumahnya, tentu saja untuk membujuk sang anak.
Sehun memegangi perutnya. Sial! Ternyata cadangan makanan yang ia simpan di kulkas mininya begitu sedikit dan hanya mampu memberinya asupan selama 2 hari saja, dan dari kemarin lusa dia harus berpuasa dengan hanya minum air putih saja. Itupun tinggal sebotol. Jika sampai besok ayahnya belum juga berhasil membujuk ibu Jongin, maka Sehun akan benar-benar mati kelaparan.
Ingin sih dia keluar kamar dan menyerah, namun saat membayangkan hidupnya tanpa Jongin membuat Sehun kembali menguatkan niat awalnya.
"Kau pasti bisa Oh Sehun!"
Tokk tokk tokk
Sehun memasang telinganya di dekat pintu saat mendengar suara samar sang ayah.
"Buka pintunya Sehun. Ayah sudah berhasil membujuk ibu Jongin."
Sehun berteriak kegirangan saat mendengar seruan samar sang ayah. Dengan wajah sok memelasnya, dia pun keluar dari kamar.
"Sehun?" Suara khawatir Jongin adalah hal pertama yang menyambut Sehun. Dan Sehun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memeluk sang kekasih yang sudah ia peejuangkan selama 4 hari ini.
"Jongin..." berbeda dengan Jongin yang merespon seruan Sehun dengan perasaan khawatir, tuan Oh yang berdiri di belakang Jongin malah memutar bola matanya malas. Dia tak tahu jika si bajingan ini kembali membodohinya.
Wajah Sehun terlalu sehat untuk orang yang tidak makan selama 4 hari. Dan mengapa tuan Oh bisa lupa, jika Sehun memiliki sebuah kulkas mini di bawah nakasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
▪Problems 1.4▪ -Hunkai- EnD ✔
Teen FictionMasalah yang hadir setelah pertemuan Jongin dan Sehun disekolah barunya. gs! Hunkai area! school life! Soon... sequel.