Part 6

5.3K 695 121
                                        

.

.

.

.
.

.

      Kalian tau bagaimana beratnya melangkah dengan berbagai macam tuduhan di pikiranmu??

    Rasanya berat, sangat berat, dan Luhan sedang merasakannya saat ini,,  sebulan sudah Sehun berubah hingga kini Luhan tak dapat lagi menyembunyikan rasa penasarannya,

      Saat ini Luhan sedang meremat dadanya yang terasa berdenyut nyeri saat melihat pemandangan yang di sajikan alam padanya,,  di sana, tak jauh dari tempatnya sosok pendamping hidupnya sedang berjalan bersama seorang namja cantik dan dua putra kembar yang di gandeng dengan posesif oleh pria yang berstatus pasangannya,, 

    Air mata Luhan turun,  dia teringat bagaimana putranya yang tadi pagi menangis karena ingin pergi dengan Sehun ke taman bermain tapi Sehun beralasan sedang ada meeting di Bucheon,,dan saat dia mengikuti Sehun dia justru menemui seorang namja cantik dan pergi bersamanya juga dua anak kembar yang usianya lebih tua dari Ziyu beberapa tahun,,

        " Apa ini alasanmu melupakan aku dan Ziyu?? " gumam Luhan,  dia pergi menyeret langkahnya menjauh dari tempat yang membuat hati dan fikirannya terasa terbakar itu,, 

     " Kenapa kau melakukan ini padaku??  Kenapa kau sangat mudah melukaiku?? "

   Mata Luhan sudah tertutup kabut sekarang,cairan bening yang keluar dari sudut matanya benar benar sangat lancang, cairan yang keluar akibat refleksi rasa sakit yang meremat dadanya itu membuat setiap langkah Luhan semakin berat, dia tak ingin di sakiti lagi,diapun kembali ke rumahnya dan memutuskan untuk melakukan apapun agar bisa mengembalikan kebahagiaannya,, 

     Biarlah dia bersikap egois saat ini,ini semua bukan demi dirinya tapi demi jiwa yang hadir di antara mereka, 

   Dan matahari di siang itu menjadi satu satunya penonton sebuah hati yang telah patah,, sebuah hati yang tercecer dan jatuh di setiap dia melangkah hingga saat dia sampai di rumah potohan hatinya sudah habis dan tak tersisa lagi,, 

.

.

.

.

.

     Luhan tersenyum getir menatap sang putra yang sedang bermain dengan salah seorang maid yang bekerja di rumahnya,  di lihatnya senyum mengembang dari bibir sang putra,  

     Luhan terdiam,  jujur dia merasa sangat lelah saat bayangan Sehun yang sedang berjalan dengan namja cantik dan dua anak kembar itu terus hadir di fikirannya,  jujur dia sangat takut,  dia takut jika harus kehilangan Sehun seperti saat ibunya kehilangan sang ayah,, 

  Dia takut sangat takut,bagi Luhan Sehun adalah dunianya, dulu di mata Luhan dia hanya bisa melihat warna putih dalam kehidupan tapi sejak kehadiran Sehun dia jadi bisa melihat pias pelangi yang indah di setiap langkahnya,, 

      Luhan benar benar ingin memohon agar Sehun kembali seperti dulu dia tak ingin Sehun menghilang,, karena Sehun adalah dunia Luhan yang sesungguhnya,,  Sehun adalah nafas untuk Luhan,  jadi jika memang benar Sehun meninggalkannya dapat di pastikan Luhan lebih memilih mengakhiri hidupnya sendiri dari pada harus hidup tanpa nafasnya,,, 

           Malam beranjak naik,Luhan masih tetap setia duduk di taman belakang rumahnya, menatap bintang yang malam ini tidak begitu menunjukkan eksistensinya,, 

       " ah,,  semua begitu tiba tiba, tapi satu hal yang aku tau jika aku tak bisa menjadi sayapmu saat kau ingin terbang setidaknya ijinkan aku menjadi langit yang akan menjadi tujuanmu saat terbang" Gumam Luhan lirih,  kembali meringkuk menyembunyikan kepalanya di perpotongan kakinya yang dia tekuk,,

Sun and the Moon ( Chanbaek)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang