Faradila yang sudah sedari bosen sekarang tambah penyakitnya. Penyakit ngantuk melanda dirinya. Kalau dia masih duduk dengan Nadya atau Kirana, mungkin kebosenannya akan hilang. Dengan ngrumpi tentang guru killer tapi hati bagai Hello kitty atau pun ngrumpi masalah cogan di sekolahan.
Dan dia sekarang duduk dengan si snowman. Satu hari tanpa berbicara. Dan dia berbicara ketika penting saja. Dasar snowman. Runtuk Faradila dalam hati.
"Loe tuh irit banget bicaranya , emang kuota chatting yang loe pakai?" tanya Faradila blak blakan pada snowman yang sedang menggambar.
"Hm" ucapnya dengan cuek. Faradila pun meruntuki dirinya kenapa harus tanya dengan si Snowman ini. Pasti akan dijawab "hm".
Faradila pun membaringkan wajahnya di meja dan menghadap ke Kiri. Dia tidak mau jika menghadap ke kanan, wajah snowman yang muncul di hadapannya.
Dia melihat Kirana dan Dendy sedang membicarakan sesuatu yang penting. Entah itu apa, karena mereka berbicara dengan sangat pelan. Dari bangku Faradila saja, suara mereka tidak terdengar sama sekali. Padahal jarak bangku mereka kurang lebih hanya berjarak satu meter.
"Gak gak suka bicara sama orang yang belum gue kenal deket" ucapan snowman membuat Faradila reflek menoleh ke kanan. Faradila tidak percaya apa yang dikatakan snowman.
"Rekor terbaru, kalimat panjang dari seorang Randi Ramanda" ucap Ela dan duduk tegak. Tetapi dia masih mengahadap ke Randi.
"Emak lo nyidam apa sih sampe anaknya gak mau bicara?" tanya Faradila lagi
Randi hanya mengedikan bahunya. Melanjutkan menggambar lebih mengasyikan ketimbang harus meladeni cewek cerewet di sampingnya.
Faradila yang merasa diabaikan ikut mencoreti bukunya dengan pola benang kusut. Meliuk liukan penanya di atas lembaran putih sampe satu lembar tertutupi tinta pena.
Sudah bosen dengan kegiatannya tanpa sadar dirinya melihat Kirana dan Dendy keluar bersama. Dia heran. Bukannya duo makhluk itu adalah musuh bebuyutan? Tapi kenapa mereka pergi bersamaan? Apakah Korut dan Korsel sudah berbaikan?
"Tumben Kirana sama Dendy keluar bareng" gumam Faradila yang masih menatap pintu dimana kepergian mereka.
"Jangan sering kepoin urusan orang" Faradila hanya cemberut.
Entah berapa kadar ice yang ada pada tubuh Randi. Membuat Randi menjadi orang yang cuek dan pendiam. Tapi dengan sifatnya yang pendiam, tangannya seperti tangan dewa. Sekali goresan menjadi karya lukis yang sangat menawan. Snowman yang penuh keajaiban.
.....
Misi Kirana dan Dendy mengendap ngendap di balik tembok supaya tidak ketahuan. Bahaya jika sampai mereka berdua ketahuan. Karena yang mereka hadapi adalah orang yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan yang dapat membahayakan hidup Kirana dan Dendy.
"Lihat beberapa menit lagi" gumam Dendy pada Kirana tepat di belakang Kirana.
"Yang Lo maksud siapa?"
"Lo pasti tahu kalau dia datang hari ini"
Tak berapa lama Dendy dan Kirana melihat siswi yang berseragam sama dengan mereka. Sisiwi itu memasuki gudang tua.
"Itukan Ilona?" tanya Kirana memastikan
"Iya, bentar lagi yang berpengaruh akan datang"
Benar kata Dendy. Seorang laki laki yang berperawakan tegap tetapi dilihat sudah memasuki usia 40 tahun ke atas sampai di depan gedung tua itu. Dia melihat kesana kemari seperti mencari sesuatu.
Dendy langsung menarik Kirana supaya mereka tidak ketahuan oleh laki laki itu.
"Aa.. Kaki gue hmmppt-" ucapan Dendy tertahan karena bekapan tangan Kirana.
"Siapa disana?" ucap laki laki itu.
Mendengar gumaman Dendy membuat Kirana harus waspada. Dia tidak ingin ketahuan. Jika ketahuan hancur sudah masa depannya.
"Meeong..." ucap Kirana menyerupai kucing
Laki lakk itu akhirnya masuk ke dalam gudang tua itu. Kirana bernafas lega sambil melirik gudang tua itu.
"Untung gak ketahuan"
Tanpa ia sadari , ia masih menginjak kaki Dendy dan membekap mulut Dendy.
Dendy yang merasakan kesakitan segera menggigit tangan Kirana."Sakit bego" ucapnya pelan dengan mengusap tangannya ke baju Dendy. Karena tangannya sudah ternodai air liur Dendy.
"Salah sendiri pakai injak kaki gue"
"Hehe maaf, kan gak sengaja"
"Maaf maaf. Sama Lo tu pasti kena sial" dengan membayangkan saat dia ketemu Kirana, kesialan datang padanya.
"Alhamdulillah, kesialan gue lo ambil"
Segera ia menjitak kening Kirana
"kembali ke misi"Dendy pergi mendahului Kirana yang mengikuti dari belakang. Saat sampai di kaca gudang bagian belakang, dia segera mengambil ponselnya. Dia merekam kegiatan yang ada di dalam gudang itu.
Kirana yang mendengar saja rasanya ingin muntah. Selesai sudah misi mereka. Dendy segera menarik Kirana karena wajah Kirana sudah seperti zombie. Buru buru Kirana segera ke toilet cewek. Dia memuntahkan isi perutnya. Rasanya sarapan tadi pagi tidak berguna baginya.
Setelah dia membasuh wajahnya, dia keluar dari toilet. Rasanya setelah mendengar dan melihat, nyawanya seperti belum terkumpul.
"Lo gitu aja muntah, gimana malam pertama Lo?" ucap Dendy vulgar dan meremehkan.
Kirana menoleh ke kiri. Ternyata Dendy masih disana. Dia tidak ingin berdebat dengan si Dendy. Karena tenaganya masih belum pulih.
"Beda cerita kalau itu"
"Kita udah rekam. Cuma kalau kita lapor, kita belum punya bukti kuat. Rekaman kita bisa bisa jadi tuduhan bagi kita karena mencemarkan nama baik seseorang. Gimana?" ucap Dendy serius. Kirana sedikit berfikir.
"Kita harus dapet rekaman cctv. Dan pengakuan langsung dari Lona. Supaya guru itu tidak melakukan pelecehan lagi"
"Kita gak bisa langsung lihat cctv"
"Tenang Gue punya koneksi" ucap Kirana bersemangat.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
kelas koplak
HumorBagaimana jika perbedaan menyatukan mereka? Bagaimana problem bisa menyatukan mereka dan juga dapat memecahkan mereka? Tapi satu yang mereka yakini. Bahwa mereka sahabat yang siap menompang satu sama lain.