Dengan rasa bosan Kirana berniat membolos pelajaran terakhir sekalian. Dia sudah tidak mood mendengarkan ocehan guru kimia yang menerangkan ciri khas asam dan basa. Sebagian orang mungkin belum mengerti mengapa dinamakan basa dan asam. Bagi Kirana mudah saja. Jika ia merasakan buah itu masam bisa dibilang dia Asam. Kalau buah itu tak ada rasa manisnya anggap aja busuk. Eeh Basa. Prinsip yang simple bagi seorang Kirana.
Samar samar dia mendengar suara saat akan melewati gudang tua di sekolahnya itu. Semakin ia pelankan suara langkah kakinya, suara itu semakin jelas. Kirana yang penasaran mulai mendekati gudang tua itu.
"Sshhh...aaaahhh...."
Seperti suara wanita. Dia berhenti tepat di depan tembok gudang itu. Dia tidak mau jika di depan pintu beresiko besar ketahuannya.
"Hikss...ahhh...ssstt"
Desahan itu membuat tubuh Kirana menengang. Entah apa yang ada di dalam sana. Seperti suara wanita yang sedang menangis tetapi desahan mengiringi isakan tangisnya.
Entah kenapa, di gudang ini ada yang gak bener. Batin Kirana
Tanpa Kirana sadari, mulut Kirana sudah dibekap oleh seseorang dan ada tangan yang bertengger di perutnya yang berusaha menarik Kirana untuk mengikuti orang itu. Kirana berontak. Tetapi dia masih belum bisa melepaskan dirinya dari orang yang menyeretnya.
"Hmmmppptt" Kirana merasa dirinya semakin jauh dari gudang itu.
Sebuah ide terlintas di otak cantiknya. Dia segera menggigit tangan tersangka pembekapan dirinya.
"Aaa...." orang itu segera melepaskan bekapannya pada Kirana dan melepaskan dekapan pada tubuh Kirana.
Kirana segera berbalik menatap siapa pelakunya. Dia membuka mulutnya merasa bersalah sudah menggigit tangan orang itu.
"Loh Dendeng , loe gak pa-pa kan" ucap Kirana merasa bersalah
"Sakit bego" dengan masih mengaduh kesakitan
"Salah sendiri nyeret orang sembarangan. Ya gue kira loe penculik yang mau jual gue" ucap Kirana yang berekspektasi sendiri
Dendy malah tersenyum kecut menanggapi ucapan Kirana.
"Siapa yang mau nyulik elo? Udah cebol kalau dijual pun juga om-om gak mau"
"Iiih , loe kok ngeselin ya"
"Yang ngeselin itu elo, main gigit-gigit aja"
"Iya iya maaf" ucap Kirana mengalah. Dan dia tak sengaja melihat tangan Dendy yang mengeluarkan darah. Mungkin luka yang kemarin ia obatin masih belum kering. Dan lagi mungkin karena terjatuh, luka itu kembali terbuka.
"Den lo beneran gak pa-pa?" tanya Kirana. Walaupun sebenci bencinya dengan Dendy tapi dia merasa Dendy adalah temannya.
"Gak pa-pa. Gigitan lo gak kayak macan juga" dengan menatap Kirana yang sudah memutar bola matanya.
"Ikut gue" ucap Kirana.
"Enggak , nanti elo apa-apain gue. Gue masih suci Kir. Jangan hina gue" nada Dendy membuat Kirana mual.
"Najis"
"Kemana?"
"Ke meikarta" ucap Kirana dibuat-buat seperti dia adalah sponsor brand terkenal itu.
"Yaudah ayok" dengan Dendy berjalan duluan. Meninggalkan Kirana yang masih cengo. Yang ngajak siapa yang ditinggal siapa.
"Untung gue bukan malaikat maut, kalau iya gue bunuh tu orang"
........
"Iihh... Pelan pelan Kir"
"Iya sabar Den, ini juga gue sentuh pelan"
KAMU SEDANG MEMBACA
kelas koplak
HumorBagaimana jika perbedaan menyatukan mereka? Bagaimana problem bisa menyatukan mereka dan juga dapat memecahkan mereka? Tapi satu yang mereka yakini. Bahwa mereka sahabat yang siap menompang satu sama lain.