Kirana menatap tumpukan proposalnya yang harus selesai besok. Proposal pengajuan kegiatan PMR dan pendakian bersama PALA. Menscroll ke bawah dan ke atas untuk menyeleksi tiap kata jika terdapat kesalahan pengetikan.
Bisa berbahaya jika satu kata salah. Mengulang dari awal dan proposal tidak akan disetujui. Seperti di tolak mertua yang lagi PMS. Mata lasernya selalu mengamati gerak gerik yang kita lakukan. Dan satu kalimat yang membuat nyali kita ciut.
Sebuah minuman kaleng berwarna putih dengan cap beruang, beriklankan naga putih, dan berisi susu sapi terletak di depannya. Dengan seonggok manusia yang membuatnya ingin naik pitam. Dendy di depan Kirana dengan santainya dia meminum kaleng tersebut.
Dengan wajah songongnya membuat Kirana ingin menampol wajah Dendy. Sebuah penghapus kecil mendarat tepat di wajah Dendy. Membuat Dendy menghentikan minumnya dan memandang pada orang yang menjadi tersangka. Sedangkan si pelaku masih terfokus pada laptopnya.
"Salah gue apalagi nih?" Ucap Dendy menatap Kirana yang tak beralih dari laptop kesayangan. Sibuk memperbaiki kata dan ejaannya.
Kirana hanya mengedikan bahunya. Tanda ia acuh dengan kegiatan Dendy mengintrogasi dirinya.
"Gak apa-apa"
"Emang sih wajah ganteng seperti gue banyak yang naksir" Kirana hanya memutar bola matanya dengan jengah. Mengiyakan ucapan Dendy adalah musibah baginya. Dan berefek samping bisa terkena diare disertai gatal gatal. Apalagi kelaparan jika tidak sarapan. Jadi jangan pernah mengiyakan ucapan Dendy.
"Wajah ganteng? Wajah-wajah pengen nampol iya" Dendy melotot. Dan Kirana masih tetap fokus pada laptopnya.
"Sehari gak ribut kenapa sih?" Ucap Dirgantara dengan membawa beberapa berkas yang mungkin Kirana butuhkan. Ketua PALA yang baik dan bertanggung jawab mah seperti ini. Ya, sekarang Kirana berada di camp milik anggota PALA. Menyusun proposal kegiatan pendakian, namun wifi juga menunjang Kirana untuk mengerjakan proposal di sini. Karena di UKS tidak tersedia wifi. Melainkan obat-obatan yang ada.
"Dia nih yang mulai duluan" jawab Dendy dengan menunjuk nunjuk Kirana. Kirana melotot. Dan memeletkan lidahnya.
"Dan lo bisa gak ngalah sedikit sama wanita?" Ucap Faradila yang datang dengan membawa kresek kecil. Dengan anggun dia duduk di sebelah Kirana.
"Dia bukan wanita ya" ucap Dendy
"Apa?" Geram Kirana yang sudah terpancing emosi.
"Udah, jangan berantem mulu. Lo berantem udah kayak kucing sama tikus. Btw lo bawa apa La?" Tanya Dirgantara menengahi. Dan melirik apa yang Faradila bawa.
"Nih gorengan untuk kalian , lagian kalian gak istirahat makanya gue bawain gorengan buat ganjal perut" dengan tersenyum anggun. Senyuman yang membuat Dirgantara juga ikut tersenyum.
"Thanks ya far, Lo emang perngertian banget" ucap Dirgantara yang membuat Faradila seperti tomat busuk. Eh , tomat matang.
Suasana menjadi hening. Kirana dan Dendy melirik ke kanan dan ke kiri. Melihat pasangan yang baru merasakan curi curi pandang.
"Ekhem" Dehem Dendy membuat putusnya padangan antara Dirgantara dan Faradila. Mereka berdua salah tingkah.
"Eating time" ucap Kirana dan memakan salah satu gorengan yang dibawakan Faradila.
"Gak sopan banget sih lo, Dila yang bawa lo yang makan"
"Biarin, dia juga gak masalah"
"Tapi-......."
"....." Dan mereka melanjutkan perdebatan mereka. Padahal jika salah satu diantara mereka tidak ada , mereka saling mencari satu sama lain.
Faradila masih membayangkan padangannya bersama Dirgantara. Padangan yang membuat cewek seantero SMAPA mulmet. Dan pandangan dan senyuman itu untuknya hari ini. Betapa bahagianya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
kelas koplak
HumorBagaimana jika perbedaan menyatukan mereka? Bagaimana problem bisa menyatukan mereka dan juga dapat memecahkan mereka? Tapi satu yang mereka yakini. Bahwa mereka sahabat yang siap menompang satu sama lain.