Mereka berlima berkumpul dengan mengatur strategi untuk memberikan kejutan kepada Nesya. Yah , besok adalah ulang tahun Nesya. Walaupun undangan sudah tersebar tetapi mereka ingin mengadakan kemeriahan pesta untuk sahabatnya. Faradila, Nadya, Frizka, Safira dan Anindita sedang mengatur buged hadiah untuk Nesya.
"Kirana mana?" Tanya Safira
"Lima menit lagi dia ke kelas" ucap Dendy dan beranjak pergi menenteng tasnya. Mereka berlima terheran. Entah apa yang terpikirkan di dalam otak mereka. Dendy dan Kirana adalah musuh bebuyutan, kenapa Dendy bisa tahu keberadaan Kirana.
Setelah Dendy pergi dari kelas, menyisakan mereka berlima dan satu atau dua cowok yang masih di kelas. Tetapi mereka tidak ingin tahu apa yang direncanakan oleh para cewek. Dan mereka juga tidak ingin tahu sebenarnya.
"Dendy mana?" Tanya Kirana menghampiri mereka berlima dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
"Baru aja keluar. Kenapa?" Jawab Anindita
"Dia gak bawa tas gue kan?"
"Enggak Kir, noh tas Lo masih ngakar di bangku tu" ucap Safira dengan menunjuk bangku Kirana.
"Alhamdulillah" Kirana pun terduduk dan memandang teman teman yang lainnya. Kenapa mereka berkumpul disini? Apa ada sesuatu yang terjadi? Batin Kirana.
"Kalian ngapain ngumpul disini?"
"Lo pasti lupa. Kebiasaan banget sih lo" ucap Anindita dengan nada ketus. Sejujurnya Kirana tidak tahu apa-apa tentang masalah apa yang mereka bicarakan. Tetapi kenapa Kirana salah?
"Ultah sahabat aja lo masak lupa" Safira menambahi ucapan Anindita
"Emang siapa yang ultah?" Tanya Kirana yang memang benar benar tidak tahu apa yang dibicarakan.
"Siapa lagi kalau bukan Nesya. Ultah sahabat aja lupa. Gimana persahabatan kita nanti"
Pernyataan Safira menancap di dalam hati Kirana. Dia diam. Dia tidak ingin memicu pertengkar dengan sahabatnya. Kirana akui bahwa dia sangat pelupa dengan ulang tahun sahabatnya sendiri. Karena Kirana selalu menyepelekan hal-hal kecil. Sifat yang sangat mendalam dalam diri Kirana. Tetapi apakah cuma hari ulang tahun bisa memecahkan persahabat mereka?
Rasanya Kirana benar benar ingin tertawa. Melihat tingkah mereka, rasnya lucu. Hal kecil bisa menjadi besar. Bukan hal besar menjadi kecil.
.........
Capek menderai tubuh Kirana. Setelah pertemuan dengan sahabatnya yang berakhir debat, tetapi Kirana malah meninggalkan sahabatnya terlebih dahulu. Cuma gara-gara pakaian yang akan digunakan di pesta Nesya, mereka semua bertengkar. Dengan hati yang agak dongkol Kirana memilih pulang terlebih dahulu.
Kirana menatap undangan ultah Nesya. Diangkatnya tinggi-tinggi. Melihat tulisan yang sangat mewah membuat undangan itu semakin terlihat mahal.
Drrrtt......
Nesya
Datang ya Kir, jangan gak datangPesan dari Nesya Kirana abaikan. Dia meremas undangan itu. Masa bodoh dengan harga undangan yang mahal. Gara gara ulang tahun aja Kirana harus debat dengan Safira.
Kirana akui memang dia tidak suka pesta. Jadinya, Kirana tidak ingat sama sekali hari ulang tahun para sahabatnya. Dia teringat sesuatu yang lebih penting.
Kirana bangkit dari kasur tercintanya. Dia segera membuka tas ransel yang seharusnya terdapat hal yang sangat penting. Dicarinya tidak ada. Hanya buku buku pelajaran hari ini saja. Seketika Kirana mengingat siapa pelakunya.
Ponsel yang tergeletak di tempat belajarnya diambil. Dengan cepat Kirana segera memecet tombol hijau. Suara tunggu terdengar sangat jelas. Dengan panik dia mondar mandir di dalam kamar. Tetapi saat dia melihat gelangnya, kunci itu masih ada di tangannya. Dia sangat lega, tinggal satu misinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kelas koplak
HumorBagaimana jika perbedaan menyatukan mereka? Bagaimana problem bisa menyatukan mereka dan juga dapat memecahkan mereka? Tapi satu yang mereka yakini. Bahwa mereka sahabat yang siap menompang satu sama lain.