EMPAT BELAS

7.1K 602 174
                                    

WARNING: THIS CHAPTER STILL FORBIDDEN FOR READERS BELOW 17.

p.s. please don't bury me.

****


                Nataya bisa gila.

Setelah urusannya di kamar mandi, ia akhirnya bisa tertidur menyusul Embun. Perempuan itu sudah bergelung dengan selimut di kamarnya tanpa membagi barang sehelai. Otomatis Nataya menarik paksa selimut itu dan memeluk kembali Embun yang tertidur, dan perempuan itu dengan penuh percaya diri bahkan dibawah alam sadarnya langsung menggelayut pada tubuh Nataya.

And he had a wet dream.

Masih terlalu pagi untuk bangun, ini baru jam 6 pagi dan mereka akan melakukan penerbangan siang hari karena lusa adalah hari pernikahan Kalya dan Kala. Nataya kembali harus berurusan dengan kamar mandi. Gila. Nata ingin mengamuk pada dirinya sendiri yang merespon berlebihan seperti ini pada Embun.

Ia dengan susah payah kembali ke dalam kamar mandi.

****

Embun terbangun karena kehausan. Ia segera mengambil air minum di meja sebelah tempat tidur dan menyadari Nataya tidak ada disana. Embun segera membuka lemari pria itu, mencari celana rumahan yang bisa Embun pakai karena ia terlalu malu.

"Hng..Bun.." suara itu begitu familiar di telingan Embun.

Ia mendekatkan tubuhnya, merasa sumber suara berasal dari kamar mandi. Dan suara itu benar saja berasal dari sana. Itu suara Nataya dan Embun merasa bersalah mendengar rintihan pria itu.

"Nat? Kamu lagi apa?"

Suara flush toilet yang ditekan tiba-tiba terdengar. "Hah.. a-ada ap-apa Bun?" jawab pria itu tersenggal.

Embun tanpa sengaja mendorong pintu kamar mandi yang ternyata lupa dikunci, hanya untuk melihat Nataya terduduk di atas kloset sedirian, dengan wajahnya yang memerah.

"Kamu.. ngapain?" tanya Embun pelan.

"Bun.. maaf... tapi tolong.. tutup pintunya... kamu jangan kesini." Lirih Nataya memohon.

Embun dengan tanpa berpikir apa-apa justru malah mendekati pria itu. Menarik kedua tangan Nataya dan membawa pria itu keluar dari kamar mandi. Nataya ingin mengamuk pada Embun yang tidak mengerti kondisinya. He has nothing covered, and damn his thing still stand tall, feels like mocking him.

Just by second he went shocked by the girl in front of him. She kisses him again, all over his body, leaving a verily wet kiss on his tummy making him even more desperate.

Her kisses went down, moving around his hip. She push him so he lays on the bed, but his hands support him, trying to see what she's going to do, curious but amazed by his girl. And she kisses his damned hard thing. "Hhhh...Embun... kamu.."

"This is hurt, kan? Aku cuma mau bantu."

And she did that. She let his come in to her mouth, making sure she helps him getting his pleasure. Thrusting it inside her mouth. Making him shiver.

He holds himself when the fact he badly want to grab her head and help her to go faster. This is already beyond his imagination, having her stimulating his release. In his eyes filled with clouds, Embun looks so beautiful. She is struggling by his thing inside her mouth but doesn't want to disappointed. She began to do it faster, making him moan even crazier.

Constellation of AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang