DUA PULUH DUA

7.3K 549 137
                                    

WARNING: IMPLICIT MATURE CONTENT

****

                A month with you feels like yesterday. I keep waking up to even bigger feeling growing for you.

Jika kalian bertanya-tanya apa yang berubah setelah Nataya dan Embun menikah, tidak ada. Oke, kecuali kenyataan bahwa Embun sebenarnya lebih sering meminta hal-hal yang sebenarnya menguntungkan Nata. Seperti malam ini, this is already their 3rd round. If you know what I mean. Nataya hanya bisa memandangi dan mengagumi wajah Embun yang sudah penuh keringat dihadapannya. She's on top of him and he doesn't care how, where, as long as it's her, he likes it.

Embun dan Nataya benar-benar tinggal di rumah Embun. Menyulap kamar Embun menjadi kamar mereka berdua dan menyulap kamar bekas Kalya menjadi perpustakaan dan ruang kerja mereka berdua. Ketika Nataya malas ke kantor dan Embun mengerjakan pekerjaannya sebagai penerjemah, mereka berdua akan menghabiskan waktu berlama-lama disana. Oh ya, keduanya juga bekerja. Embun kembali ke sekolah bulan depan. Saat ini ia hanya bekerja lewat layar monitor saja.

"Peluk.." keluh Embun setelah ia dan Nataya menyelesaikan nya. Releasing their climax for so many times tonight.

"Hmm.." jawab Nata menggumam dan langsung memeluk tubuh Embun yang sama-sama lengket seperti tubuhnya.

"Besok bangun siang gak apa-apa ya?" tanya Embun memutarkan kepalanya ke hadapan Nata.

Nataya mengangguk kemudian mengecup bibir Embun sekilas. "Boleh. Besok gak usah kemana-mana, kita siap-siap ke Wina."

Embun kali ini yang mengangguk. Ya, jadi visa mereka untuk pergi ke Wina akhirnya selesai seminggu yang lalu, dan lusa keduanya akan berangkat ke Wina. Mengabulkan keinginan Embun dan merayakan ulang tahun Nataya.

"Nata mau punya anak berapa?" tanya Embun sambil terkantuk-kantuk.

Oh ya, Embun paling suka begini, mengobrol kesana-kemari bersama Nata sampai ia tiba-tiba ketiduran. Menyenagkan tidur ditemani suara Nataya yang mendengung karena telinga Embun menempel ke dada pria itu.

"Hmm.. dua aja tapi bikinnya sering hehehe.."

Embun memukul pelan dada Nataya. "Maunya kamu itu mah!"

"Hahahaha akhir-akhir ini siapa coba yang minta duluan?"

"Gak tau tuh!" jawab Embun ketus.

Nataya hanya mengelus rambut Embun. Membiarkan istrinya itu tertidur lebih dulu darinya. Tapi HP nya tiba-tiba berdering. Chat dari Kala yang membuatnya tersenyum lebar kemudian segera mengetikan balasan.

"Chat sama siapa sih malem-malem?" keluh Embun.

"Sama selingkuhan hehehe."

"Gila kamu!"

"Nih baca nih.." lanjut Nataya menyodorkan HP nya pada Embun.

Embun terdiam membaca chat dari Kala kepada Nata. Ia langsung mencari-cari HP nya sendiri dan memencet tombol video call di group chat nya bersama Kalya dan Irish.

"Waduh gue tau sih lo baru nikah Bun tapi gak usah pamer." Jawab Irish sambil mengantuk. Iya Embun lupa dan ia langsung buru-buru menaikkan selimutnya sampai menyentuh dagunya. Nataya disebelahnya hanya terkekeh mendengar celetukan Irish. Ia juga sibuk menghubungi teman-temannya itu.

"Ada apa Bun?" tanya Kalya yang sudah berbaring.

"Lo hamil Kal?" tanya Embun tiba-tiba.

"Hehehehehe.. Padahal baru mau gue kabarin besok." Jawab Kalya malu.

Constellation of AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang