Final Rest

2.2K 275 13
                                    

"Sakura?"

"Ugh!" Sakura memejamkan kembali matanya saat dirinya merasakan pusing ketika membuka mata. Ia terpejam beberapa detik sebelum membukanya secara perlahan, "Manda? Kau di sini?"

"Aoda merasakan sesuatu sedang terjadi padamu. Jadi aku memutuskan untuk menemuimu."

"Aoda yang menyuruhmu?" Sakura berusaha untuk berdiri.

Manda menatapnya datar, setelahnya kembali berkata dengan kata-kata yang hanya bisa dimengerti oleh beberapa orang saja, "Atas keinginanku sendiri. Aku tidak bisa membuat Aoda di dalam bahaya lagi."

Sakura tersenyum seraya berpegangan pada batang pohon, "Kau ayah yang baik," ucapnya dan mencoba melangkah meski jalannya tidak lurus karena ia merasa dunia sedang berputar.

"Kau mau ke mana?"

Manda mengikuti langkah Sakura yang terseok-seok. Sesekali Sakura berhenti dan memejamkan mata berharap rasa pusingnya segera hilang.

"Aku akan ke perbatasan."

Manda masih mengkuti langkah Sakura yang tidak seimbang seperti orang yang terlalu banyak mengonsumsi alkohol. Manda bisa saja menawarkan bantuan pada Sakura agar menaiki tubuhnya, tapi dia tidak terlalu akrap dengan Sakura dan sempat beberapa kali marah pada gadis itu karena Sakura sempat membahayakan nyawa Aoda. Memang bukan kesalahan Sakura, Aoda lah yang dengan suka rela menjadi temeng untuk melindungi Sakura, tapi setelahnya Aoda terluka parah dan Manda begitu marah.

Manda menimbang-nimbang. Apakah ia membantu Sakura atau dibiarkan saja. Tapi jika Sakura terluka sedangkan dirinya dapat membantu, Aoda akan marah padanya mengingat bagaimana dekatnya Aoda dengan Sakura sejak mereka kecil.

"Naiklah! Aku akan mengantarmu," Manda merendahkan kepalanya agar Sakura dapat menaiki tubuhnya.

Sakura menggeleng dengan senyum kecil di wajah pucatnya, "Tidak. Aku tidak bisa membuatmu dalam bahaya, Aoda akan sangat sedih jika kau terluka."

Manda masih menatapnya datar. Ia sendiri tidak terlalu memusingkan apa yang terjadi pada Sakura, karena Sakura bukan tuannya. Tapi, sikap Aoda yang sangat gelisah membuat perasaannya tidak nyaman dan tergerak ingin membantu.

"Jika sesuatu terjadi padamu dan aku tidak menolongmu meski aku bisa. Aoda dan Tayuya beserta ibumu mungkin akan membenciku selamanya," ucap Manda dengan tenang. Tidak ada emosi apapun yang tergambar di wajah dan matanya yang menatap kosong.

Sakura merunduk, "Jika sesuatu terjadi padamu, maka aku akan berada di dalam penyesalan seumur hidupku."

Sakura tau betapa Tayuya sangat menyayangi Manda dibanding dengan peliharaannya yang lain. Manda seakan menjadi pemimpin yang mengatur seluruh peliharaan Tayuya yang ada di dalam hutan. Manda juga sering menjadi mata-mata untuk Tayuya jika diperlukan.

Sakura menghela nafas panjang dan kembali berjalan pelan menuju perbatasan.

"Naiklah! Aku berjanji hanya akan mengantarmu dan pergi tanpa mencampuri urusanmu,"

Sakura terdiam cukup lama. Sebenarnya penawaran yang Manda tawarkan cukup menguntungkan baginya karena dirinya bisa menghemat waktu untuk kembali ke perbatasan. Sakura tersenyum.

"Baiklah!"

Sakura menaiki tubuh Manda. Baru kali ini dan rasanya begitu gugup. Berbeda rasanya ketika dia menaiki Aoda yang notabene sudah berteman dengannya sejak kecil, rasanya biasa saja dan tidak canggung seperti ini.

Sakura memusatkan energi tenaga dalamnya pada kakinya agar tidak jatuh saat Manda mulai membawa tubuhnya dengan cepat.

Manda membawa tubuh Sakura meliuk-liuk di antara pohon-pohon besar. Angin berhembus dengan kencang dan daun-daun berjatuhan saat dirinya melewati beberapa pohon yang rantingnya menyentuh bagian tubuhnya.

My Army (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang