"Sedang apa kau di sini?"
Kizashi mengernyit mendengar nada bicara Mebuki yang ketus dan dingin.
"Baru saja kembali dari makam adikku. Ada yang salah?"
Mebuki mendengkus memalingkan wajahnya. Ia berdiri dan meninggalkan beberapa lembar uang di atas meja.
"Kau mau ke mana?"
"Bukan urusanmu!" ketusnya. Ia berjalan menjauh dengan langkah yang lebar. Ia masih kesal dengan pria itu karena sudah melukai Tayuya. Ia tidak mudah memaafkan pria itu.
Kizashi mengikuti, sedangkan Jugo tetap duduk santai sambil menikmati hidangannya yang baru datang. Mengacuhkan Kizashi yang mulai beranjak menjauhi kedai demi mengejar Mebuki.
"Tunggu, Mebuki. Aku ingin bicara!"
Kizashi menggapai lengan wanita itu. Ia menahan dan membalik tubuh wanita itu menghadapnya. Memegang erat dua pundaknya.
"Kau marah padaku?"
"Menurutmu?!" tanya wanita itu balik.
Pria itu menghela nafas. Wanita itu tidak mau memandangnya seakan dia adalah seseorang yang buruk rupa sehingga sangat tidak baik untuk dipandang mata. Ia mencengkram lebih erat pundak itu tanpa sadar menyebabkan wanita itu meringis dan menepis tangannya.
"Apa maumu, hah?!"
Kizashi menarik Mebuki menjauh dari keramaian. Ia membawa wanita itu menuju gazebo yang ada di pinggir sungai kecil.
"Aku ingin minta maaf perihal Tayuya. Bagaimana keadaannya?"
"Tidak tau!" sahutnya masih dengan nada ketus.
"Tidak tau bagaimana?" pria itu mengkerutkan dahinya dalam.
"Aku baru saja kembali dari Konoha, jadi tidak tau bagaimana keadaannya sekarang."
Kizashi menoleh cepat. Ia menyelami ekspresi wanita di sebelahnya, mencari-cari adakah kebohongan yang ia lontarkan. Wanita itu berwajah masam seperti awal pertemuan tadi, "Untuk apa kau ke Konoha? Menemui pria itu?" rahangnya mengetat.
"Bukan. Hanzo membuat masalah. Dia menculik putriku." entah kenapa rasanya sedikit, yeah ... Sedikit rasa hangat masuk ke celah hatinya. Nada pria itu seakan tidak suka saat menyebut pria lain.
Kizashi terlonjak dari duduknya. Ia menatap Mebuki dalam, "Sakura? Bagaimana bisa?" sedikit rasa cemas dari suaranya membuat Mebuki tidak yakin apakah pria itu benar-benar mengkhawatirkan putrinya.
"Dia hanya ingin memancingku."
Pria itu mengamati keadaan wanita di sampingnya. Mungkin ada luka parah atau apapunlah itu. Hanzo bukan pria yang sembarangan maskipun si ahli pembuat racun ini melawannya sendiri, ia tidak terlalu yakin wanita ini akan bertahan dan mampu mengalahkan pria picik itu.
"Apa yang kau lihat?!" bentaknya. Jadi kesal sendiri dengan tatapan pria itu yang menjalari seluruh tubuhnya bagai pria mesum.
"Ck. Jangan galak-galak. Tidak bisakah kau berbicara lembut padaku?"
"Cih!" decih wanita itu, sementara Kizashi hanya bisa menghela nafas.
Sebenarnya ia ingin berbicara lebih banyak lagi dengan wanita itu, namun ada beberapa pekerjaan yang menantinya. Ia harus mencari keberadaan Danzo dan juga satu anak buahnya yang hilang, Suigetsu. Ia akan pergi ke Konoha karena mendapat kabar dari mata-matanya bahwa mereka masih berada di Konoha mengingat seluruh akses jalur udara, darat maupun laut telah diperketat untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.
"Sebenarnya aku ingin mengunjungi Tayuya."
Mebuki mendecih menatap tajam pada pria di sebelahnya, "Untuk apa? Menyakitinya lagi?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Army (Complete)
Fantasy__cerita keenam__ Cinta tak dapat ditebak kapan datangnya, dan hati tak bisa memilih kepada siapa dia jatuh cinta. Semua berawal dari kerusuhan itu, yang membawa sang Dara ke pelukan sang Penjaga.