Part 4

58 4 1
                                    

Menanggung beban menyukai seseorang itu berat, perlu tenaga yang kuat dan mental baja. Harus siap menghadapi hal-hal tertentu termasuk dipermalukan oleh diri sendiri.
~The Perfect Day~


Setelah menghabiskan waktu sekitar 9 jam di sekolah, Ralline kembali ke rumahnya dengan keadaan lesu, ia masih memikirkan kejadian disekolah tadi.

"Assalamualaikum" ucap Ralline

"Wa'alaikumsalam" jawab seseorang perempuan yang sudah berumur 45 tahun lebih.

"Ralline pulang mah" Ralline langsung meletakan tas nya di sofa dan mencium tangan sang mamah.

"Kamu ganti baju dulu ya habis itu kamu langsung turun kita makan sama-sama" ucap Marina,Sang mamah.

"Ralline cuman mau ganti baju doang mah, soalnya Rallinemasih ada tugas yang harus dikerjain sekarang"

"Yaudah kamu ganti baju sana, tapi nanti pas ngerjain tugas harus sempet cari makan"

"Siap komandan, Ralline ke atas dulu ya mah" sebelum Ralline ke kamarnya, ia sempat mencium pipi sang mamah yang membuat Marina terkekeh. Menurut Marina walaupun Ralline sudah berumur tujuh belas tahun tapi tetap saja baginya Ralline adalah putri kecilnya yang sangat manja.



Ralline telah sampai di gerbang sekolahnya lalu menengok ke arah jam tangan yang ia pakai, 17. 15 mampus! . Ralline cepat-cepat membayar gojeknya dan tidak lupa mengucapkan terimakasih lalu langsung berlari menuju lapangan sekolahnya.

Avif masih memantulkan bola basketnya sambil menunggu seseorang yang sedari tadi belum menampakkan dirinya.

"Avif!" Panggil seseorang, Avif menengok dan melihat Ralline sedang berdiri ngos-ngosan.

"Lo dari mana aja Ra"

"Uhuk,uhuk, sorry Vif gue tadi habis di kerjain Abang gue, pas otw kesini dia nelpon minta ambilin tugas di rumah temennya, gak tau nya temennya kagak ada dirumah, mana tuh rumah jauh banget" kesel Ralline  membuat Avif tersenyum.

"Kok lo senyum sih Vif, Bantuin gue kek, kasih minum apa"

"Oke-oke kalau lo haus,lo ambil aja tuh minum di kardus, gue mau manggil anak-anak dulu" Avif pergi meninggalkan Ralline sendiri, yang langsung mengambil aqu*a di pinggir lapangan.

Begitu melihat rombongan Avif, Rangga  dan kawan-kawannya menuju lapangan, Ralline bersiap mengeluarkan kameranya dari tas.

"Ra gue nungguin lo dateng berasa nungguin doi peka, lamanya minta ampun" ucap Rangga sambil menghampiri Ralline.

"Sok lo ngomong lama, ini juga kan tugas kelompok lo, lo yang ketua lo yang ditugasin, gue yang ribet sana sini"  Rangga menyengir menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaelah Ra gue kan cowok, lo juga kan tau gue wakil ketua di tim basket, Kalau misalnya gue kerjain tugas penjas ,yang ngelatih anak-anak siapa, emangnya lo mau pas pertandingan minggu depan sekolah kita kalah karena gue gak Bantuin anak-anak?"

"Apaan, emangnya lo doang yang senior disini, Avif yang ketua aja gak sesibuk lo kok,terus juga masih ada Bobby sama yang laennya , emang dasarnya lo males" sebenarnya Ralline ingin sekali menendang kaki cowok yang ada di depannya saat ini, namun ia urungkan.

A Perfect Day (Asslamualaikum Cinta) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang