11.

277 18 2
                                    

Bugh!!

Sesuatu menimpa wajah Nathan. Dengan geram ia bangkit dari sofa dan mencari si pelaku.

"Boneka Tayo?! Pasti kerjaan kak Anna!" dengus Nathan saat melihat apa yang menimpanya.

"Bukan dari Anna, tapi dari oom." sela sebuah suara.

Nathan menatap orang yang ia asumsikan mampu membuat kakak manisnya menjadi childish.

Dengan malas Nathan melempar boneka itu sembarangan. Nathaniel tengah mengejeknya atau apa?

"Aww ... Nathan! Lihat-lihat dong." protes Anna sambil memegang boneka Tayo yang sempat mengenai dahinya.

"Maaf kak. Eng? Kakak mau kemana?" tanya Nathan saat melihat Anna memakai short dress berwarna soft blue.

"Hm? Kakak mau ketemu sama Alcio." jawab Anna santai.

"Sama kak Alcio??" tanya Nathan dengan wajah aneh. Ia paling enggan jika di suruh memanggil Alcio dengan sebutan 'kakak'.

"Iya. Ada bisnis." jawab Anna kalem.

"Mau oom antar?" tawar Nathaniel.

Nathan mencium bau-bau orang modus sambil menatap Nathaniel curiga. Sementara Anna tergelak melihat ekspresi Nathan.

"Boleh." jawab Anna sambil mendekati Nathaniel.

"Nathan juga ikut!" protes Nathan.

"Iya, sana ganti baju." jawab Anna.

Nathan menggeleng. Ia melompati sofa dan merangkul Anna dari belakang.

"Nggak mau! Sekarang aja ya." pinta Nathan.

Anna mengusap lengan Nathan dan mengangguk. Ia sudah terlambat dan menuruti permintaan Nathan akan mempercepat keberangkatannya.

"Yey!!" seru Nathan.

Anna salah. Sepertinya menerima tawaran Nathaniel dan membiarkan Nathan ikut adalah keputusan yang salah, keduanya salah. Kenapa ia sempat berpikir untuk mendekatkan kedua laki-laki yang sama-sama bernama 'Nathan' itu?

"Stop! Menepi oom, Anna turun di situ aja." pinta Anna sambil menunjuk sebuah bangunan mewah yang merupakan sebuah cafe.

"Monacafe? Kebetulan oom juga mau ke sana." ujar Nathaniel sambil melepas seat beltnya dan turun dari mobil.

Nathan dan Anna menatap Nathaniel aneh. Kenapa tiba-tiba begitu? Bukankah tadi beliau berkata ingin kembali ke kantor? Orang kaya bebas mau ngapain, itu kata Nathaniel saat Nathan bertanya alasannya.

"Jangan ajarkan kata-kata itu pada adikku. Tak ada yang benar-benar bebas! Semua terikat pada peraturan." tegas Anna sambil memesan makanan. Alcio akan terlambat karena harus mengantar Zarra kerja.

"Maaf aku terlambat."

Nathan dan Nathaniel menatap Alcio dan mengangguk, sementara Anna tetap acuh dengan menu ditangannya.

"Hei, Anna." sapa Alcio tanpa peduli dengan dua pria di depan dan disamping Anna.

"To the point saja." sahut Anna tak peduli sapaan Alcio. Cuma mantan kok, jadi biasa aja. Itu yang Anna rasakan.

"Kau tak berubah Anna." sindir Alcio sambil duduk di depan Nathan.

"Kenapa ada mereka?" tanya Alcio bingung.

"Bukan urusanmu." jawab Anna sambil meletakkan buku menu. Ia tak tertarik memesan makanan, padahal ada weatres disampingnya yang dari tadi berharap-harap cemas. Kakinya sudah pegal, ngomong-ngomong.

Jonathan Reyva Zaxiusz [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang