16.

214 12 0
                                    

"Oddy sayang. Kapan dateng?" sapa Anna saat melihat Devi, Gill, dan Odete yang berada digendongan Devi.

"Kamu kapan bawa Nathan sama Lean pulang?!" sindir Raka seraya mendekati Anna dan merangkul pundak Anna.

Anna mendengus kesal. Kenapa sih mereka tak bisa melihat apa yang ia lihat dari Nathan dan Lean?

"Sudahlah, abang. Anna udah bisa belokin cita-cita Lean, sekarang tinggal cita-cita Nathan aja yang belum Anna belokin." bisik Anna pada Raka.

"Emang apa cita-cita Lean?" bisik Raka.

"Kenapa jadi bisik-bisik?" tanya Devi bingung.

Raka dan Anna kembali menjaga jarak. Raka batuk beberapa kali untuk menyembunyikan rasa malunya.

Devi dan Gill pun tak mau ambil pusing dan memilih untuk masuk ke dalam mansion.

"Cita-cita Lean awalnya jadi Army trus berubah jadi gangster." bisik Anna kembali mendekat kepada Raka.

"Bagaimana dengan cita-cita Nathan?" bisik Raka semakin mendekatkan tubuhnya karena Anna sangat ... Sangat pendek.

"Nathan tetap kêkêh mau jadi gangster. Anna berencana jadiin Nathan chef. Masakan Nathan lumayan enak." bisik Anna.

"Seriusan? Bisa tuh konsultasi sama daddy ... Siapa tau daddy langsung setuju kalo Nathan jadi chef." bisik Raka.

"Kalian pada ngomongin Nathan ya?"

"Iya!" jawab Raka dan Anna serempak seraya berbalik untuk melihat siapa yang berani menyela acara bisik-bisik mereka.

"Nath-"

Nathan menatap Raka dan Anna dengan tatapan tajam. Beraninya kedua kakaknya itu membicarakan dirinya tanpa mengajak dirinya. Ia 'kan juga mau ikut ngegosip!

"Kakak ... Kakak pergi dulu!!" pamit Anna sebelum ngacir ke dalam mansion guna menghindari ocehan Nathan yang tak berfaedah sama sekali.

"Kenapa dengan Anna? Kenapa dia takut dengan Nathan?" batin Raka bertanya-tanya.

"Kakak kenapa sih? Kok kayak takut gitu sama gue??" batin Nathan bingung.

Sepertinya mereka berdua salah paham dengan alasan Anna yang tiba-tiba lari menghindari Nathan.

"Nathan mau nyusul kak Anna deh." ujar Nathan kemudian.

Nathan mencari Anna dari sudut ke sudut. Mulai dari ruang tamu sampai gudang, dari kolong kursi hingga kolong-kolong lainnya, Nathan sampai mendongak menatap langit-langit. Siapa tau Anna beralih profesi jadi laba-laba.

"Cari apa Nath? Sampai nungging-nungging gitu." tanya Ruth penasaran.

Nathan menatap Ruth dan nyengir gaje. Astaga! Apa yang ia pikirkan? Mencari Anna seperti mencari koin receh saja, Anna tak sekecil itu hingga muat di kolong-kolong sempit seperti ini.

"Cari Anna kali." sahut Anna sambil menyuap ice cream.

Nathan segera berdiri dan mendekati Anna. Dipeluknya kakak tersayangnya itu dengan erat.

"Nath, ya ampun. Es krim kakak bisa tumpah. Nath! Nathan!" protes Anna.

"Kakak dari mana aja sih? Nathan cari di kolong nggak ketemu." tanya Nathan dengan nada sendu.

"Kamu pikir kakak cindil?!!" dengus Anna.

Nathan mengerutkan kening bingung. Apa itu cindil??

"Cindil itu apa kak?" tanya Nathan.

"Cindil itu anak tikus, Nath. Dari Bahasa Jawa." jawab Ruth sambil terkekeh geli.

Jonathan Reyva Zaxiusz [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang