12.

239 14 0
                                    

"LELE GORENG ANGUS ANCUR SEANCUR-ANCURNYA!!! SIALAN LO! NINGGALIN SOHIB LO YANG PALING GANTENG INI!! TANGGUNG JAWAB, POKOKNYA!! BAWAIN OLEH-OLEH BUAT GUE! NGGAK MAU TAU!!" cerocos Nathan saat melihat Anna sedang vidio call dengan Lean.

"LO HARUS BAWAIN GUE SEGALA MACEM OLEH-OLEH ATAU GUE NGGAK AKAN MAAFIN LO!! LELE! LO DENGERIN GUE KAGAK SIH!! POKOKNYA LO BAWA OLEH-OLEH YANG BANYAK BUAT GUE, TITIK!!" cerocos Nathan saat melihat Lean hanya memutar bola mata malas. Reaksi yang menyebalkan!

"Dek. Telinga kakak sakit loh ini. Teriak-teriak gitu nggak sakit emang?" protes Anna.

"I DONT FUCKING CARE!! LELE SIALAN, LO BAKAL TERIMA BALASAN DARI GUE SAAT LO BALIK NANTI!!" pekik Nathan tak memperdulikan protesan Anna.

"Kalo gitu gue nggak akan balik." balas Lean sambil tertawa.

"They are your friends?"

Wajah asing muncul begitu saja di samping Lean. Pria berwajah sangar itu menatap Nathan dan Anna dengan tatapan menilai.

"Like a what? S. O. B!" sindir Anna telak.

Lean menggaruk pipinya canggung. Sepertinya Anna tak akan menyukai teman barunya.

"He as guy, Lean. Hati-hati, oke? Hubungi kakak jika terjadi sesuatu." pesan Anna sebelum menyerahkan ponselnya pada Nathan.

"Mau kemana?" tanya Nathan saat Anna menjauh darinya.

"Kamar. Mulai besok kakak bakal bantu-bantu oom Niel di perusahaannya, Oma Vera nggak suka sama sekretaris oom Niel yang lama." jawab Anna sebelum menghilang di belokan tangga.

"LEAN! KITA BELUM SELESAI YA! GUE MAU DI ULTAH GUE YANG KE ENAM BELAS, LO DATENG!! DAN ITU SATU HARI LAGI!! ALIAS BESOK!!! MASA BODO GIMANA CARA LO BUAT PULANG!! LO SOHIB GUE, LEAN!! LO HARUS DATENG!!!" pekik Nathan saat Lean malah asik berbincang dengan teman asingnya.

"Telinga gue masih normal, Nathan!" protes Lean.

"Gue mau latihan. Bye Nana gak pake celana."

Bertepatan dengan terputusnya sambungan vidio call, panggilan masuk dari Navendra membuat Nathan berpikir yang iya-iya. Mungkin daddy-nya ingin menambah uang saku, atau mau membelikan motor sport terbaru, atau mengumumkan kalau kakak tersayangnya tak akan menikah, atau-

"Nathan boleh masuk Black Angel." guman Nathan girang.

Dengan penuh rasa bahagia yang membuncah. Nathan joget Hula-Hula dengan fasihnya.

"DADDY UDAH SETUJU!! YE!! YA!! YEE!! YAAA!!! YUHUUU!!!" sorak Nathan girang masih dengan joget Hula-Hula.

Setelah selesai merayakan 'entah apa yang Nathan rayakan', Nathan menekan icon pesawat telepon warna hijau di layar ponsel.

"Halo Anna. Daddy butuh bantuanmu, bisa datang sekarang?" pinta Navendra dengan napas memburu.

"Daddy?!" panggil Nathan panik.

"Oh, kamu rupanya." ujar Navendra santai.

Nathan mengerutkan kening bingung. Perasaan tadi Navendra seperti sedang dalam bahaya, lalu kenapa sekarang santai sekali? Apa yang Navendar rencanakan terhadap Anna?

"Kenapa memangnya?" tanya Nathan.

"Hah~ Daddy hanya akan membicarakannya dengan Anna. Anak kecil nggak boleh tau." jawab Navendra.

"Kupikir daddy akan mengizinkan Nathan untuk masuk ke Black Angel." guman Nathan.

"APA!!"

Jonathan Reyva Zaxiusz [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang