Minhyun

1.2K 148 9
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.

Siapa yang percaya bila Suzy seorang artis, penyanyi, pembawa acara dan juga model yang begitu terkenal dan piawai menghasilkan jutaan ribu dolar dalam sekali senyum sempat di minta berhenti saat menjadi trainie karena di cap tak punya bakat.

Dicemooh karena hanya punya wajah cantik, tanpa punya satu persenpun bakat. Membuatnya hampir berhenti dan menyerah jika saja orang itu tak menyadarkannya akan mimpinya yang harus terus ia perjuangkan.

*
*
*

"Maaf, aku tau kau sudah berusaha keras selama ini. Tapi hasil yang menentukan segalanya. Bila boleh jujur kau sama sekali tak berbakat."

"Lebih baik kau menyerah, dari pada kau terus membuang-buang waktu tanpa hasil disini." Ujar sang pelatih pada Suzy.

Ini tahun ke tiga Suzy menjadi trainie sebuah agency kecil di korea, selama tiga tahun itu juga ia berjuang siang dan malam melatih dirinya agar lebih baik sehingga bisa debut.

Tapi seberapa sering pun Suzy berlatih, hingga tiba akhirnya penilaian ia selalu tersisih dan tak menjadi pilihan karena kegugupan yang menghancurkan segala kerja kerasnya selama ini.

Dan ini akhirnya, bahkan pelatih pun menyerah padanya dengan mengucapkan dekrit kematian untuk suzy.

"Kenpa berakhir seperti ini?" Tanyanya lirih yang kini memandangi sungai Han yang terlihat tenang.

"Mungkin akan tenang bila masuk kedalam sana." ucap Suzy lagi yang kini mulai memanjat pagar pembatas di depannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya seseorang yang tiba-tiba berada disebelah Suzy.

Tak ingin menjawab Suzy memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang bertiup kearahnya dan menerbangkan beberapa helai rambutnya yang lepas dari ikatan.

"Apa kau ingin bunuh diri?" tanya orang itu lagi.

Dan Suzy pun masih diam memikirkan apa yang akan ia lakukan.

Apa bunuh diri adalah hal yang tepat di lakukan? Seketika pertanyaan itu mulai memenuhi otaknya.

"Awalnya aku kesini ingin bunuh diri. Tapi melihat mu yang ingin bunuh diri, aku jadi merasa kasihan pada mu." Ucapan orang itu membuat Suzy menatapnya tajam.

Cih, tak sudi sekali di kasihani oleh orang yang akan bunuh diri.

Dengan kekesalan level maksimal Suzy memutuskan turun dan pergi dari sana.

Tapi baru satu langkah orang itu kembali bicara.

"Kau tau kenapa mimpi indah tak selalu menjadi nyata?
Karena kau terlalu terbuai dalam mimpi itu sendiri, tanpa berniat bangun dan berusaha mewujudkannya."

Tawa Suzy hampir meledak mendengar omong kosong dari orang asing itu.

"Bahkan berusaha pun, tak cukup untuk menjadikan mimpimu menjadi nyata." ucap Suzy yang kini berbalik menghadap orang itu dan tersenyum sinis.

"Aku tak bilang bila berusaha dengan keras akan mengubah segalanya.
Tapi bila kau menyerah sekarang, semuanya akan berakhir." ucap orang itu lagi dengan diakhiri senyuman lebar yang di mata Suzy terlihat seperti seringaian mengejek.

"Mati saja sana!" maki Suzy dengan kemarahan yang tak dapat lagi terbendung.

"Aku sudah tak ingin mati, aku akan kembali bekerja keras demi impian ku ini.
Bahkan aku bila gagal ratusan bahkan ribuan kali, aku akan bangkit dan mewujudkannya. Sampai hari itu datang atau kematian yang mendatangi ku lebih dulu."

Suzy mengigit bibirnya kuat menahan isakkan yang keluar dari bibirnya sedang air mata telah meluncur bebas membasahi kedua pipinya.

Hatinya terketuk mendengar ucapan orang itu.

Karena nyatanya Suzy masih sangat ingin mewujudkan mimpinya untuk debut. Walau tiga tahun belakangan cukup berat untuknya menjalani padatnya kegiatan serta latihan tapi tak bisa di pungkiri bila menyenangkan bisa terus berlarih untuk meraih mimpi.

"Aku pun akan kembali berusaha." cicit Suzy pelan seraya menghapus jejak air mata di pipinya, kemudian pergi dari sana tanpa berbalik sekalipun.

Setelah hari itu, bahkan tak sampai satu tahun Suzy akhirnya debut dengan kesuksesan besar yang ia dapat.

Namanya mendunia dan ia menjadi salah satu orang yang paling banyak dicintai semua orang. Membuat Suzy selalu bersyukur kala bangun di pagi hari dengan mengingat pertemuannya demgan orang itu.

Dan kini ditengah jadwal yang padatnya Suzy kembali mengunjungi jalan dimana ia bertemu dengan orang itu.

Setiap mengunjungi jalanan ini Suzy selalu berharap agar tuhan kembali mempertemukannya kembali.

Walaupun sudah puluhan kali mencoba sosok itu taknkunjung ia temui.

"Disana selalu saja tenang." bisik Suzy seraya menatap sungai Han yang tenang dan damai.

"Apa kau ingin bunuh diri, lagi?" tanya seseorang yang berpakaian serba hitam yang entah sejak kapan berada di sampingnya.

"Apakah itu kau?" tanya Suzy yang kini menatap sosok itu dengan tatapan berkaca-kaca.

"Sepertinya kita bertemu lagi dengan keadaan yang lebih baik. Selamat kau telah berhasil mewujudkan mimpi mu." ucap orang itu seraya membuka kacamata, masker dan kupluk yang menutupi kepalanya.

Suzy menerjang tubuh orang itu membuat mereka terjatuh karena tubrukan Suzy begitu kuat dengan sang korban tak siap menerimanya.

"Gumawo." lirih Suzy yang kini menangis sesegukkan di dada bidang orang yang sama yang dengan ucapannya membuat Suzy bisa berhasil mewujudkan mimpinya.

"Nado gumawo, mungkin bila tak bertemu dengan mu aku pun akan dengan bodoh mengakhiri hidupku malam itu." ucap orang itu.

"Gumawo, Bae Suzy." ucap orang itu lagi sembari menghapus jejak airmata di pipi Suzy.

"Kau tahu nama ku?" tanya Suzy yang kini sudah bisa mengendalikan diri.

"Tentu saja, aku bahkan tahu alamat rumah mu."

"Mwo! Kau seorang penguntit yah?" pekik Suzy yang dengan buru-buru menjauh dari orang yang ia tubruk tadi.

Sedang orang itu malah tertawa melihat tingkah Suzy yang terbilang aneh tapi tetapnlucu dimata orang itu.

"Malam itu kau menjatuhkan KTP mu dan saat akan ku kembalikan kau telah menghilang di ujung gang. Hampir saja ku kira kau sejenis mahluk astral malam itu." jelas orang itu masih cekikikan menertawakan Suzy yang makin merengut karena di samakan dengan mahluk astral.

"Yak, berhenti tertawa!" pekik Suzy yang kesalnya sudah obesitas.

"Miane, miane kau sunggug lucu saat sedang kesal." ucap orang itu yang telah benar-benar menghentikan tawanya.

"Lalu siapa nama mu?" tanya Suzy penasaran.

"Namaku Minhyun, Hwang Minhyun. Senang bisa bertemu dengan mu." ucap Minhyun seraya menyodorkan tangannya kepada Suzy.

"Hwang Minhyun yang itu?" ucap Suzy seraya menunjuk Bus yang di design bergambar lelaki tampan dengan nama Hwang Minhyun beserta tangal lahirnya yang merupakan salah satu projek fansnya untuk merayakan ulang tahun lelaki itu.

Di jawab Minhyun dengan anggukan.

Sedang Suzy menganga lebar.

Jadi selama ini lelaki yang ia cari merupakan penyanyi terkenal yang dua bulan lalu debut sebagai aktor yang menjadi lawan mainnya di sebuah drama.

END

No edit, typo bertebaran!!!

With SuzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang