Kim Soohyun

604 73 22
                                    

"Em," Suzy mengeram dan meraba samping tempat tidurnya yang ternyata kosong.

'Kemana bosnya?' Tanyanya dalam hati.

Wajah Suzy tiba-tiba memanas saat ingat pergulatan ranjangnya beberapa waktu lalu.

'Apakah kami akhirnya menjadi sepasang kekasih?' pikirnya dengan jantung berdebar kencang.

Kim Soohyun, nama lelaki yang menjabat sebagai bosnya 3 tahun ini dan sudah 2 tahun lebih menjadi tipe lelaki idealnya yang diam-diam dia sukai.

Berawal dari rasa kagum, perlakuan lembut serta perhatiannya membuat Suzy terjatuh kedalam cinta sepihak.

Tapi ia tak pernah berfikir, atau bahkan bermimpi mereka akan sampai pada tahap ini.

Semalam, tanpa paksaan dan tanpa pengaruh alkohol. Mereka bercinta!

"Aaaaa!!!"

Ia berteriak untuk sesaat dan menenggelamkan diri ke dalam selimut yang tebal.

"Kruekk~" Tiba-tiba perutnya berbunyi nyaring minta diisi.

Dengan sedikit malas ia mencoba duduk dan memunguti bajunya.

'Untung tidak sobek.' pikir Suzy kemudian memakai pakaiannya.

Saat ini ia berada di apartemen milik bosnya, tempat ini sudah tak asing baginya karena sebagi sekertaris ia kerap kali singgah untuk mengambil hal-hal yang di butuhkan sang bos.

Membuka pintu Suzy langsung berjalan ke dapur untuk melihat apakah ada yang bisa di makan dan sekalian mencari sang bos tercinta.

Tapi bos tercinta tak ada di mana-mana bahkan setelah Suzy mengelilingi semua ruangan di apartemen itu.

"Huuft~" Desahnya lelah.

"Apakah aku di tinggalkan?" Tanyanya pelan.

Rasa sesak dengan cepat merambat di dalam dada Suzy dan mencekiknya dengan kesakitan yang sangat.

"Hiks, seharusnya aku tahu bila dia tak mungkin mencintai ku." Bisik Suzy lirih yang kini mengusap air matanya yang entah sejak kapan mulai jatuh tak terkendali.

Kembali ke ruang tidur, ia mengambil tas dan handphone miliknya setelah itu bergegas pergi.

Tapi tiba-tiba ia melihat pintu yang terbuka dan ada cahaya lampu yang bersinar disana.

'Ruangan apa itu?'

Karena penasaran, Suzy berjalan mendekat ke pintu itu dan membukanya.

Suzy terkejut melihat bosnya terbaring di lantai sembari memeluk sebuah bingkai foto disana.

Aroma alkohol tercium semakin kuat saat Suzy semakin mendekat kearahnya.

"Tu-tuan Kim, jangan tidur disini. Ayo kembali ke kamar, kau bisa sakit bila terus tidur disini." Ujar Suzy seraya mengoyangnkan tubuh bosnya.

Tapi lelaki itu tidak merespon sama sekali, ia hanya bergumam dan memeluk semakin erat bingkai foto di tangannya seolah-olah itu adalah harta karun yang amat berharga.

Karena bosnya tidak kunjung bangun ia mulai menatap sekeliling dan mendapati banyak bingkai foto serta lukisan yang di pajang disana.

Dari puluhan bingkai foto dan lukisan yang ada disana Suzy dapat menyimpulkan bila yang ada disana merupakan seorang orang gadis cantik yang anggun dengan senyum lembut yang membuatnya semakin mempesona seperti bidadari.

"Siapa wanita ini, mengapa dia tidak asing?"

Semakin Suzy melihatnya semakin ia merasa bahwa orang ini mirip dengannya terutama mata dan bibirnya.

"Apa yang kau lakukan? Jangan menyentuhnya!" Ujar suara serak yang sepertinya penuh dengan amarah.

Suzy yang kaget langsung menjauh dari lukisan ingin di seutuhnya. Dan saat berbalik ia mendapati lelaki yang terbaring di lantai tadi sudah bangun dan kini matanya yang merah memandanginya dengan permusuhan yang kental.

"Pergi." Ucap tegas yang membuat tubuh Suzy kaku bahkan jarinya menjadi sulit untuk digerakkan.

"Kenapa masih di sini, apa kau tak mengerti arti dari kata pergi?" Ujarnya lagi dengan intonasi yang semakin tinggi yang menandakan bahwa lelaki itu benar-benar marah.

Dengan tubuh bergetar Suzy berlari tanpa menoleh. Ia terlalu takut, bahkan untuk berhenti walau sedetik.

Di dalam lift, ia terjatuh karena kakinya yang tak bisa lagi menopangnya. Kemudian ia menangis memikirkan apa yang baru saja terjadi. Apa kesalahannya yang ia perbuat, hingga lelaki itu begitu murka dan mengusirnya pergi begitu kejam.

Tangisan itu sangat lirih bahkan Suzy hampir kehabisan nafas saat ia menangis.

Ting~

Pintu lift terbuka tapi Suzy tak punya kekuatan untuk kembali berdiri. Ia terus menangis sampai ia mendengar suara lelaki yang terdengar khawatir.

"Nona, apa yang salah? Apa kau kesakitan? Apa penyakit mu kambuh?" Tanya lelaki itu beruntun.

Suzy mendongkak untuk menoleh pada lelaki itu tapi tanpa di sangka lelaki itu adalah rekan kerjanya.

"Zy, apa yang terjadi? Kenapa kau menangis? Apa yang sakit?? Haruskah kita ke rumah sakit?" Ujar lelaki itu panik.

Tapi Suzy hanya bisa terus menangis dan menarik lelaki itu untuk meminta pegangan. Ia terlalu takut dan syok dengan apa yang terjadi hari ini.

Melihat Suzy yang tak ingin bicara lelaki itu terdiam dan perlahan memasukkan gadis itu ke dalam pelukannya dan menepuk halus punggung ringkih itu untuk sejenak menghiburnya.

TBC

Holla~ i'm comeback dengan cerita absurd pastinya 😅

Next or No?

With SuzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang