Min Yoongi

612 91 14
                                    

Happy Reading~

"Bila terus seperti ini, lebih baik kita putus!" ujar Suzy dengan nada kesalnya, karena terus di acuhkan oleh sang calon tunangan.

Minggu depan mereka akan bertunangan, tapi lelaki di depannya ini sungguh tak perduli sama sekali. Seolah hanya Suzy sendiri yang nanti akan bertunangan.

"Jika kau ingin putus, ya putus saja. Toh kita terikat dalam hubungan apapun." ujar lelaki itu tanpa perasaan, sambil terus fokus pada berkas di mejanya seolah omongan Suzy hanya angin lalu.

"Min Yoongi!" pekik Suzy frustasi, yang kini matanya merah syarat dengan kekecewaan.

Suzy sungguh kehabisan kata, dadanya kini menjadi sesak dan hatinya serasa di remas oleh tangan tak kasat mata mendengar ucapan tak berperasaan dari lelaki yang di cintainya itu.

"Pertunangan itu bukan keinginan ku, melainkan hanya kesepakatan kedua orang tua kita. Aku tak ingin repot-repot ikut campur di dalamnya. Bila kau ingin memutuskan pertunangan ini pun, bicarakan saja pada mereka. Lebih cepat akan lebih baik." ujar Min Yoongi dengan nada dinginnya kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Suzy meremas roknya erat-erat. Hatinya sungguh hancur mendengarnya dan air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya luruh juga, membasahi pipi mulusnya.

Pertunangan ini memang karena kesepakatan dari kedua orang tua mereka. Sebenarnya hubungannya dengan lelaki ini pun bisa dibilang bias, lebih tepat Suzy yang menyukainya. Sedang Yoongi, entah bagaimana ia selalu acuh dan dingin tapi tak pernah menolak Suzy seperti ia menolak gadis lain yang ingin mendekat padanya dan lagi walaupun kata-katanya sering kali kasar dan sarkas ia selalu memprioritaskan Suzy dan selalu menjaganya.

Hingga Suzy merasa bahwa ia wanita spesial di hati lelaki itu, tapi nyatanya hanya Suzy yang terlalu banyak berharap sepertinya.

"Baiklah aku akan bilang pada orang tua kita untuk membatalkan pertunangan ini." ujar Suzy dengan suara lirih lalu pergi dari ruang kerja Yoongi dengan luka mengaga di hatinya.

Tak berselang lama setelah permintaan pembatalan pertunangan yang menghebohkan kedua keluarga besar, Suzy memilih pergi untuk melanjutkan studinya ke luar negeri. Kembali mengejar mimpinya yang sebelumnya ia kubur untuk bisa bersanding dengan lelakinya yang di cintai.

Sungguh miris bukan?

***

"Kau menyesal bukan? Mengurung diri mu di kantor berhari-hari tanpa pulang bahkan tak ikut mengantarkannya ke bandara." ujar wanita paruh baya yang masih sangat cantik di usianya yang tak lagi muda, pada sang putra.

"Apa yang perlu disesali? Ini semua untuk kebaikannya. Bila aku disana ia akan ragu untuk mengejar mimpinya." jawab Yoongi seraya menyeruput kopi untuk menambah pasokan kafein agar ia bisa tetap terjaga untuk menyelesaikan sebuah proyek yang tengah ia kerjakan.

"Dasar anak bodoh! Bagaimana bila disana Suzy ku yang cantik bertemu lelaki baik yang pastinya tak dingin dan pendek seperti mu." Omel ibunya yang kesal dengan tingkah putranya yang keras kepala dan semaunya sendiri itu.

"Dia tak akan menyukai lelaki lain, dia hanya mencintai ku." Jawab sang putra dengan nada dingin seperti biasa.

Sang ibu hanya bisa mengaga mendengar ucapan putranya yang terlalu percaya diri itu.

"Terserah kau saja, ibu lelah berbicara padamu. Bila nanti kau menyesal, ingat itu keputusan mu sendiri jangan salahkan orang lain. Ibu pergi, jangan lupa makan atau kalau tidak kau akan mati sebelum Suzy ku kembali." Ujar ibu Yoongi yang kemudian pergi dari ruang kerja sang putra.

With SuzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang