Lee Min Ho

1K 78 6
                                    

Happy Reading

.
.
.

"Kau siapa?" Tanya gadis berwajah pucat yang kini terbaring lemah di atas kasur rumah sakit.

Satu pertanyaan itu sukses membuat tubuh Lee Min Ho kaku seketika.

"Kau tak ingat siapa aku?" Tanyanya dengan nada tak percaya.

Di jawab Suzy dengan gelengan kepala.

Sunyi~

Ruangan yang tadi penuh suka cita menjadi hening seketika.

"Zy, jangan bercanda apa kau benar tak mengenalinya?" Tanya wanita paruh baya yang merupakan ibunda dari gadis yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit itu.

"Apa dia kolega ayah?" Tanya suzy yang membuat ruangan menjadi hening kembali.

"Dokter! Cepat panggil dokter!!" Seru ibunda Suzy cemas.

Setelah melewati pemeriksaan yang cukup panjang, akhirnya kedua orang tua Suzy dan Lee Min Ho selaku tunangan Suzy berkumpul di ruang dokter untuk mendengarkan penjelasan dokter.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan putri anda mengalami amnesia sehingga dia kehilangan beberapa ingatanya. Kami tidak dapat memastikan kapan ingatanya akan pulih. Kalian bisa berusaha memulihkan ingatnya dengan menceritakan atau memberi benda yang membuatnya mengenang masa lalu, tapi jangan sampai terlalu memaksakannya. Bila terlalu dipaksakan itu akan membahayakan pasien."

Lee Min Ho tersenyum miris mendengar penjelasan dokter dan pergi dari sana tampa sepatah kata pun.

"Mungkin lebih baik kau melupakan ku. Maaf bila aku sering menyakiti mu." Bisiknya lirih seraya memandangi gadis yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Lee Min Ho menyibukkan diri pada pekerjaannya untuk menghindari gadis yang kini menatap asing padanya.

Mata yang dulu selalu berbinar saat menatapnya, bibir yang dulu selalu memberikan senyuman indah untuknya, juga tingkahnya yang manja yang dulu sering ia anggap merepotkan kini amat ia rindukan.

Apakah ini hukuman Tuhan karena ia terlalu acuh pada gadisnya, atau Tuhan tengah memberinya pelajaran agar ia lebih menghargai perasaan tulus gadis itu untuknya.

Setelah menyibukkan diri selama sebulan bekerja, dengan rasa rindu yang tak bisa lagi di pendam. Lee Min Ho akhirnya menginjakkan kakinya di rumah sakit di mana gadisnya masih di rawat.

Dengan kaku ia membuka pintu ruang rawat Suzy dan di sambut gadis itu dengan wajah kecewa karena yang datang bukan orang yang ia harapkan untuk mengunjunginya.

"Bagaimana kabar mu?" Tanya Min Ho yang kini telah duduk di kursi samping ranjang Suzy.

"Kau siapa?" Tanyanya dengan tatapan menyelidiki.

"Aku, tunangan mu."

Ruangan itu sunyi hanya ada suara jam dinding yang berdetak tanpa henti.

Setelah lama terdiam Suzy akhirnya membuat suara.

"Maaf aku tak mengingat mu." Ucapnya yang sedikit kebingungan.

"Hm, aku tahu."

Lalu setelahnya terjadi kesunyian kembali.

"Bolehkah aku bertanya padamu?" Tanya Suzy yang telah berfikir cukup lama.

"Tentu saja."

"Karena aku melupakan semuanya, bisakah kita membatalkan pertunangan ini?" Ucap Suzy seraya menatap Min Ho penuh harap.

Ia telah mendengar dari orang tuanya bahwa ia telah bertunang tapi orang yang disebut tunangannya itu tak pernah datang selama sebulan ia di rawat di rumah sakit ini. Dari itu Suzy menyimpulkan bahwa tunangannya ini pasti tidak benar-benar menyukainya, mungkin juga ia terpaksa bertunang dengannya.

Dan setelah berfikir keras Suzy memutuskan untuk membatalkan pertunangannya. Karena dia kini tengah jatuh hati pada dokter muda dan tampan yang merawatnya.

Sedang Lee Min Ho yang mendengar perkataan Suzy kini menjadi kaku.

"Kau ingin membatalkannya?" Tanya Min Ho dengan suara serak, sarat akan rasa sakit di hatinya.

"Hm, aku ingin memutuskan pertunangan ini." Jawab Suzy pelan.

"Apa alasannya?"

"Aku menyukai orang lain." Jawab Suzy jujur.

Lee Min Ho terdiam sesaat sebelum kembali berbicara.

"Baiklah bila itu keinginan mu." Ucapnya lalu bangkit dari duduknya.

"Aku akan pergi. Istirahatlah dengan baik." Ucap Min Ho lirih seraya mengusap lembut puncak kepala gadisnya sebelum pergi dari sana.

Yah semuanya kini telah terlambat.

Dengan rasa sakit di hatinya, Min Ho melangkah meninggalkan ruangan dimana gadis yang dulu memberinya cinta yang tulus kini melupakan dan menampakannya karena sikap bodohnya sendiri.




.
.
.


Masa lalu tak bisa diulang,
Dan penyesalan selalu ada di belakang.

Hargai apa yang Tuhan telah berikan, sebelum ia mengambilnya hingga kau hanya bisa merasakan dalamnya penyesalan.

With SuzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang