Hunzy #2

632 95 40
                                    

Happy Reading

.
.
.


"Zy, makanlah dulu. Kau sudah semalaman menjaganya dan akan sakit bila mengabaikan tubuh mu sendiri." Ujar Suho, kakak Sehun.

Suzy hanya menggelengkan kepalanya menolak tanpa bicara.

"Jangan keras kepala, jadilah baik dan makan dulu. Apa kau ingin ikut terbaring di bangsal dengan kekasih mu itu?" Ujar Suho yang kesal pada kekasih adiknya yang keras kepala.

"Aku tak lapar, Oppa." Jawab Suzy dengan suara seraknya.

"Makan atau ku panggilkan kakak mu untuk membawa mu pulang?" Ancam Suho.

Hubungan kedua keluarga mereka sebenarnya kurang baik atau bisa disebut juga tidak akur, hanya saja para anak bungsu keluarga Bae dan Oh itu dengan keras kepala memaksakan hubungan mereka.

Terutama hubungan anak sulung mereka, Suho dan Irene yang serupa kucing dan tikus itu.

Mendengar ancaman itu dengan enggan Suzy mengambil bubur yang di bawa Suho dan memakannya dalam diam.

Bila kakaknya tahu dia menunggui kekasihnya hingga tidak tidur dan tidak makan, sudah pasti ia akan di seret untuk pulang dan di kunci di kamarnya seharian dengan tidak ketinggalan dikuliahi puluhan SKS tentang tidak cocoknya hubungan mereka berdua.

"Terimakasih." Ucap Suzy setelah menghabiskan buburnya.

"Apakah Oppa membenci ku?" Tanya Suzy dengan suara bergetar.

"Ini semua gara-gara aku. Bila aku tidak memintanya datang untuk membantu ku pindahan, ia tidak akan mengalami kecelakaan ini. Hiks..." Ujarnya Suzy dengan air mata yang berjatuhan.

"Ssstt, jangan menangis. Ini bukan salah mu." Ujar Suho seraya memberikan sekotak tisu pada Suzy.

"Aku tidak membencimu. Hanya saja hubungan keluarga kita telah lama tidak harmonis jadi cukup sulit untuk menerima hubungan kalian, terutama orang tua kami. Kau harus siap untuk menghadapi dan meluluhkan hati mereka. Apalagi dengan kejadian ini, aku harap kalian bisa melewatinya."

'Tidak seperti kami.' bisik Suho dalam hati.

"Tentu, kami tahu konsekuensi dari hubungan kami. Terimakasih untuk nasehatnya, kami sudah berjanji akan menghadapi semuanya bersama. Aku akan terus disisinya bagaimana pun keadaannya." Ujar Suzy dengan keseriusan disetiap katanya.

"Baiklah, aku mendukung kalian." Balas Suho dengan senyuman lega, bagaimanapun kerasnya ia pada adiknya ia tahu bila gadis ini adalah yang paling dia cintai. Walaupun keluarga mereka menolaknya, dengan keras kepala adiknya ia tak akan menyerah. Tapi bila gadis ini menyerah karena cederanya, bisa di pastikan adiknya akan menyerah bahkan untuk hidupnya.

"Terima kasih." Ucap Suzy dengan senyuman di wajah sebabnya.

Suasana suram perlahan menghangat karena perbincangan kecil itu, tapi hanya sebentar sebelum badai besar datang.

"Plak.... " Satu tamparan keras mendarat di pipi Suzy, mencetak tanda lima jari merah disana.

"Dasar wanita sialan! Jika anak ku tidak bertemu dengan mu dia tidak akan menjadi seperti ini." Teriak ibu Sehun penuh amarah.

Untungnya Suho langsung memeluknya, bila tidak Suzy akan menerima tamparan lebih banyak karenanya.

"Ma, tenang. Jangan berteriak seperti itu, kita sedang di rumah sakit." Ujar Suho mengingatkan.

"Adikmu adalah anak yang baik dan patuh, tapi sejak bertemu dengan gadis itu di menjadi pembangkang dan memberontak. Ini semua karena gadis itu, aku harusnya tidak mengijinkannya menemuinya. Lihat sekarang apa yang terjadi, anakku kini terluka dan bahkan dokter bilang dia akan cacat. Hiks... Hiks..." Raung ibu Sehun di pelukan Suho.

With SuzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang