Tidak terasa, hari demi hari sudah dilewati. Aku dan Rani selalu bertemu. Jelas dong, kita kan satu kelas. Sudah beberapa hari aku mengenal sekolah, mengenal guru-guru, mengenal peraturanperaturan dan tata tertibnya, tapi aku juga belum sepenuhnya mengenal teman teman sekelasku. Ya, maklum masih sama-sama sibuk untuk berkomunikasi dengan teman-teman akrab saja. Tidak membaur dengan yang lain. Tapi beruntungnya aku, selain mempunyai sahabat yaitu Rani, aku juga mendapatkan teman-teman akrab lain dikelas. Mereka adalah Yuli, Kania, dan Winda. Mereka bertiga juga menjadi teman-temanku selain Rani. Kita ber5 sering cerita apa saja, tentang pelajaran, tentang sekolah. Sudah mulai dekat. Ke kantin juga selalu bersama. Kadang-kadang Aku, Rani dan Winda juga pulang sekolah bersama.
Hari demi hari sudah terlewati. Satu bulan juga Aku menjadi siswa di SMA 1 Jakarta. Cepat sekali berputarnya.
“temen temen, ntar kan pulang sekolah cepat. Kita main yuk ke mall, sekali-sekali kan gak papa. Disana juga ada beberapa toko buku. Kita bisa mencari buku apa saja. Pada mau nggak?” Ajak Yuli kepada Kami semua.
“mau dong, udah lama banget gak jalan-jalan bareng temen sekelas gini. Kapan lagi. Gimana La, mau ikutan? Yang lain gimana?” ujar Rani bertanya kepadaku dan yang lain
“terserah kalian aja deh, aku ikut saja” jawabku dan yang lain juga setuju.
“permisi, teman teman bisa minta waktu dan perhatiannya sebentar kan?” tiba tiba ketua kelas mengejutkan kami semua
“ada apa ya ketua kelas?” jawab salah satu siswa
“begini, saya baru saja berkomunikasi dengan Bu Rosa. Kami bercerita tentang kita teman-teman. Saya tahu dan teman-teman juga pasti tahu kita sudah sebulan menjalankan sekolah dan menjadi siswa di sini. Namun diantara kita pasti masih ada yang belum saling mengenal. Selama ini kita hanya datang, belajar, lalu pulang kerumah. Kita tidak mempunyai banyak waktu untuk berkomunikasi sesama. Jadi Bu Rosa sepakat sepulang sekolah ini kita akan mengadakan komunikasi satu kelas untuk saling mengenal lagi. Kekompakan dalam kelas itu sangat dibutuhkan. Untuk itu, sepulang sekolah jangan ada yang pulang dulu, kita masih ada acara dikelas” tutur ketua kelas yang tak lain adalah Rizky Adikesuma.
“yahh, batal ke mall deh.” Bisik Rani kepada kami. Kami hanya tersenyum saja. Dalam hati kami juga memerlukan komunikasi ini. Karna cukup penting untuk berdiskusi nantinya.
Bel berbunyi tiga kali dan menunjukkan waktu untuk pulang karna aktivitas belajar mengajar telah selesai hari ini. Jam juga sudah menunjukkan angka 13.00 WIB. Matahari juga sudah mengeluarkan sinar panasnya. Kali ini ketua kelas lah yang mengatur komunikasi ini. Segala urusan kelas pastinya ketua kelas juga akan ikut turun tangan untuk membantu Bu Rosa. Sayangnya Bu Rosa mendadak ada keperluan, tetapi dia menyuruh ketua kelas untuk tetap melanjutkan komunikasi kelas meskipun tanpa Bu Rosa. Ketua kelas akan bicara sepertinya.
“teman-teman, berhubung Bu Rosa ada keperluan maka saya minta kepada teman teman untuk tetap tertib. Bu Rosa menjelaskan agar kita menjadi siswanya yang cerdas, solidaritas dan kompak. Karna kekompakan kelas akan menilai para wali kelas nantinya. Jadi saya minta kepada teman-teman untuk menyebutkan namanya satu per satu kembali, teman-teman yang lain dapat bertanya nantinya” tutur ketua kelas.
Seperi itulah, satu persatu menyebutkan namanya kembali. Terkadang muncul juga pertanyaan-pertanyaan usil dari teman-teman yang iseng. Satu per satu juga aku dapat mengenal mereka. Sampai akhirnya,
“nama kamu siapa?” tanya ketua kelas
“Aku?” jawabku
“yaa, kamu” katanya lagi.
Dalam hatii aku hanya berkata ketua juga manusia, dia juga tidak mengenalku. Pantas komunikasi ini dilakukan
“nama saya Nasyala Annisa. Saya biasa dipanggil dengan Lala”
“hai Lala” serentak teman teman
“hai” kataku sambil tersenyum. Apakah saat mereka mengenalkan nama mereka juga disapa hai? Tanya hatiku.
“oh ya Lala, boleh tau nggak kamu berasal dari SMP mana, terus alamat kamu dimana, terus hobi kamu apa? Sekalian deh, no Hpnya ada?” kata teman yang lain yang aku tau mereka hanya iseng. Mereka semua tertawa, aku juga tertawa, termasuk Rani.
“Lala, jawab saja pertanyaan mereka yang bisa kamu jawab. Ini kan komunikasi kita supaya kita kompak?” kata ketua kelas lagi kepadaku. Ya mau tidak mau aku harus menjawabnya
“Saya berasal dari SMP Soetomo Jakarta. Saya tinggal di jalan Jendral Soedirman No. 14. Hobi saya, menulis dan bersepeda” jawabku yang dengan sengaja tidak mencantumkan no HP.
“ok. Terimakasih” jawab ketua kelas.
Seperti itulah, tidak terasa jam menunjuk ke angka 15.00 WIB. Hari sudah hampir sore. Matahari juga sudah menuju ke Barat. Pertanda ingin tenggelam disana. Komunikasi hari ini selesai. Tapi sialnya, Rani dan Winda kali ini tidak dengan ku pulang kerumah. Entahlah, Rani bilang dia harus menjemput Mamanya di salon. Sedangkan Winda kebetulan saja bertemu dengan sepupunya dijalan, jadi mereka barengan. Tapi yasudah la, pulang sendirian juga sudah biasa buatku. SMP dulu, aku juga pulang sendiri tanpa Rani. Karna berbeda arah. Sejak SMA saja kebetulan aku dan Rani satu arah. Menunggu di halte mungkin tidak terlalu membosankan. Tapi hujan. Ya ampun. Hari cerah kenapa bisa hujan? Baru juga 15 menit menunggu, hujan sudah turun yaa meskipun gak selebat yang aku bayangin. Tetap saja, pasti bakalan basah. Pepatah yang mengatakan sedia payung sebelum hujan belum aku gunakan. Mau apapun itu, aku selalu saja kaget saat tiba-tiba ada hal yang tidak ku inginkan.
“Lala” suara mengejutkanku. Kulihat, ketua kelas. Rizky Adikesuma. “kenapa belum pulang?” katanya
“iyaa, Rani dan Winda duluan. Jadi Aku nunggu bis sendirian dan keburu datang hujan. Makanya masih disini. Kamu kenapa belum pulang? Bukannya urusanmu sudah selesai?” kataku kembali bertanya
“saat selesai acara komunikasi tadi, aku ke ruang Tata Usaha sebentar. Ada sedikit keperluan. Makanya aku belum pulang. Lala, salam kenal ya” jawab Rizky sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman denganku.
“ya, salam kenal juga” jawabku kepadanya.
“Aku baru tau nama kamu tadi sewaktu kamu memperkenalkan diri. Lucu yaa, seorang ketua kelas tidak tau nama teman-temannya padahal proses belajar sudah sebulan berlangsung”
“wajar kan, kamu juga banyak aktivitas sampai-sampai tidak menghafal nama teman-temanmu. Aku mengenalmu karna kamu adalah seorang Ketua Kelas. Kalau aku yang tidak mengenalmu itu baru namanya lucu” tuturku menjelaskan
“sambil nunggu bis, dan sambil nunggu hujan sedikit reda, boleh aku bertanya?” katanya kepadaku. Aku tidak menjawab. Hanya menganggukan kepala saja.
“Kamu suka menulis, biasanya kamu suka nulis apa?” kali ini pertanyaannya yang mengejutkanku. Entah kenapa aku selalu kaku jika ditanya tentang hobi menulisku.
“Apa saja yang bisa aku tulis. Dan selagi aku mau menulisnya.”
“Kamu suka puisi?
“ hmm” jawabku singkat
“Wahh berasa kayak pujangga dong?” tanya Rizky becanda kepadaku
“hahaha, pujangga. Aku bukan anak sastra. Aku hanya menulis semampu dan sebisaku saja. Banyak kok kata-kata yang jelek dari hasil tulisanku”
“gimana aku bisa nilai, aku saja tidak pernah melihat hasil tulisanmu. Kamu yang bilang jelek itu wajar kok. Pencipta selalu merendahkan apa yang dia punya” tuturnya yang cuma membuatku tersenyum.
********
Yuhuuuu 😂😂
Yang ini gimana?????
Maaf kalau ada yang typo guys 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
MUNGKIN, AKU ISTIMEWA
Любовные романыNasyala Annisa, yang biasa dipanggil Lala sudah 5 tahun lamanya tidak bertemu dengan Rizky Adikesuma. Teman sekelasnya saat SMA. Seseorang yang juga sangat ia rindukan. Seseorang yang membuatnya menjadi istimewa. Tiba-tiba sebuah pekerjaan memperte...