3. Semoga Semakin Kompak Ya

47 7 0
                                    

Tidak terasa juga, saat ini kami sudah duduk dibangku kelas 11 IPS 5. Satu tahun sudah kami lewati. Belajar bersama, bercanda bahkan hukuman juga sudah kami rasakan. Hahaha wajar dong, gak selamanya kami jadi murid yang baik banget. Namun nilai kami juga cukup memuaskan di dua semester lalu.

Beruntung juga aku masih mempertahankan peringkat kelasku. Aku mendapatkan peringkat kelas ke 3, sedangkan sahabatku Rani, berada pada peringkat ke 5. Yuli, Kania dan Winda juga masih berada pada posisi 10 besar. Cukup puas. Mendapatkan peringkat di kelas dan di SMA ini tidak mudah loh. Butuh perjuangan banget. Selain itu hubungan dikelas juga semakin kompak. Ini berkat Bu Rosa yang selalu membimbing kami. Selalu memberi kami motivasi dan seperti teman juga buat kami. Bu Rosa memang guru yang hebat. Dan lebih baiknya lagi, Rizky Adikesuma si ketua kelas itu menjadi naik pangkat sekarang. Dia memang tidak menjadi ketua kelas lagi, tapi untuk ajaran tahun ini, dia menjadi Ketua Osis di SMA tersebut. Prestasi yang luar biasa buatnya. Kami ucapkan selamat buat Dia.

“La, kepikiran buat pacaran gak?” tanya Rani yang membuatku keselek saat aku lagi nikmatin stick kentangku di tempat nongkrong favorit kami.

“uhukk uhukk. Apaan sih Ran, masih muda. 17 tahun aja belum. Udah mikir pacaran aja” jawabku agak sewot

“bukan itu La, tapi aku lagi merasa gelisah ni. Aku rasa aku lagi jatuh cinta La”

“hahaha jatuh cinta mah boleh. Tapi inget belajar dong” kataku lagi

“gak nyambung ya. Aku kan cuma bilang aku jatuh cinta, bukan berarti ninggalin belajar. Gak asyik ahh” kata Rani yang kali ini dialah yang sewot.

“huh, nyantai, becanda doang. Jatuh cinta sama siapa? Temen di SMA ya?”

“kok tau La?”

“kakak kelas kan? Seseorang yang bijak, ulet, pintar dan dikenal juga di SMA” ejekku pada Rani yang sebenarnya aku sudah tau siapa itu

“Andika” jawab Rani singkat

“nah, ketahuan. Keep spirit Ran. Jangan cepat putus asa. Bertemanlah dulu dengannya, saat semua benar-benar pas, barulah ungkapin semua perasaan kamu. Aku selalu berdoa kok buat kamu” jawabku menyemangati Rani

“kalau butuh bantuan, kita bantu juga loh Ran” jawab Winda yang tiba-tiba nongol aja bareng Kania dan Yuli.

“dari mana aja sih, lama banget lo semua. Udah berjamur kali nungguin kalian.” Kata Rani agak sewot

“sorry deh. Macet” jawab Kania dan Yuli hampir bersamaan.

Kami masih berbincang-bincang, tentang apa saja. Tentang sekolah, tentang pelajaran, bahkan juga tentang perasaan yang dirasakan Rani. Aku sendiri juga heran, Rani bisa secepat itu menyukai seorang cowok yang tidak pernah mengenalnya. Hanya melihat dari kejauhan, memperhatikan dari belakang, namun diam-diam perasaan itu tumbuh. Ini kali yaa yang namanya ‘cinta itu buta’. Ahh, apapun itu, biarlah menjadi perasaan Rani.

...

“Lala” kudengar namaku disebut dari belakang

“Rizky. Ada apa?” tanyaku yang baru kutahu ternyata si Ketua Osis itulah yang memanggilku

“La, sebentar lagi kan hari guru. Tahun ini sekolah kita mengadakan perayaannya guna mengingat jasa-jasa para guru kita”

“terus  aku harus apa?” tanyaku yang kurasa masuk akal

“ya jelas harus berbuat sesuatu dong La” katanya lagi yang jelas mengerutkan keningku karena aku pun tidak mengerti

“sesuatu? Sesuatu apa sih maksud kamu?”

MUNGKIN, AKU ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang