8. My Feel

36 3 1
                                        

Non bangun. Ada mas Rizky tuh di depan”

“apa sih Bik? Lala capek ni”

“mas Rizkynya udah nungguin loh non. Kasihan Dia”

“Lala, Ayo bangun. Jangan membuat temanmu menunggu lama” kali ini Mama yang membangunkanku. Sepertinya Aku masih setengah sadar.

“Kapan Kamu akan ke Jerman Rizky?” Tanya Papa saat Aku berhasil menangkap obrolan mereka.

“setelah menerima kelulusan nanti Om. Saya akan langsung berangkat kesana.”

“baiklah kalau begitu. Om doakan semoga kalian semua sukses nantinya”

“terimakasih om”

“Lala, Rizky sudah menunggumu sejak tadi. Kenapa baru turun?”

“maaf Pa. Yaudah deh Papa ke kantor aja sana. Ntar telat lagi” saranku pada Papa

“baiklah. Rizky, Om pergi dulu ya”

“hati-hati Om.” Jawab Rizky.

Papa pun ke depan diantar oleh Mama. Dan Aku langsung duduk di depan Rizky

“ada apa sih Ky? Ini masih pagi banget” tanyaku malas

“dasar gadis malas. Seorang gadis seharusnya sudah bangun pada jam segini”

“ya ya. Aku biasanya sudah bangun. Hanya tadi malam Aku tidur larut malam”

“baiklah. Apapun itu hari ini kita harus bersepeda. Aku sudah meminta ijin Om dan Tante. Cepat sana siap-siap” katanya menyuruhku.

Sebenarnya Aku sedikit malas mengingat keadaanku yang sangat capek, tapi pasti semua tahu sendiri, jika Aku menolak pun Dia akan tetap memaksaku. Tanpa berkata apapun lagi Aku langsung saja bersiap-siap.


.......

Bersepeda dengannya sangat mengasyikkan. Aku tahu ini hal biasa, tapi yang membuat istimewa adalah saat aku tertawa lepas dengannya. Belakangan ini, ku sering menghabiskan banyak waktu dengannya. Tidak perduli dengan kondisiku yang sebenarnya capek banget. Aku ingin jujur, aku sangat suka setiap kali aku bersamanya.

“kamu gak akan bisa kejer aku Ky”

“siapa bilang? Kita balapan yaa. Siapa duluan sampai di atas sana adalah pemenangnya” tantang Rizky yang langsung kusetujui. Ok, siapa takut

“Ky, capek. Udah ah.” Kataku memelas kelelahan saat sudah sampai di atas.

Tempat ini biasanya memang tempatku bersepeda. Aku mengajak Rizky kesini karena aku tahu Rizky pasti akan suka tempat yang seperti ini. Tidak banyak orang-orang yang berkendara. Hanya saja, tempat ini terlalu jauh dari rumah. Aku kesini jika hanya ingin bersepeda.

“kita istirahat dulu disini. Ini minumnya” tawarnya padaku.

“terimakasih. Ku dengar kamu akan ke Jerman setelah menerima kelulusan sekolah. Benar?” tanyaku setelah selesai menengguk air minum.

“ya. Memangnya kenapa?”

“tidak apa apa. 7 hari lagi kita akan menerima pengumuman. Artinya sebentar lagi kamu akan meninggalkan Indonesia. Oh ya Ky, jika kamu ke Jerman apa keluargamu akan ikut?”

“tidak. Hanya aku. Disana nanti aku akan bertemu dengan pamanku. Tapi aku tetap memilih tinggal di Apartmen. Aku tidak ingin merepotkan mereka”

“itu bagus. Lalu bagaimana dengan Daniel?”

“Daniel? Tentu saja Daniel akan tetap disini.”

“begitukah? Sebelum kamu pergi nanti aku ingin bertemu Daniel. Aku juga akan berpamitan dengannya karena aku juga akan ke Yogyakarta” pintaku.

“tentu saja. Aku akan membawamu menemuinya”

MUNGKIN, AKU ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang