14. Selamat Datang di Jerman

29 3 1
                                    

Bandara. Setiap aku di bandara, pasti mengingatkanku akan kejadian 5 tahun yang lalu. Waktu itu aku mengejarnya saat dia akan pergi. Aku berlari semampuku. Sekuat yang kubisa agar aku tidak terlambat.

Waktu itu, waktu yang paling pahit dihidupku. Kata-katanya, kata-kata yang dia ucapkan sampai sekarang masih selalu terngiang ditelingaku.
Aku membencimu, Aku benci wanita sepertimu. Kamu tidak pantas menjadi istimewa dihidupku.
Rizky, tahukah kamu bahwa kamu sangat istimewa untukku?

Aku sudah dipesawat yang akan mengantarkanku ke Jerman. Disebalahku ada Bosku dengan majalah yang sedang dia baca. Aku sama sekali tidak tertarik untuk membacanya, tapi aku tidak lupa. Aku tidak lupa membawa buku catatan harianku. Diaryku. Bosan, aku membaca isinya. Sudah  7 hari ini aku tidak menulis mengingat kesibukanku.

Tertulis tanggal 15 Mei 2008 (5 tahun yang lalu)

Aku tidak mengerti dengan semua cerita ini, namun apa yang kamu ucapkan membuatku tahu bahwa kamu sangat benci kepadaku? tahukah kamu bagaimana disalahkan dengan alasan yang tidak kita ketahui? Atau tahukah kamu bagaimana rasanya dibenci dengan seseorang yang sebenarnya sangat kita sayangi?

Tertulis tanggal 24 Mei 2008

Aku masih menunggu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan konyol yang bermunculan dihatiku. Aku tidak tahu informasi yang diberikan temanmu itu apakah sebuah jawaban? Aku rasa tidak. Ada sesuatu yang lain padamu yang tidak kuketahui. Kumohon, beri tahu aku dimana tempat aku bisa menemukan jawaban ini semua. Dimana tempat agar aku bisa mengetahui isi dari cerita ini.

Tertulis tanggal 22 Juni 2008

Aku tidak tahu kenapa dipikiranku selalu ada kamu. Mungkin karena aku masih menunggu cerita itu. Terkadang aku tidak mengerti kenapa aku harus berurusan dengan semua ini. berurusan denganmu, dengan temanmu, dengan dia yang masuk dalam cerita ini. Aku tidak mengerti kenapa aku ada didalamnya. Namun satu kalimat untuk menghibur diriku yang sedang terluka, Mungkin, Aku Istimewa. Mungkin. Ya, mungkin aku yang istimewa sehingga Tuhan meletakkan namaku dalam cerita ini.

Tertulis tanggal 13 Januari 2009

Aku belum memulai hidup baruku. Aku masih seperti ini. Menunggu semua akan berakhir. Siapa yang akan memberitahuku tentang semua ini? Aku menyadari, selain menunggu jawaban ini ternyata aku sangat merindukanmu. Sangat merindukanmu.

Tertulis tanggal 30 Juni 2009

Diatas selembar kertas putih.
Dengan goresan tinta hitam
Huruf yang menjadi kata dan kata yang menjadi kalimat
Kutulis dengan bahasa rasa yang kutahu
Didalamnya ada hati dan perasaan
Dibawah lampu putih yang bersinar tepat dimana kertas ini kutulis
Hanya tulisan sederhana, tapi itu bukti dari sebuah rasa
Rasa. Ya, suatu rasa yang seharusnya Kamu ketahui
Diatas meja belajar, duduk dikursi memegang pena
Hanya sendiri disuatu ruangan dimana tempatku beristirahat
Sekali lagi, ini sederhana. Sangat sederhana Aku menulisnya
Kutulis dengan pena yang didasari dari hati dan jiwaku dengan ditemani serangga kecil yang mengusikku.
Tapi Aku tidak perduli.
Yang kutahu Aku hanya ingin menulis ‘Aku Merindukan Kamu’.
Aku hanya ingin menulis itu, yang berharap Esok, Lusa, atau kapan pun itu Kamu dapat membacanya.

.......

Perjalanan yang cukup melelahkan. Kami  sampai di Jerman. Keluar dari pesawat langsung diserang dengan udara dingin. Dari bandara aku dan bosku langsung menaiki taksi yang dipanggilnya menuju apartment.

Singkat ceritanya, bosku tidak memilih apartmen yang dekat denganku. Dia memilih untuk tinggal di rumah salah satu anggota keluarga. Pikirku tidak papa, toh si Bos hanya 4 hari menemaniku.

Aku menemukan apartmen yang kurasa sangat cocok untukku. Semua biaya tentu saja si Bos yang mengurus. Aku hanya tinggal menempatinya saja. Apartmen ini sangat nyaman. Tidak terlalu besar. Namun ukurannya hampir sama dengan tempat tinggalku di Yogyakarta. Hanya ada tempat tidur dan beberapa meja disampingnya. Disebelah kanan, ada ruang TV kecil dan satu sofa panjang yang sangat empuk. Dibalik sofa tersebut, ada kamar mandi yang kurasa cukup nyaman. Seluruh ruangan aku periksa. Kamar mandi, tempat tidur, bahkan TV ku tes untuk menyala. Aku rasa aku akan betah selama 2 bulan kedepan.

Jerman, aku akan memulai pekerjaanku besok. 2 bulan kedepan akan menjadi jadwal yang sibuknya pakai super. Baru saja aku ingin memulai awal hidup kembali di Yogyakarta, namun kenyataan berbeda, Jerman mengingatkanku dengan 5 tahun yang lalu. Bukan tempatnya, melainkan seseorang yang berada disini, meskipun aku tidak tahu apakah dia masih ada disini?
Jerman, selamat datang. Sambutlah aku dengan kegembiraan di negeri orang yang sedang kurindukan.



***
Maaf kalau cuma dikit
Yappp. Itu kata2 diatas udah lama banget ya aku tulis. Cerita ini kan ada tulis di awal tahun 2015. Lama banget ya 😂
Pokoknya selamat membaca.
Karena masih pemula, jgn lupa vote and comment 😊

MUNGKIN, AKU ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang