4

172 35 0
                                    

Flashback on...

Jimin bersandar di dinding dan menunduk dengan raut wajah tersiksa. Yoongi berniat pura-pura tidak melihatnya. Saat berusaha melewatinya dengan pelan, ia bertemu pandang dengan Jimin. Bibir Jimin membentuk seulas senyum dingin. Mendadak kerah baju Yoongi ditarik dan ia didorong ke dinding.

"Kau bilang namamu Min Yoongi?"

Flashback off...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jimin mendekatkan wajahnya sampai Yoongi bisa merasakan nafas laki-laki itu. Sampai Yoongi bisa merasakan kesedihan di dalam mata gelapnya itu.

"Sekali lagi kau muncul di depanku, matilah kau." Jimin menggeram. "Jauhi Namjoon Hyung."

Seperti penguntitnya bukan Seokjin, tapi cowok ini.

"Kalau tidak, matilah kau."

Yoongi mencengkram lengan Jimin yang menggenggam kerah bajunya, kemudian melintirnya ke samping, dan menendang kuat-kuat lutut cowok itu. Saat Jimin terjatuh dilantai Yoongi memuntir lengan cowok itu kebelakang dan menjambak rambutnya hingga kepala Jimin mendongak.

Seakan terperangah dengan serangan balasan yang tidak disangka cowok itu tidak bergerak sedikit pun.

"Kau bilang namamu Kim Jimin?" Yoongi menunduk sambil berbisik di telinga Jimin.

"Jangan kira semua gadis itu lemah. Kau pikir menarik kerah baju dan mendorong ke dinding sudah cukup untuk menakut-nakutiku? Dengar baik-baik, Kim Jimin. Sekali lagi kau menyentuhku, marilah kau."

Hidup memang dipenuhi kejutan.

Sampai saat ini, Yoongi tidak pernah mengalami kejadian apa pun. Tidak ada yang menawarkan satu juta won untuk menjadi pacar palsu, tidak ada laki-laki yang berkelakuan seperti bintang buas yang menarik kerah baju Yoongi dan mengancamnya. Seperti jatah kejadian aneh seumur hidup dialami Yoongi dalam satu hari.

Tapi Yoongi merasa minuman yang tadi diminumnya enak. Warnanya juga cantik. Yoongi tersenyum geli sambil masuk ke rumah, kemudian bertemu pandang dengan ibu tiri yang menunggunya di depan rak sepatu. Dia menatap Yoongi dengan sorot dingin yang menusuk. Yoongi terpaku, tidak menyangka ibu tirinya menunggunya.

PLAK!

Suara tamparan pipi bergema diruang keluarga yang hening.

"Pukul berapa sekarang?!"

"..."

"Kau baru pulang dari mana pada jam seperti ini?!"

"..."

"Kalau tetangga melihatmu, mereka akan bergosip. Kenapa kau selalu mempermalukan keluarga ini?! Sebenarnya apa maumu?! Ha?!"

Yoongi berusaha tersenyum.

"Masih berani senyum?!"

PLAK!

Sekali lagi Yoongi merasakan sakit di pipinya.

"Aku benci melihatmu. Cepat masuk kamar!"

Yoongi berjalan menuju kamar sempitnya yang sebelumnya gudang. Kemudian pintu kamar yang dulu ditempati Yoongi dibuka dan Jisoo menunjukkan wajahnya. Jisoo menjulurkan lidahnya dengan gaya mengejek. Melihat wajah menyebalkan itu, Yoongi hanya bisa meringis dan membuka pintu kamar sempitnya.

Aku Hanya Ingin Tenang! [ MINYOON ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang