Misi Sandi

54 14 17
                                    

Sekarang sandi memiliki jadwal untuk mencari tahu siapa itu Frisma.

Kenapa sandi tahu kalau dia bernama frisma? Itu karena dari sekian persen warga sekolah selalu membicarakannya.

Banyak sekali entah itu kakak kelas, adik kelas pun juga banyak yang membicarakannya karena parasnya yang cantik dan sifatnya yang pendiam dan halus layaknya perempuan anggun. Tetapi jika sudah marah ia akan sulit untuk dibujuk.

Sekarang sandi sudah sampai di depan pintu kelas yang bertuliskan "XI IPA 1" kelas sang pujaan hatinya.

Dia pun masuk kedalam dan mengabaikan tatapan-tatapan yang tidak suka dari para siswa laki-laki.

Sandi tahu bahwa sebagian besar semua siswa laki-laki di sekolah ini mungkin tidak menyukai dirinya karena perilakunya yang sesuka hati.

Seperti tadi saja, masuk tanpa mengetuk pintu dulu ataupun meminta izin.

"Hai" sapa sandi saat ia sudah berada di depan meja sang pujaan hatinya.

Frisma menatap sandi bingung.

"Siapa?" Ucap frisma

Sungguh frisma memang kudet alias kurang update dengan keberadaan di sekitarnya, sampai-sampai si kapten basket yang kata orang-orang ganteng, saja dia tidak tau.

"Sandi"

"Sandi siapa sih?" Ucap frisma

"Kapten basket" jawabnya singkat

"Kapten basket apaan sih? Lo kalau ngomong thu yang jelas dong" ucap frisma dengan kesal.

"Gw udah ngomong dengan jelas, cuman lo nya aja yang ngak peka" Ucapnya

Selain kudet, frisma juga memang bukan perempuan yang peka terhadap sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan cowok.

"Lagian lo lagi kalau ngomong thu langsung to the point aja" ucap frisma

Lama-lama bicara dengan sandi bisa menguras seluruh kekesalan frisma saja.

"Gw mau ngomong sesuatu yang pribadi sama lo, tapi ngak disini tempatnya!" Tegas sandi singkat & jelas.

Setelah mengatakan itu dia langsung menarik tangan kanan frisma dengan kuat dan menyeretnya menuju taman belakang sekolah yang sepi.

Frisma menghempaskan tangannya saat sudah sampai di taman belakang sekolah.

Dia marah karena orang yang sama sekali tidak dikenalinya atau baru saja kenal langsung membawanya sesuka hatinya.

"Bisa ngak sih kasar sama cewek!" Ucap frisma pada sandi karena tangannya sudah sakit dan memerah akibat cekalan yang kuat.

Sedangkan yang ditanya malah hanya menyandarkan punggungnya pada tembok dan memasukkan tangannya ke saku celananya.

"Lo yang buat gw harus bersikap kasar sama lo!" Jawabnya dengan tenang namun masih ada ketegasan di matanya itu.

"Yaudah mau ngomong apa? Gw ngak punya banyak waktu!" Ucap frisma

"Gw cuman mau lo kasih tahu gw. Alamat rumah, nomor Wa, nomor hp. Pokoknya semua tentang lo." Pintanya tanpa ada rasa malu sedikitpun.

"Emang lo siapa gw?" Tanya frisma dengan nada sedikit keras.

Seumur-umur baru pertama kalinya frisma melihat orang yang tidak punya rasa malu seperti sandi.

Dia saja bukan siapa-siapanya, untuk apa dia memberikan alamat rumah? Nomor Wa? Apalagi nomor hp? Yang benar saja.

"Saat ini gw memang bukan siapa-siapa buat lo, tapi suatu saat nanti gw akan menjadi siapa-siapa buat lo"

Sungguh sandi akan bersumpah bahwa suatu saat nanti entah itu kapan dan dimana. Dia bisa merubah kata "bukan siapa-siapa" menjadi "siapa-siapa".

Gimana ceritanya bagus ngak?

Jangan lupa vote & comen ya😉

Soalnya aku butuh saran kalian guys!!

Sampai jumpa dipart berikutnya ya😊

Starting From Coercion That Leads To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang