Dipaksa Jadi Pacarnya (2)

43 2 0
                                    

Hey guys!!

Mumpung liburan aku update sekarang aja ya ;)

Selamat membaca :) 📖 📖





"Aku bakal anterin kamu pulang, setelah kamu jawab iya untuk pertanyaan aku" paksa sandi sambil mengeratkan pegangan tangannya di kedua tangan frisma agar dia tak bisa kabur keluar.

"Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan sandi. Tolong pintarlah dalam membedakan sebuah kalimat!" Ucap frisma.

"Aku tidak peduli, yang penting apa jawabanmu? Iya atau tidak?" Ucapnya.

"Ngak! Gw ngak mau! Sekali ngak tetap ngak!" Bantah frisma.

"Sepertinya aku harus berlaku kasar agar kamu bisa mengeluarkan kata iya dari mulutmu itu, sayang" ucap sandi.

Seringaian sinis pun terbentuk di wajahnya.

Ya tuhan, apalagi yang akan dia lakukan pada frisma?

Tiba-tiba saja sandi mendorong bahu frisma ke belakang sehingga punggungnya membentur kasur yang empuk dan sandi langsung mencium bibirnya dengan kasar.

Hanya dengan cara itulah yang ada di dalam pikirannya agar bisa membuat frisma lemah dan tak berdaya lalu dengan terpaksa dia akan mengatakan iya agar bisa cepat-cepat pergi darinya.

Sandi manuelo kennan memang sangat licik. Baik dalam permainan basket maupun dalam soal perasaan.

Dan yang penting Frisma ainina afinda bisa menjadi miliknya.

"Eghh... san..di iy... ya lep..as..in gw!"  Teriak frisma terbata-bata disela-sela ciuman paksa sandi.

Sandi memang menyebalkan, intinya frisma benci pada dirinya sendiri karena dengan mudahnya dia mengatakan iya di sela-sela lumatan sang kapten basket. Menyebalkan!!

Sandi pun melepaskan ciuman paksanya dan memberikan frisma untuk berbicara. Dia deg-degan dengan jawaban apa yang akan frisma lontarkan padanya.

Apakah iya atau tidak? Menurut kaliyan apa?

Mereka berdua masih terengah-engah akibat ciuman mereka.

Dan sepertinya mereka harus diberikan waktu dulu untuk menetralkan jantung mereka yang tiba-tiba berdetak 5 X lipat dari ritme jantung pada umumnya.

"Iya, gw mau kok jadi pacar lo dan apa sekarang gw bisa pulang?" Tanya frisma dengan tenang karena dia pasrah saja dengan takdir hidupnya.

Jika mereka ditakdirkan berjodoh maka hubungan ini akan berjalan sampai mereka menikah nanti. Tetapi jika mereka tidak berjodoh entah 1 atau 2 Bulan kemudian pasti hubungan mereka akan berakhir entah kapan waktunya.

Dan frisma hanya menyerahkan semuanya pada takdir.

Mungkin sekarang dia belum mencintai sandi, tapi siapa tahu di kemudian hari dia bisa saja mencintai sandi.

"Belum. Belum boleh pulang karena urusan kita belum selesai, sayang. Tenang saja, kamu tidak akan celaka hanya karena diam dikamarku, pacarku." Ujarnya dengan menekan kata pada akhir kalimat.

'Dih, jadi pacar aja udah sebahagia itu. Apalagi jadi suami? Eh.. kok sampai ke suami sih ngomongnya? Aduh.. salmong.' Bathin frisma.







Hey guys!!

Gimana lanjutannya kali ini? Seru ngak?

Maaf ya kalau akhir-akhir ini telat update soalnya kemarinnya authornya sedang tidak enak badan jadi baru update sekarang. Maaf ya🙏

Sampai jumpa di part selanjutnya ya ;)

Jangan lupa vote dan comentnya ya :)

Starting From Coercion That Leads To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang