"Aduh.. mama lama banget sih jemputnya kan jadinya nunggu lama." Gerutu frisma
Ia sudah menunggu lama bahkan sekitar 1 jam yang lalu sesudah bel pulang berbunyi.
Entahlah, apakah mamanya masih di rumah atau lupa menjemputnya.
"Tif, gimana kalau mama lupa jemput gw?" Tanyanya pada seseorang yang sedang duduk di sebelahnya yang sedang memainkan hp nya.
"Tif! Ihh.. jawab gw kek dari tadi sibuk aja sama hp nya." Ucapnya kesal
"Aduhh.. iya iya apa sih? Gw lagi serius nih dari tadi juga." Ucap tifah yang ikutan kesal juga.
"Iya makanya dengerin dong. Jangan di kacangin! Seorang Frisma ngak suka di kacangin." Tegasnya
"iya frisma cantik, mau ngomong apa sama tifah." Tanya tifah dengan nada yang di buat-buat lembut padahal jelas sekali dia sedang kesal.
Sedangkan frisma hanya mengerucutkan bibirnya.
"Lah.. kenapa thu bibirnya? Jijik gw lihat nya." Ejek tifah pada frisma yang sekarang sedang berdiri sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Yaudah sih, ngak usah temenin orang jelek kayak gw." Ketusnya pada tifah yang sekarang berusaha mengejarnya.
Dia berjalan sangat cepat dan tidak pernah memperhatikan keadaan sekitarnya jika dia sedang kesal.
Dia hanya fokus pada kesalnya saja tidak pada yang lain.
Tiba-tiba seseorang dari arah berlawanan pun menabraknya.
Brakk...
"Awhh..." ringisnya.
Dalam sehari bahu frisma yang malang itu terkena serangan mendadak.
"Lo kalau jalan pake mata dong!" Bentak frisma pada seseorang yang menabrak bahunya.
"Maaf maaf, gw ngak sengaja." Ucapnya
Sedangkan Frisma sangat sibuk membersihkan tangan dan kakinya yang kotor akibat terkena aspal.
Sampai ia tak menyadari bahwa seseorang yang menabraknya itu mengulurkan tangannya berniat untuk membantunya berdiri.
"Ihh.. apa ini takdir gw yang selalu jatuh gara-gara di tabrak bahunya sama orang? Bisa ngak sih jatuhnya yang layak masa bahu terus sih yang di tabrak?" Omelnya
"Gw ngak sengaja. Sini gw bantu" ucapnya
Suara itu menyadarkan frisma dari kesalnya.
Ia mendongak dan menemukan cowok yang tadi pagi!
Cowok yang menabraknya di belakang sekolah dan membantunya!
Cowok yang membuat frisma gugup saat bertatapan dengannya!
Dan sekarang dia bertemu kembali dan kejadiannya pun terulang kembali dengan cowok yang sama.
"Pangeranku"
Tanpa sadar Frisma mengucapkan kata itu dan membuat cowok yang ada di depannya itu menahan tawanya.
"Pangeranku?" Ulang cowok itu yang sengaja memancing frisma.
Karena dia penasaran apakah dia mengucapkannya itu dengan sengaja atau tidak?
"Ah pangeranku? Mana pangerannya? Ganteng ngak?" Tanya frisma sambil menolehkan kepalanya keseluruh benda-benda yang bisa dijadikan objek pengganti selain cowok ganteng yang ada di depannya ini.
Cowok yang tidak frisma ketahui namanya itu hanya tertawa kencang melihat tingkah frisma yang menurutnya gemas itu.
"Bisa ngak sih ketawanya ngak sampai segitunya? Lucu banget ya?" Sinis frisma pada cowok yang tak dikenalnya itu.
"Iyalah lucu. Gimana ngak lucu coba? Lo nya gemesin sih" ucapnya sambil mencubit kedua pipi frisma.
Sedangkan yang dicubit pipinya hanya diam membeku.
Ia masih tak percaya akan di sentuh oleh cowok ganteng tanpa nama itu.
"Hey cowok tanpa nama, bisa turunin tangan lo ngak? Sakit nih pipi gw." Ucap frisma
"Tanpa nama? Maksud Lo? Gw punya nama ya" ucapnya
"Gw juga tahu lo punya nama, Tapi gw nya ngak tahu siapa nama lo. ngak peka banget sih jadi cowok!" Ucapnya kesal
"Oh bilang dong kalau lo pengen tahu nama gw" ucap cowok itu
"Dih.. siapa juga yang pengen tahu nama lo? Ngak banget ya." Ucap frisma
"Bilang aja kali ngak usah malu juga. Nama gw refan wijaya, panggil aja refan." Ucapnya
"Oh" ucap frisma sambil berjalan pergi, tapi saat frisma ingin berjalan pergi, ia merasa ada seseorang yang mencekal tangannya.
"Kok lo pergi sih? Terus cuman oh doang responnya?" Tanya cowok yang bernama refan itu.
"Terus gw harus apa? Loncat-loncat senang gitu pas tahu nama lo." Sinis frisma
"Iya kan gw juga pengen tahu siapa nama lo. Jadi siapa lo?" Tanya refan dengan mata berbinar
Jujur saja refan sangat penasaran dengan nama cewek yang ada di depannya ini.
"Siapa apanya sih?" Tanya frisma
"Nama lo lah" ucapnya
"Frisma. Frisma ainina afinda." Ucap Frisma
"Nama yang cantik seperti orangnya." Ucapnya
Hey Guys!!
Gimana ceritanya? Seru ngak?
Jangan lupa vote dan comennya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting From Coercion That Leads To Love
RomanceMenceritakan Tentang Seorang Gadis Yang Dipaksa Untuk Menjadi Pacarnya Si Kapten Basket. Awalnya Gadis Itu Biasa-Biasa Saja Kepada Si Kapten Basket Itu, Tapi Lama-Lama Sebuah Perasaan Muncul Dari Hati Gadis Itu. Sampai Akhirnya Mereka Dipisahkan Ole...