Hari Minggu Yang Menyebalkan

63 1 0
                                    

Hey guys!!

Gue update lagi ya setelah sekian lamanya ngak update!!


Happy reading 📖📖




* * *

Sekarang adalah hari minggu, hari dimana semua orang bisa melupakan sejenak pekerjaan yang membuat pikiran mereka sumpek.

Sama halnya dengan frisma. Bedanya bukan pekerjaan yang membuatnya sumpek, tapi masalah sekolah dan si kapten basketnya itu.

Belum lagi kemarin, sebelum dia diantar pulang oleh sandi setelah insiden pemaksaan dikamarnya itu.

Banyak sekali syarat yang diajukan olehnya selama menjadi pacarnya seperti, berbicara harus menggunakan aku-kamu, harus saling ngabarin, tidak boleh ada rahasia, tidak boleh membangkang apa yang dikatakannya, dan 1 lagi yang sangat konyol menurut frisma adalah dia harus mencintai sandi. Bagaimanapun caranya.

Dia sungguh pemaksa!

Rasanya frisma sangat mengantuk dan ingin sekali menghabiskan waktunya bersama dengan kasurnya, berguling dibawah selimut berwarna pinknya, dan mendengarkan lagu diacara tv yang berjudul maafkanlah.

Lagu milik reza-re pun berbunyi keras memenuhi kamarnya dan membuat si pemilik kamar yang sedang asik-asiknya memimpikan Aliando Syarief yang akan melangsungkan pernikahan dengan dirinya. Hhhhhh... terlalu menghayal memang!!

Handphone berwarna pink berlogo apel ia ambil dinakas sebelah kiri tempat tidurnya dan mengangkat telepon dari orang gila yang lancang mengganggunya saat ia sedang memimpikan pujaan hatinya. Aliando Syarief!!

"Hallo." Sapa frisma dengan suara serak khas orang yang baru bangun dari alam mimpinya.

Dan ia juga masih dengan mata setengah tertutup lalu berbicara pada sang penelepon itu.

"Hai, sayang. Suara kamu kok serak? Kamu sakit ya? Aku kerumah kamu ya?"

Terdengar sekali dari nada si penelepon itu kalau dia sedang mengkhawatirkan frisma.

"Ngak ah, aku ngantuk mau tidur lagi aja. Udah dulu ya, ngak usah lebay aku ngak papa kok." Jelas frisma dengan malas.

"Ngak mau tahu. Pokoknya bukain pintunya kalau aku udah ada di depan rumah kamu ya, sayang. I Love You." Ucap sandi sebelum mengakhiri panggilannya.

Tut... tut... tut...

Sambungan telepon pun terputus!!

"Ih... belum juga dijawab udah main tutup aja. Ngeselin banget sih. Baru juga pacaran sehari gimana kalau setahun coba." Gerutu frisma kesal.


* * *

"Mama, aku laper mau makan nasi goreng. Bang devan mana ma?" Tanya frisma pada mamanya yang masih berkutat didapur.

"Devan kayaknya masih di kamar deh, fris. Coba samperin aja biasanya kalau hari minggu dia masih molor jam segini tuh." Jelas sang mama kepada frisma.

"Ya udah, ma. Aku mau ke kamar bang devan dulu ya ma. Sekalian mau gangguin dia juga." Ucap frisma di sertai dengan kekehan.

Setelah itu, dia mengecup pipi kanan mamanya. Kemudian berlari menuju kamar abangnya yang berada di lantai 2 tepatnya di samping kamarnya.

Dia mendobrak pintu kamar abangnya dengan kasar dan menutupnya kembali dengan cara membantingnya sehingga menimbulkan suara yang cukup keras dan pastinya abangnya akan terbangun.

"ABANGG!! KOK MASIH TIDUR SIHH!! AKU NGAK ADA TEMEN MAINNYA BANGG!! JADI TERPAKSA AKU GANGGUIN ABANGG!!" Teriaknya dengan suara keras.

Dan sepertinya abangnya itu harus dibawa ke dokter THT untuk memeriksa telinganya. Karena suara adiknya itu sudah seperti mencari orang hilang di hutan saja!!

"Aduhh... frisma ainina afinda. Abang mohon dengan sangat, kecilin suara kamu. Jadi Pengang kuping abang." Ujar devan.

"Ngak peduli, yang penting sekarang aku bosen ngak ada temen main. Aku mau gangguin abang aja pokoknya ngak mau tahu." Rengeknya manja sambil cemberut.

Wajahnya itu memang imut jika dilihat, sampai abangnya tertawa geli melihat adiknya yang menyebalkan sekaligus cantik ini.


"Kok abang sih yang di gangguin? Cowok kamu lah? Ayolah, abang tahu kamu sudah punya cowok. Ngak usah ditutup-tutupin lagi." Ucap abangnya.

Frisma yang mendengarkan kata cowok seketika pipinya langsung memerah. Abangnya itu tak tahu aja kalau yang dibicarakannya itu sangat sensitif bagi ritme jantungnya.

"Abang bisa ngak sih jangan ngomongin cowok, aku lagi ngak pengen ngomongin cowok. Aku..."

Belum sempat frisma menyelesaikan ucapannya, pintu kamar abangnya sudah diketuk dari luar. Entah itu papanya atau mamanya. Tapi sepertinya itu mamanya, karena biasanya setiap hari minggu papanya sibuk menonton siaran sepak bola di Tv ruang keluarga.

"Masuk, ma. Pintunya ngak dikunci kok." Teriak devan.

Pintu pun terbuka dan muncullah mamanya yang anggun itu di kamar abangnya masih dengan celemek yang terpasang di badannya yang ramping itu.

"Fris..."












Hayo loh :v


Kira-kira mamanya mau ngomong apa ya? Ada yang tahu ngak?


Tunggu di part selanjutnya ya :)


Jangan lupa vote & commentnya ya ;)








Starting From Coercion That Leads To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang