Digangguin Terus

47 9 3
                                    

Sejak saat itu, sejak frisma mengenal sandi dan sandi mengenal frisma, semuanya berubah.

Sandi yang dulunya cuek sekarang malah peduli tetapi hanya kepada frisma.

Sedangkan frisma yang dulunya pendiam sekarang menjadi cerewet karena tingkah laku sandi.

Sekarang jam istirahat, semua anak-anak pada berhamburan keluar kelas menuju ke kantin.

Sama halnya dengan frisma yang sedang duduk bersama sahabatnya dibangku kantin yang paling tengah.

Sungguh rasanya frisma ingin melempar semua barang yang ada di dekatnya hanya karena satu orang yaitu sandi.

Cowok itu berdiri disamping kirinya bersama kedua temannya.

Ia berdiri dengan muka datar tak ada senyuman sedikitpun dan itu membuat semua orang takut kepadanya.

"Sorry gw ganggu, Tapi emang niat gw ganggu sih."

"Bukan ganggu, Tapi sangat menggangu dengan adanya lo disini."

"Santai dong, yank. Jangan sensi amat sama gw." Godanya pada frisma yang sekarang pipinya sudah memerah. Malu!

"Cie.. pipinya merah, lo suka sama gw ya?" Ucapnya

"Ngak usah kepedean deh lo. Pergi sana." Sinis frisma sambil menendang-nendang kaki sandi.

Dia yang ditendang hanya tersenyum saja. Bukannya sakit tapi malah sebaliknya. Nyaman!

Frisma yang melihat itu langsung berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan sandi yang masih tersenyum disana.

Tapi, baru satu langkah ia berjalan, tangannya langsung dicengkeram erat oleh sandi, seakan menunjukkan kalau dia tidak suka ditinggal.

"Siapa yang suruh pergi?" Tanya nya dengan nada yang tenang, tapi kelihatan sekali kalau dia sedang marah.

"Ngak, cuma bosen aja lihat wajah lo." Ucapnya lalu menghempaskan tangannya dan pergi meninggalkan kantin yang ramai karena ada tontonan gratis.

"Lo ngak akan bisa pergi dari gw." Teriak sandi hingga membuat seluruh pengunjung kantin menatapnya bingung.

Dam setelah itu dia berlari untuk mengejar sang pujaan hatinya.

* * *

Frisma Pov (Point Of View)

Gw risih banget jadinya kalau diginiin terus.

Kemana-mana selalu diikuti, emangnya gw tawanan apa yang selalu diikuti polisi?

Gw jalan sambil menghentak-hentakan kaki gw agar semua orang tahu kalau gw sedang tidak ingin diganggu.

"Yank, jangan marah dong." Ujar seseorang disampingnya.

Siapa lagi kalau bukan...

Sandi manuelo kennan!!

"Yank yank yank, emang gw pacar lo apa? Bukan kan?" Ucapnya kesal

"Tapi nanti kamu harus mau jadi pacar aku, yank." Ujarnya sambil langsung memeluk frisma dengan erat dari belakang.

Dan kalian tahu? Aku sangat malu setengah mati.

* * *

Sandi Pov (Point Of View)

"Bisa ngak sih lo ngak bikin gw malu?" Tanyanya dengan tenang.

"Malu?" Tanya gw padanya.

Gw heran apa sih yang membuat malu?
Padahal semua orang pengen dipeluk oleh gw.

"Iyalah malu. Lo nyadar ngak sih apa yang lo lakuin sekarang?" Tanyanya dengan nada sedikit keras dan tentu saja itu membuat gw marah.

Sampai sekarang ini belum ada yang berani bicara keras selain mama dan papa gw.

Gw sangat tidak suka jika ada orang yang seperti ini.

* * *

Sekarang sekolah sudah sepi karena 5 menit yang lalu bel pulang sudah berbunyi.

frisma sekarang sedang duduk dibangku penonton lebih tepatnya dipinggir lapangan basket.

Tepat sekali hari ini hari rabu, hari dimana semua anak-anak basket melakukan latihan rutinnya tiap minggu 3 kali yaitu senin, rabu, dan jumat.

Dan rasanya frisma tidak tahu kalau hari ini sandi berada di dekatnya.

Frisma yang telinganya sedang disumbat oleh handset dan sedang asik menikmati dunia musiknya pun tidak tahu kalau ada seseorang yang berdiri tepat disampingnya.

Dan seseorang itu dengan santainya merangkul pundak orang yang sedang sibuk dengan dunia musiknya.

Dan duduk di sebelahnya dengan jarak yang begitu dekat. Bahkan sangat dekat.

"Sayang, kamu belum pulang?" Ucap Seseorang itu

"Sandi? Kok lo bisa disini sih? Tanyanya dengan nada terkejut.

"Bisa lah, yank. Kenapa ngak bisa sih?" Ucapnya.

Ada rasa geli saat sandi mengatakannya.

"Ihh.. Kenapa lo ngak pulang aja sih." Teriaknya.

Sampai-sampai orang yang berada di lapangan itu pun menatap kearah mereka.

"Jangan teriak-teriak dong yank." Ucapnya.

"Gimana ngak teriak orang gw kesel sama lo" teriaknya lagi sambil memukul-mukul dada bidang sandi.

"Apa sih salahku yank?" Tanyanya sambil memegang kedua tangan frisma agar berhenti memukulinya.

"Jelaslah lo salah karena lo masih disini, ngak mau pergi. Kalau ngak pergi gw aja yang pergi. Entah kenapa ya setiap lo muncul bawaannya gw pengen marah terus!" Ucapnya sambil berdiri lalu menghentakkan kakinya dengan kesal kemudian pergi meninggalkan sandi dengan perasaan kesal setengah mati.

"Emang salah gw apa sih? Gw kan cuman nyamperin dia doang!" Tanya sandi kepada dirinya sendiri.


Hey Guys!!

Gimana part ini? Enak ngak ceritanya?

Maaf ya kalau masih belum sempurna soalnya masih baru belajar sih!

Jangan lupa vote & comennya ya:)


Starting From Coercion That Leads To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang