Chapter 9

42 4 1
                                    

  " AAARRRGGGGHHHHH " Teriak Maira dan Intan bersamaan.
      Semua yang mendengar teriakan mereka langsung berlari menuju kamar Maira.

" Ada apa ?? " Tanya Sarah khawatir, lalu dibelakang Sarah muncul Shopi, Riska, dan Antung.

" I-itu kak." Ucap intan terbata-bata sambil menunjuk kotak yang terjatuh dekat kasur Maira.

      Mereka semua langsung mendekati kotak itu, lalu mereka terkejut melihat isi dari kotak tersebut.

" Siapa yang mengirimnya ?" Tanya Shopi

" Tidak tau kak,, tadi saat aku keluar rumah, ada seorang pria tua yang memberikan kotak itu padaku, dia bilang kotak itu adalah hadiah untuk Maira, jadi aku terima saja." Jawab Intan seraya mengusap kepala Maira yang masih dalam pelukannya.

" Hiks,,, hiks,, Intan,, aku takut." Ucap Maira menangis.

" Tenanglah Maira,, ini mungkin hanya salah kirim." Ucap Sarah pada Maira, dan diikuti anggukan dari Antung.

" Tapi mana mungkin salah kirim, jelas-jelas namaku tertulis disana." Ucap Maira menunjuk kotak itu.

   Sarah dan Antung langsung melihat kotak itu, dan ternyata benar. Dikotak itu tertulis namanya. Sarah melihat ada kertas dibawah bangkai kucing malang itu. Ya, yang ada didalam kotak itu adalah bangkai kucing yang sangat mengerikan, kepalanya pecah, badannya banyak tusukan, dan organ tubuh kucing malang itu keluar. Sarah mengambil kertas itu lalu membacanya.

" Hei kalian semua, dengarkan ini." Ucap Sarah.

" Dari mana kau mendapatkan kertas itu ?? " Tanya Riska.

" Dari bawah kucing itu." Jawab Sarah seraya menunjuk kucing itu.

" Bacakan." Ucap Shopi.

" ok : Hai Maira, apa kabarmu ? Aku yakin, kau sekarang pasti ketakutan dan sedang menangis, cup cup ~~ jangan takut anak manis,, aku tidak akan membuatmu mati dengan cepat dan simple. Kita akan bermain-main sedikit, sehingga kau bisa merasakan sakitnya sayatan pisauku yang sudah kuasah setajam mungkin hanya untukmu Maira. Sampai jumpa Maira, sampai jumpa di hari kematianmu nanti,, : itu isi dari surat ini." Ucap Intan.

      Semua sangat terkejut, mereka tidak menyangka kalau isi dari surat itu adalah ancaman.

" Tenang dek,, kami akan melindungi dirimu, kau fokus saja pada kesehatanmu. Karna besok kepala sekolah akan mengungumkan ketua OSIS yang baru." Ucap Riska menenangkan Maira sambil mengusap kepalanya.

" Itu benar Maira, sebaiknya kau istirahat saja dulu." Ucap Sarah.

" Terima kasih semua,, aku sudah merepotkan kalian semua, padahal ini adalah salahku. Tapi kalian juga harus ikut dalam masalah ini." Ucap Maira merasa bersalah.

" Aish,, kau ini, kami semua tidak merasa keberatan dengan hal ini, justru kami akan merasa kecewa denganmu jika kau tidak menjadi ketua OSIS." Ucap Riska.

" Hm. Itu benar Maira." Jawab Antung, dan diikuti anggukan oleh yang lainnya.

" Terima kasih,, sekali lagi terima kasih semua. Aku pastikan, namaku akan dipanggil besok oleh kepala sekolah." Ucap Maira berusaha terlihat senang.

" Baiklah kalau begitu, kami pergi dulu ya,, tidur yang nyenyak dan mimpi indah." Ucap Antung seraya mengambil kotak itu dan menutup pintu kamar Maira.

" Teriama kasih." Ucap Maira setelah pintu kamarnya tertutup, lalu Maira mulai terlelap dengan nyaman.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

    Pagi ini cuacanya sangat baik, sehingga membuat siapapun yang keluar dari rumah dan menikmati sinar matahari akan membuat mereka lupa untuk sementara akan masalah yang mereka alami, begitupun dengan Maira dan teman-temannya. Mereka lupa dengan kejadian semalam, seakan itu tidak pernah terjadi.

" Ayo kita berangkat kak." Ucap Maira pada Shopi.

" Ayo." Jawab Shopi.

Lalu mereka semua menuju garasi dan menaiki kendaraan mereka masing-masing.

<<<< kelas Maira >>>>

Semua siswa dan siswi tampak menggromboli tempat duduk Maira dan yang lainnya. Maira, Intan, Sarah dan Antung yang melihat itu langsung saja menuju tempat duduk mereka.

" A-apa ini ?" Tanya Intan pada murid lainnya.

" Siapa yang melakukan ini ?" Tanya Sarah.

" Kami tidak tau sarah-ah,, kami memang yang pertama datang kekalas, tapi kami sudah melihat benda itu diatas meja kalian." Jelas salah satu siswa.


" Sudahlah,, kita bersihkan saja darahnya." Ucap Maira berusaha terlihat baik, tapi jauh didalam hatinya ia merasa sangat takut dengan ancaman ini.

Kalian akan mati disini !! Rasakan sayatan pisau tajamku tak lama
lagi.!!

Ya, itulah tulisan yang ada di atas meja Maira, Intan, Sarah dan juga Antung. Tulisan itu ditulis melalui darah, diujung meja mereka terdapat setangkai mawar putih yang rusak dan terkena darah, juga ada pisau berukuran sedang yang terpoles oleh darah yang sangat banyak.

the ghosts are my friends. { the end.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang