Chapter 14.

41 4 2
                                    


    Pagi ini mereka semua tengah berkumpul dilapangan utama SOPA, para guru juga ikut berkumpul disana.

" Baiklah semua, Saya kepala sekolah SOPA meminta maaf atas kejadian yang terjadi akhir-akhir ini disekolah. Em,, sebagai tanda permintaan maaf dari saya dan juga guru yang lainnya, kita akan mengadakan liburan bersama selama 5 hari 4 malam di Busan." Ucap kepala sekolah.

   Semua siswa dan siswi berteriak gembira, mereka semua sangat menyukai acara ini. Tapi tidak dengan Shopi dan juga yang lainnya mereka takut jika terjadi sesuatu pada mereka nantinya disana.

●●● kantin ●●●

   Shopi dan yang lainnya sedang menyantap makanan mereka hari ini, jika biasanya meja mereka yang paling ramai di kantin, kini sebaliknya. Meja mereka yang paling sepi hari ini, hanya ada suara dentunan piring dan sendok yang mereka ciptakan saat makan.

" Aku ingin bicara dengan kalian semua." Ucap Helmi memecahkan keheningan dimeja mereka.

    Lalu mereka semua menghentikan aktivitas dan melihat kearah Helmi dengan tatapan serius.

" Aku mungkin tidak bisa selamat dari mereka, tapi satu-satunya cara agar kita bisa mengetahui siapa pelakunya adalah dengan..........." Ucap Helmi panjang lebar.

    Mereka semua terkejut mendengar ide Helmi, tapi pada akhirnya mereka menurut dengan apa yang dikatakan oleh Helmi.

●●● hari berangkat ke Busan ●●●

      Hari ini mereka semua berangkat ke Busan, dan sesuai dugaan mereka, Helmi masih baik-baik saja. Tapi mereka tetap berjaga-jaga jika terjadi sesuatu di Busan nanti, tentunya dengan rencana yang sudah dikatakan oleh Helmi beberapa hari yang lalu.

" Apa kau yakin dengan rencanamu ini Hemli sunbae ?" Tanya Maira khawatir.

" Ya, aku sangat yakin. Walaupun itu harus menyerahkan nyawaku sekalipun, aku rela." Jawab Helmi dengan senyum yang terlihat terpaksa.

" Berhati-hatilah Helmi sunbaenim." Ucap Maira.

" Apapun yang terjadi nanti, entah aku berhasil atau tidak. Kumohon tetaplah tegar Maira, lindungi semua teman-teman kita walaupun itu nyawa taruhannya. Kehilangan nyawaku jauh lebih baik dari pada aku harus kehilangan teman-temanku yang sangat kusayangi dan sudah kuanggap sebagai keluarga kandung bagiku, aku tidak ingin kehilangan teman lebih banyak lagi." Ucap Helmi panjang lebar.

   Maira yang mendengar itu hanya bisa menunduk dan sesekali meneteskan air matanya.

        Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam, mereka akhirnya sampai diBusan dengan selamat.

" Kau yakin dengan pilihanmu ini hyung ? Pikirkanlah sekali lagi hyung. Ini sangat berisiko." Ucap Rafil.

" Ya hyung pikirkanlah sekali lagi. Kami tidak mau kehilangan dirimu." Ucap Zein.

" Aku sudah yakin dengan keputusanku, aku berjanji akan berhasil. Dan dengarkan aku semua, aku lebih baik kehilangan nyawaku dari pada aku harus kehilangan teman-temanku lagi, jika aku berhasil, tolong balaskan dendamku dan dendam teman-teman kita." Jawab Helmi.

" Helmi sunbae,, kumohon jangan lakukan ini." Ucap Shopi.

" Tenanglah,, aku akan baik-baik saja." Ucap Helmi meyakinkan teman-temannya.

Malam hari pukul 11 : 32 pm.

    Helmi sedang berjalan menuju gedung tua yang besar dan lumayan jauh dari villa tempat mereka menginap.

Tap,tap,tap,tap.

   Helmi mendengar suara langkah kaki seseorang, lalu ia berbalik dan melihat ada seorang wanita yang memakai pakaian serba hitan dan membawa pisau ditangan kanannya.

the ghosts are my friends. { the end.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang