Ini adalah hari ke-3 setelah Riska, Shopi dan yang lainnya kini tengah berkumpul di cafe yang biasa didatangi oleh Riska saat dia senang atau sedih." Aku merindukan Riska eonnie." Ucap Intan.
" Iya, aku juga." Ucap Sarah.
" Ku harap kita bisa secepatnya tau siapa pelaku pembunuhan Riska noona." Ucap Rafil.
" Iya." Ucap Zein.
" Aku permisi dulu semuanya, aku ingin ketoilet sebantar." Ucap Sarah.
" Aku temani." Ucap Intan.
" Tidak usah, aku bisa sendiri." Ucap Sarah, lalu ia pergi ketoilet.
Sarah memasuki toilet dan mencuci wajahnya, lalu ia melihat pantulan wajahnya dicermin yang sangat besar di toilet itu.
" Apa yang kau lihat ?" Tanya Sarah sedikit ketakutan karna melihat Resty yang tersenyum sendiri.
" Sarah-ah,, kau begitu dekat dengan Rafil sunbaenim. Aku iri padamu, dan aku akan bersenang-senang denganmu hari ini." Ucap Resty, lalu ia mengeluarkan pisau berukuran sedang dari balik badannya.
" Tidak Resty,, kumohon jangan lakukan itu." Ucap Sarah berjalan mundur, lalu ia berlari kearah pintu dan membuka pintu.
" Percuma, kuncinya ada padaku Sarah-ah.
" Sial !! Jangan mendekati ku Resty-ah." Ucap Sarah seraya tangannya ia majukan.
" Kau begitu pintar Sarah-ah, kau menyerahkan tanganmu tanpa kusuruh." Ucap Resty, lalu ia dengan cepat dan kuat mencengkam tangan Sarah dan menusuk tangan Sarah sampai tembus.
" AARRGGGHH !!!!" Teriak Sarah kesakitan.
" Bagus, berteriaklah sesuka hatimu. Ini akan membayar rasa iriku padamu Sarah-ah." Ucap Resty, dan ia mencabut pisau itu dari tangan Sarah dengan perlahan.
Sarah berteriak kesakitan, Resty memeluk Sarah dan menusuk punggung Sarah, lalu ia merobek punggung Sarah. Setelah itu ia menggores pipi Sarah dan menusuk matanya sampai hancur.
" Aku puas." Ucap Resty, lalu ia pergi meninggalkan Sarah dengan keadaan yang mengerikan.
Shopi dan yang lainnya sedang menunggu Sarah kembali dari toilet.
" Aku ingin pulang." Ucap Antung lelah.
" Kami juga sama, tapi kita tunggu Sarah dulu." Ucap Anan.
" Aku khawatir jika terjadi sesuatu padanya." Ucap Rafil.
" Iya, aku juga." Ucap Helmi.
" Tetaplah berpikir positif semua,, aku yakin dia baik-baik saja." Ucap Intan.
" Hm,, kau benar Intan." Ucap Shopi.
Setelah beberapa menit mereka menunggu Sarah, mereka melihat seorang wanita muda berjalan menuju toilet. Dari pakaiannya, dia seprtinya adalah pegawai di cafe ini.
Wanita itu masuk kedalam toilet, beberapa detik setelah pegawai itu masuk, ia langsung keluar sambil berteriak dan menangis." Ada apa ?" Tanya pegawai lainnya mendatangi wanita itu.
" A-ada ma-mayat." Ucap wanita itu ketakutan.
Shopi dan yang lainnya terkejut mendengar ucapan wanita itu. Mereka semua langsung berlari menuju toilet tersebut, mereka sangat terkejut melihat Sarah yang terkapar lamah dan wajah pucat dilantai toilet, dan sekujur tubuhnya dipenuhi luka tusukan. Tapi yang paling parah adalah mata sebelah kanan Sarah ditusuk oleh pisau.
" Hiks,,,, hiks,,, Sarah. Kenapa ini terjadi padamu ? Siapa yang melakukannya ?" Tanya Intan menangis, Shopi yang berada disebelah Intan langsung menahan tubuh Intan yang lemas melihat kondisi Sarah yang mengenaskan.
" Sudahlah Intan,, tenangkan dirimu. Aku yakin ini hanya suatu kebetulan." Ucap Antung.
" Tapi bagaimana ini bisa terjadi ?" Tanya Intan maaih menangis.
" Semua sudah bayak yang berubah, Maira menjadi pendiam, dia hanya menunduk kebawah dan diam ditempat duduk saat mendengar teriakan wanita tadi." Ucap Rendy.
" Ya, dan dia juga menjadi sangat dingin pada kita semua." Ucap Helmi.
" Ku rasa dia butuh waktu untuk sendiri." Ucap Zein.
" Ya, dia pasti trauma atas kematian Riska noona." Ucap Rafil.
" Ah,, aku bisa gila." Ucap Anan frustasi.
Flashback on.
Maira pov.
" A-ada ma-mayat." Ucap pegawai itu.
Hatiku sesak, aku takut kalau itu adalah Sarah, kakiku terasa lemas seketika, saat yang lainnya berdiri menghampiri toilet itu, aku hanya bisa diam ditempat dudukku karna aku merasa sangat lemas.
" Hiks,,, hiks Sarah, kenapa ini terjadi padamu ? Siapa yang melakukannya ?" Ucap Intan menangis.
Aku mendengar suara tangisan Intan, dan dia mengucapkan nama Sarah. Air mataku langsung terjatuh, aku sudah tidak bisa menahan rasa sedihku lagi. Hatiku sakit bagai disayat oleh pisau dan ditaburi oleh garam.
Aku diam-diam menangis. Aku memang bodoh, aku tidak bisa melindungi teman-temanku sendiri.
Maira pov end
Flashback end.
" Teman-teman. Ayo kita pulang, hari sudah malam." Ucap Anan.
" Baiklah, ayo kita pulang. Kurasa Intan terlalu lelah menangis, dia tidur pulas dalam mobil tadi.
Shopi dan yang lainnya pulang kerumah mereka masing-masing.
Rendy house.
11 : 56 pm.
" Duh, kok aku haus banget ya ? Mana air mineral udah habis." Ucap Rendy seorang diri.
Setelah berpikir cukup lama, Rendy memutuskan untuk pergi ke toko yang tidak terlalu jauh dari rumah Rendy. Saat dalam perjalanan, Rendy mendengar suara langkah kaki seseorang. Rendy langsung berbalik dan melihat ada seseorang disana.
" Siapa disana ?" Tanya Rendy.
" Ini aku." Ucap seorang wanita.
" Huh,, ternyata kamu Lisa." Ucap Rendy berusaha tenang.
" Ada apa ?" Tanya Rendy.
" Aku membencimu Rendy." Ucap Lisa lalu melempar pisau yang daritadi ia simpan.
CRAT !!!!
Suara darah terdengar dengan sangat jelas namun tidak keras. Lisa yang melihat itu hanya tersenyum.
" Ka-kau." Ucap Rendy terpotong-potong.
" Jangan banyak bicara kau Rendy. Nikmatilah ini." Ucap Lisa.
Lisa menginjak tangan kiri Rendy, lalu ia menggosok-gosokkan sepatunya pada tangan Rendy yang ia injak itu. Setelah itu ia mengambil pisau yang ada di dada Rendy, ya pisau tadi mengenai dada kanan Rendy. Lalu setelah itu Lisa mencekik Rendy dengan sangat kuat sampai Rendy pingsan. Setelah Rendy pingsan, Lisa menyeret tubuh Rendy menuju depan rumah Helmi, rumah mereka sangat dekat. Setelah itu Lisa mengikat tubuk Rendy ditiang listrik depan rumah Helmi. Lisa mejauh sambil pisau itu ia genggam kuat-kuat, setelah merasa cukul jauh, Lisa langsung melempar pisau itu. Dan yang kali ini tepat sasaran. Lisa mengenai dahi Rendy. Lisa akhirnya pergi meninggalkan tubuh Rendy sendirian disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
the ghosts are my friends. { the end.}
FantastikSemua berawal dari rasa iri dan dengki, lalu berubah menjadi teror hingga pembunuhan yang mengerikan.