Chapter 13.

44 5 3
                                    

HELMI POV

    Aku bangun dari tidurku karna merasa dingin sekali. Ternyata jendela kamarku lupa kututup, aku melihat kearah jam dinding kamarku. Pukul 03 : 55 am, akupun berjalan menuju jendela kamarku. Saat aku ingin menutup jendela kamarku, aku melihat ada mayat yang diikat ditiang listrik depan rumahku.

" Kenapa ada mayat disana ? Tunggu, aku sepertinya kenal dengannya." Ucapku.

      Akupun memutuskan untuk melihat mayat itu walaupun aku sangat takut untuk mendekat, tapi rasa penasaranku mengalahkan rasa takutku. Aku memberanikan diri untuk melihat wajah mayat itu, dia seorang pria, ya dia pria. Saat aku melihat wajahnya, aku sangat terkejut karna mayat itu adalah Rendy, temanku.

" To-long a-ku." Ucap Rendy lemah, lalu ia pingsan.

       Aku segera membuka ikatannya dan dengan segera mamasukan tubuh Rendy kedalam mobilku. Sebelum itu, aku tidak lupa memakai sarung tangan sebelum menyentuh tubuh Rendy, karna aku tidak mau sidik jariku ada ditubuhnya saat diperiksa nanti dan aku mendapat tuduhan bahwa akulah yang membunuhnya dan dipenjara sampai mati. Itu tidak lucu.

" Bertahanlah sebentar lagi Rendy, aku akan menghubungi yang lainnya." Ucapku, lalu aku melajukan mobilku membawanya ke rumah sakit dan menghubungi yang lainnya. Aku menghubungi Shopi terlebih dahulu.

" Halo ? Ada apa kau menghubungiku pagi sekali ?" Tanya Shopi.

" Cepatlah kerumah sakit xxx sekarang. Hubungi yang lainnya juga, aku sedang membawa tubuh Rendy yang sedang terluka parah saat ini." Ucapku tegas.

" Apa ?! Bagaimana bisa ?" Tanya Shopi lagi.

" Akan kuceritakan nanti dirumah sakit. Sekarang cepatlah kesana dan hubungi yang lainnya !!" Ucapku keras dan langsung memutuskan sambungannya.

HELMI POV END

       Shopi menghubungi yang lainnya dan berteriak membangunkan semua penghuni dirumahnya.

" KALIAN SEMUA CEPAT BANGUN !!" Teriak Shopi keras dan membuat mereka semua bangun dan keluar kamar.

" JANGAN ADA YANG BERTANYA !! SEKARANG AMBIL KUNCI KALIAN DAN KITA MENUJU RUMAH SAKIT XXX SECEPATNYA.!!" Teriak Shopi lagi saat melihat mereka semua keluar dan ingin bertanya ada apa.

   Sesuai perintah, mereka semua mengambil kunci mereka masing-masing dan menuju garasi.

Maira mengendarai motor ninja Riska, Shopi memakai mobilnya, Antung dan Intan mengendarai mobil Riska. Mereka mengendarai kendaraan mereka dengan sangat cepat. Setelah menempuh perjalanan sekitar 26 menit, mereka sampai dirumah sakit xxx, mereka langsung berlari menuju rumah sakit dan bertanya pada petugas rumah sakit.

" Permisi, apakah ada pasien atas nama Rendy Savtyan ?" Tanya Shopi buru-buru.

" Ya, ada. Sekarang pasien sedang menjalankan operasi di ruang ICU ( Intensive Care Unit )." Jawab Petugas itu.

" Baiklah, terima kasih." Ucap Shopi lalu berlari menuju ruang ICU diikuti oleh yang lainnya.. Setelah sampai, mereka sudah melihat ada Helmi, Zein, Anan, dan Rafil yang sedang duduk dikursi khusus menunggu pasien ICU.

" Bagaimana ?" Tanya Shopi.

" Aku tidak tau pasti, tapi saat aku bangun dari tidurku untuk menutup jendela kamarku, aku sudah melihatnya terikat ditiang listrik depan rumahku." Ucap Helmi.

" Kenapa ini bisa terjadi ?" Tanya Zein pada dirinya sendiri. Ia menangis, benar-benar menangis.

    Shopi, Antung, Maira, Intan, Anan, dan Helmi masih menahan air mata mereka.

Piipp~~~

   Bunyi dari ruang ICU berbunyi, memandakan bahwa operasi sudah selesai dijalankan, mereka semua langung mendatangi dokter dan bertanya pada dokter.

" Bagaimana keadaan teman kami dok ?" Tanya Shopi pada dokter.

" Maaf, kami tidak bisa menyelamatkannya, organ dalam tubuhnya sudah banyak yang rusak dan pasien juga sudah kehilangan banyak darahnya. Sekali lagi kami minta maaf." Jawab dokter merasa bersalah.

" Bolehkah kami melihatnya ?" Tanya Shopi dengan suara yang terdengar sangat lirih.

" Silahkan." Jawab dokter itu, lalu ia pergi.

     Mereka semua langsung masuk kedalam ruangan itu dan objek pertama yang mereka lihat adalah tubuh teman mereka yang banyak luka dan putih pucat. Shopi dan yang lainnya langsung menangis melihat kondisi Rendy yang sangat menyedihkan. Anan, Helmi, Rafil dan Zein menangis menghadap ke dinding dan sesekali membenturkan kepala mereka ke ruangan ICU pelan. Sementara Shopi, Antung, dan Intan menangis dan terduduk dilantai memeluk satu sama lain. Maira hanya berdiri melihat Rendy, air matanya mendesak ingin keluar, tapi masih bisa ia tahan. Ia berjalan mendekati tubuh Rendy, lalu Maira duduk disamping ranjang Rendy dan memegang tangan kanannya. Dingin, itulah yang dirasakan Maira saat ini. Ia menunduk, menangis, air matanya tidak bisa lagi ia tahan.

" Kenapa ? Kanapa ini terjadi padamu Rendy sunbaenim ?" Tanya Maira masih menunduk.

" Kau adalah orang yang ramah, orang yang sangat baik terhadap orang yang sudah kau kenal maupun belum kau kenal, ini semua adalah salahku, seandainya aku tidak menerima beasiswa ini, kau pasti tidak akan berakhir seperti ini." Ucap Maira terisak.

       semua langsung melihat kearah Maira yang masih menangis sambil menundukkan kepalanya dan menggenggam tangan Rendy kuat.

" Akulah yang membuat masalah ini, tapi kalian yang harus terkena anak panahnya, aku memang orang yang selalu membawa sial, aku tidak pantas untuk hidup bersama kalian disini. Kalian tidak bisa hidup tenang karna aku berada diantara kalian, seberanya akulah yang membawa kalian pada kematian yang mengerikan ini, bukan orang lain. Karna akulah yang menyebabkan masalah ini muncul. Akulah pusat dari masalah ini, maafkan aku Rendy sunbaenim, maafkan aku,,,,,,, karna aku kau tidak bisa hidup bahagia dan tenang didunia ini. Maafkan aku,,, maaf, hiks,,, hiks,,, maaf." Ucap Maira menangis dan menaruh kepalanya ditangan kanan Rendy yang terasa dingin.

     Shopi dan yang lainnya menangis mendengar perkataan Maira yang sangat menyakitkan itu, Antung mendekati Maira dan memeluknya dengan lembut, air mata Antung menetes dipipi lembutnya.

" Ini bukan salahmu Maira." Ucap Antung menenangkan Maira yang menangis.

" Dia benar Maira, ini semua adalah salah kakaku dan teman-temannya." Ucap Anan.

" Bagaimana kau bisa tau kalau kakakmu dan teman-temannya yang membunuh semua teman kita ?" Tanya Maira.

" Aku yakin itu, karna teman-teman kita meninggal sesuai urutan nama yang ia tulis di buku diary nya yang pernah aku lihat. Bahkan namaku juga tercantum disana." Jawab Anan.

" Kita harus berjaga-jaga." Ucap Zein.

" Aku sudah menfoto buku diary kakakku, dan nama selanjutnya adalah,," Ucap Anan terkejut melihat foto diponselnya itu.

" Siapa ?" Tanya Helmi.

    Mereka semua diam dan menatap Anan serius.

" Helmi hyung adalah nama yang ditulis setelah nama Rendy hyung." Ucap Anan.

" Sial !! Aku yang akan membunuh mereka. Bukan mereka yang akan membunuhku !!" Ucap Helmi marah.



























    Hai semua~~~ gimana cerita author ?? Tolong kasi coment atau vote ya,,,, author mohon. Kasi pendapat gimana cerita author. Nggak maksa kok. Kalau mau tinggalin jejak. Author mohon... makasih atas perhatiannya.😢😢😢😢😢😢

    

the ghosts are my friends. { the end.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang