"Bian! Bolanya! Tangkep!" Wilda berteriak membuat Bianca tergugah dari sikap bengongnya di tengah lapangan basket sore itu. seperti biasa, setiap selesai pelajaran sekolah, klub basket Nusantara Bakti pasti akan latihan barang satu jam, apalagi mengingat mereka akan bertanding final antar klub basket sekolah hari Minggu nanti.
Selama sebulan ini, Nusantara Bakti selalu memenangkan pertandingan basket dalam setiap putaran untuk menuju final. Tentu saja, tim basket sekolah swasta putri itu termasuk tim yang ditakuti karena selalu menjuarai pertandingan. Tetapi kali ini, mereka harus berjuang mati-matian di final karena akan bertemu dengan tim basket dari SMA Sejahtera Jaya, tim basket yang menjadi saingan Tim NB dalam beberapa waktu belakangan.
Bianca merasakan bola basket membentur bahunya dan dia melotot pada Wilda yang berlari ke arahnya dengan wajah penuh tuntutan. Sudah hampir satu jam tim mereka latihan tetapi ketua tim selalu terlihat melongo dan akhirnya jam latihan terpaksa ditambah beberapa menit oleh pelatih.
"Ngapain sih lo! Kayak orang linglung aja!" Wilda melempar botol mineral kepada Bianca yang meraihnya dengan jitu, menatap sahabatnya itu menegak isi botol hampir setengahnya. "Enggak cuma di lapangan deh, lo udah linglung sejak masuk ke kelas tadi pagi."
Bianca sadar kalau dia kayak orang linglung, yang ngelakuin apa aja kayaknya salah terus. Di kelas, dia menabrak meja Ayu, menumpahi catatan Wilda dengan isi susu kotak, dan parahnya, dia nyungsep di lorong sekolah karena tersandung sama kakinya sendiri. Hello! Bianca, ada apa sih sama lo? Bahkan Bianca mengajukan pertanyaan sama dirinya sendiri.
"Siapa yang linglung? Gue cuma butuh Aqua." Bianca menjawab Wilda dengan nada konyol. Dia keluar dari lapangan dan duduk di semen hangat, memeluk lututnya dan memerhatikan teman-teman setimnya latihan.
"Itu Aqua." Wilda menunjuk botol mineral yang dipegang Bianca. "Seriously. Lo lagi enggak fokus, Bi. Ada kemajuan nih sama si ganteng Arjuna." Wilda terkekeh ketika melihat Bianca menoleh ke arahnya dengan cepat. "Apa kabar tadi pagi dianterin pake Lexus cowok cakep?"
Itu masalah yang ingin disingkirkan Bianca, ngobrolin si Arjuna yang mencuri ciuman pertamanya. Iya, ciuman pertama yang dicuri sebanyak dua kali. Bianca masih ingin mencakar wajah Arjuna bila ada kesempatan. Kapan? Hari ini! Arjuna penyebab kelinglungan Bianca sepanjang hari. Antara rasa marah, kesel dan dongkol, yang akhirnya membuat Bianca terus-terusan memikirkan Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MR. ALMOST (HIATUS)
Ficção Geral"Gue tuh nyarinya Mr. Right bukannya Mr. Almost! Kayak gimana kita berdua berusaha senyaman mungkin bersama, ujung-ujungnya...ZONK...ZONK!" Bianca menggerakkan jarinya seakan sedang menggorok lehernya sendiri dengan tampang bete di depan sahabatnya...