CHAPTER 5

17 1 0
                                    


Typo bertebaran~~~~

Happy reading~~~

Pagi ini tidak seperti pagi sebelumnya. Cerah dan matahari tampak sudah menampakkan dirinya. Begitu pula cahayanya yang sudah menembus tirai berwarna krem itu. Namun sepertinya,para penghuni kamar itu sangat enggan untuk membuka matanya.
Mrs Ivanna memasuki kamar putranya itu. Gelap. Ia memperhatikan posisi tidur keempatnya. Dikasur ada Andra,Eren,dan Arsya. Posisi mereka benar benar sangat tidak elite. Arsya posisinya berlawanan dengan Andra dan Eren,dengan sebelah kakinya menindih perut Eren,dan sebelah tangannya berada diatas kaki Andra. Mrs Ivanna menggelengkan kepalanya,lalu ia mengalihkan perhatiannya pada Bayu yang tertidur diatas sofa dengan posisi tengkurap dan tangan terjulur kebawah dan jaket yang sudah tergeletak dibawah sofa. Benar benar kacau. Mrs Ivanna yakin,jika warga sekolah tau mereka akan mencabut tittle "Prince of School" mereka. Mrs Ivanna melangkahkan kakinya mendekati jendela dan membukanya. Tanpa aba aba sinar matahari itu langsung masuk dan mengenai wajah tampan mereka. Namun lebih dari 10 detik,Mrs Ivanna tidak mendapati tanda tanda keempatnya akan bangun.

"Heyy,wake up son." Mrs Ivanna menggoyangkan bahu Andra. Andra hanya menggeliat. Mrs Ivanna berganti menjadi menggoyangkan   bahu Eren dan Arsya bergantian. Sama,keduanya tidak bangun. Wanita cantik itu beralih kepada Bayu,ia melakukan hal yang sama,namun tetap saja,ia juga tidak menunjukkan akan bangun. Mrs Ivanna menghela nafasnya. Mereka tidur jam berapa sih? Mrs Ivanna melirik jam weker diatas nakas,sudah hampir jam 8.

"Huh,sampai kapan mereka akan tidur seperti ini." Hela Mrs Ivanna. Mrs Ivanna terdiam sebentar,ah ia punya ide untuk membangunkan keempat pangeran tidur itu. Ia mendekati Andra,lalu mengulurkan tangannya kearah hidung mancung putranya,menjepit hidung itu dengan keras. Andra langsung membuka matanya begitu merasa tidak bisa bernafas,ia langsung mendudukkan dirinya. Mrs Ivanna tersenyum puas,lalu ia melepaskan jepitan jarinya pada hidung bangir itu.

"Mom,apa paan sih?" Sungut Andra kesal. Matanya menatap tajam sang mommy.

"Kamu yang apa paan,jam segini belum bangun! Ganteng ganteng kok pemalas." Jawab Mrs Ivanna,ia membalas tatapan tajam putranya. Andra langsung menampilkan cengirannya begitu melihat tatapan sang ibu.

"Hehehe,iya mom,Andra bangun nih." Katanya sambil beranjak dari ranjang. Andra melirik ketiga sahabatnya yang masih terbuai dengan alam mimpinya.

"Mom,mereka....."

"Mereka biar mommy yang urus,kamu mandi dulu sana,habis itu langsung ke meja makan,kita sarapan." Kata Mrs Ivanna memotong perkataan Andra. Andra hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi. Mrs Ivanna menghampiri ketiga sahabat putranya satu persatu dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pada Andra barusan. Reaksi mereka persis seperti Andra,namun mereka tidak protes,hanya memandang Mrs Ivanna dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana tidak percaya,Mrs Ivanna yang mereka kenal sangat lembut,namun semua itu buyar karena kejadian tadi.

SKIP>>>>>>>>>

Mereka kini sedang sarapan bersama dikediaman Reynand. Mr Aiden telah menyelesaikan sarapannya,dan sedang meneguk air putihnya. Ia memperhatikan wajah keempat remaja tampan itu,seperti ada yang beda.

"Apa kalian terkena flu?" Tanya Mr Aiden yang melihat hidung keempatnya memerah. Keempat remaja itu sontak langsung mengalihkan perhatian mereka kepada Mr Aiden.

"Iya Dad,kayanya kena flu deh." Jawab Andra sambil menampilkan cengirannya. Ketiga temannya hanya menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ucapan Andra barusan. Mrs Ivanna hanya menahan senyum gelinya mendengar kata Andra barusan. Mr Aiden sebenarnya sudah tau penyebab hidung merah mereka,namun Mr Aiden berpura pura tidak tau. Mr Aiden juga sama seperti sang istri,menahan senyum gelinya.

A Wish And WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang