"Taehyungie~" Seru Jimin begitu memasuki kamar Taehyung.
Taehyung yang sedang bermain ponsel sama sekali tidak memedulikan Jimin yang kini tengah menampilkan cengiran seraya menghampiri Taehyung.
"Hoy Kim Tae aku datang." Seru Jimin saat Taehyung tak kunjung merespon.
Jimin mendengus saat Taehyung tetap mengabaikannya, ia lalu memeluk Taehyung dengan gemas.
"Boggoshipeo." Seru Jimin seraya mempererat pelukannya.
"Park Jimin." Dengan kasar Taehyung mendorong tubuh sang sahabat tapi Jimin semakin mempererat pelukannya.
"Yak! Aku ini sedang sakit."
Mendengar kata sakit, Jimin seketika melepaskan pelukannya dan duduk ditepi ranjang berukuran besar itu.
"Kau punya berita apa untuk ku sampai terlihat begitu semangat?" Tanya Taehyung seraya merapikan pakaiannya yang kucel akibat ulah Jimin.
Ck, memang berlebihan si tuan muda Kim itu.
Jimin memainkan jarinya di dagu seolah sedang berpikir keras sedangkan Taehyung hanya memutar malas bola matanya.
"Marhaebwa,"
Jimin menurunkan jarinya lalu menghela napas, ia tatap kedua mata tajam sang sahabat dengan serius membuat Taehyung semakin yakin jika sudah terjadi sesuatu.
"Beritanya sudah tersebar." Sahut Jimin lalu menatap kearah jendela di kamar Taehyung.
Rahang Taehyung mengeras dengan tanpa sadar kedua tangannya terkepal. Taehyung bukan orang bodoh yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di maksud sahabatnya itu.
"Siapa yang berani menyebarkan gosip murahan itu?"
Jimin tersenyum tipis lalu kembali menatap kedua bola mata sang sahabat.
"Kau terlihat sangat marah Kim. Bukankah seharusnya kau senang?"
Taehyung menghela napas kasar lalu menghindari kontak mata dengan Jimin.
"Kau tahu aku bukan orang yang seperti itu."
Jimin nyaris tertawa mendengar ucapan naif sang sahabat. Jimin sebenarnya kesal pada sikap Taehyung, masih saja peduli dengan seseorang yang sudah melukainya.
"Aku sangat berterima kasih pada orang itu."
"Park Jimin!"
"Ini bahkan tidak setimpal dengan apa yang sudah kau alami Tae."
Taehyung menatap Jimin dengan tatapan kecewa, "Aku benci pada pendendam Jim."
"Geurae. Kalau begitu cepatlah sembuh dan cari tahu sendiri siapa orang itu." Ucap Jimin dengan nada kecewa.
Namjoon berpapasan dengan Jimin di tangga yang ada di dalam istana keluarga Kim itu.
"Eoddiga?" Bingung Namjoon, pasalnya tidak biasa Jimin pulang secepat ini jika sudah di rumahnya.
"Tentu saja pulang."
"Ck, kalian bertengkar?"
"Salahkan adikmu itu Hyeong. Hidupnya terlalu naif. Aku pulang."
Jimin menampilkan senyum tipisnya lalu beranjak dari hadapan Namjoon membuat pemuda jenius itu menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐈𝐒 𝐈𝐒 𝐌𝐘 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘 (ⒷⓉⓈ) ✅
FanfictionBrothership. Family. Friendship. " Keluarga itu bukan hanya mereka yang terlahir dari rahim yang sama dengan kita. keluarga itu adalah tempat kita untuk pulang. mereka yang mengaku sahabat kita, bukankah sama dengan keluarga kita? tentu ... tapi...