Maybe this is a simple problem menurut banyak orang, tapi tidak menurutku. Karena aku pikir, kalau seseorang beranggapan menerima sesuatu itu simpel dan mudah, maka sesimpel itu pula untuk mengakhirinya.
Dan jelas aku tidak ingin membuat atau menerima segala hal terkait hubungan maupun perasaan dengan alasan yang simpel pula. Itu menyakitkan brooh...
"Mungkin yang aku butuhin sekarang itu adalah kalian, dan aku cuma punya waktu 3 hari."Okay, please help me guys" benakku sambil memegang ponsel mencari kontak sahabat terdekat yang ku percayai.
Tuuuuutttttt....tuuuuuttttt....tuuuuuttttttt
Sambungan telepon sedang terhubung ke salah satu sahabat dekatku.
Sahabat dari jamannya negara api masih menyerang, alias dari jamannya masih bocah dan masih buluk - bulukan bareng, sampai akhirnya pada berubah jadi cantik seperti sekarang. *kecuali diriku hiiiikkss..
"Halo assalamualaikum Fitra. Lo lagi sibuk nggak sekarang? please help me!!" paparku to the point. Karena persahabatan kami yang super lama, jadi you knowlah tipe - tipe kehebohan, kerempongan, aib sampai urat malu kami pun udah pada putus satu sama lain hahahhaa...
"Waalaikummussalam Vian. Nggak ko lagi free aja nih dikampus, biasa nunggu nyai ningrat ibu dosen. Emang kenapa sih say sampe hebriiiinnggg beeett begindaaang??" tanya Fitra sembari bercanda atau memang ini salah satu contoh dari konsletnya persahabatan lol 😂
"Gue lagi bingung nih, lo kan tau yak gue lagi deket sama ka Denis dan si Bintang. Nah semalem Bintang ketemu gue dan ngomong kalo dia suka ama gue"
"Jeeehhh, gue kira kenaposeehhh.... Ka Denis yang TNI - AU itu? dan si Bintang itu yang malem - malem ketemu ama gue itu bukan pas gue nganter salad ke elo?"
"Naaaahh.. etaa yang gue maksud Tra, jadi menurut lo gimana dah guenya? dan lo tau lah gue kudu bisa move on dari si Rizki. Gue mau lupain mantan gue yang ono noohh..."
"Hmmmmm, gue sih gimana elo aja Vi. Cuma kalo bisa lo pilih yang terbaik dah diantara dua itu. Gue nggak mau aja kalo sobat gue ampe sakit hati lagi kayak sebelumnya. Tapi kalo emang boleh gue kasih saran, mending lo sama ka Denis aja deh. Feel gue sih agak mendingan ke ka Denis, tapi terserah lo sih dut...."
"Elo lebih dominan nyaranin gue ke ka Denis alesannya apa? dan elo say no to Bintang juga kenapa?"
"Pertama, ka Denis itu udah dewasa. Dia mungkin bisa lebih ngayomin elo. Ya walaupun taraf kedewasaan bukan diukur dari umurnya, cuma denger dari cerita elo keknya sih ka Denis lebih pro buat dijadiin pawangnya elo deh, hahahaha...."
"Sialaaann loo.. dikira gue macam betina!" Sautku.
"Hahahaha gue jujur yaaakk ngomong kek gitu... Kedua, dia pernah bela - belain dari rumahnya yang jauh, malem - malem pula cuma buat nemuin elo sebentar! Lo bisa bayangin dari rumahnya ke sini, udah berapa jam tuh anak orang di jalan?? 2-3 jam atau mungkin bisa lebih kalo lagi kejebak macet dijalan. Dan terakhir........" Fitra berpikir panjang.
"Dan apaaa weehhh?? aiihhh malah bengong nih anak satu" sahutku.
"Dia udah mapaaaannnnn saaayyy... tinggal sikat rapih itu mah HA HA HA HA" Fitra semakin menunjukkan kekonsletannya.
"Iya juga sih kalo dipikir kesananya, cuma kalo si Bintang itu orang deket. Sepupunya itu temen gue sendiri. Ya mungkin gue bisa lebih paham atau kenal sama keluarganya lebih deket. Dan rumahnya juga masih tetanggaan gitu sama uwa gue. Masih orang deketlah pokoknya. Tapi ka Denis juga baik banget sih, itu yang bikin gue bingung"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASARIGNA (On Progress)
Romance#8 on Bestfriend (12 Nov - 8 Des 2018) Based on True Story Aku korban! Dan akulah yg difitnah dan disalahkan! ---------------------------------------------------------------------------------- Manis itu cuma harapan, seperti dilambungkan tinggi ke...