Pergantian Status (1)

65 12 0
                                    

09/09/2015

"Selamat pagi" kata pertama yang aku lihat dilayar ponsel ketika aku terbangun dari lelapnya malam.

Pagi ini, entah kenapa ada hal yang dirasa berbeda. Sinar matahari pagi yang terasa lebih menghangatkan dibandingkan hari sebelumnya, kicauan burung yang terasa lebih merdu, terpaan angin yang lebih bersahabat nan menyejukkan, serta aktivitas jalanan kota yang terasa lebih hidup.

Suasana hati yang lebih bersemangat untuk pergi mengejar ilmu pagi ini. Rasa percaya diri yang meningkat ketika setapak demi setapak kaki melangkah memasuki gerbang dimana aku menimba ilmu.

Gerbang yang menjadi satu-satunya harapan utama untuk aku menata masa depan yang lebih indah. Yaa.. tentu saja di kampusku yang memang jaraknya tidak jauh dari rumah.

Rutinitas atau mungkin bisa dikatakan ini adalah kewajiban yang harus dilakukan selama beberapa tahun ke depan. Suatu tanggungjawab dan kesempatan yang harus selalu disyukuri, karena memang tidak semua orang mendapat keberuntungan untuk mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan.

Kehidupan itu sangat keras, maka aku harus berjuang lebih keras! Apapun kesulitan perkuliahan yang akan terjadi di depan, aku harus baik - baik saja. Perjuangan itu memang tidak mudah, tapi aku tidak boleh lemah apalagi menyerah! Aku harus menikmati prosesnya, karena orang besar tidak dilahirkan dari segala sesuatu yang instan.

Keluarga, itu menjadi satu-satunya kunci dan motivasi terbesar untuk aku terus berjuang. Ketika aku terjatuh, aku harus cepat bangkit dan berlari lebih kencang! karena mungkin jutaan doa, harapan, serta senyuman bangga dari orang-orang sekitar sedang menanti.
----------------------------------------------------------------------
Semester 5, semester yang sedang aku jalani untuk 6 bulan ke depan. Bisa dibilang semester ini adalah semester yang benar  - benar mulai lebih terasa "Horornya". Tentu saja horor, karena mulai semester ini semua mata kuliah semakin terasa sulit.

Dan bisa dipastikan bayangan - bayangan portal akademik yang mau tidak mau, sudah pasti akan menunjukkan seberapa besar IPK semester ini menjadi SURAM. Tentu aja suram, teknik itu sulit kamu nggak akan kuat, aku juga sama banyak nggak kuatnya hiiikkkssss...

Suasana gaduh yang sudah tak asing lagi ku dengar dari radius sekian meter menuju kelas, membuatku tersontak reflek untuk mempercepat langkah kakiku. Teriakan, keributan, bahkan posisi kursi tempat duduk pun sudah tidak terkendali.

Ketikan kalkulator, kocokan tipe-x, pinjam - meminjam pulpen, decitan suara dari geseran kursi pada keramik lantai dan suara-suara seperti "nomor 2 udah belum, jawaban 3C udah belum, coba liat sih, coba balik dulu kertasnya, ini apaan sih nggak jelas tulisannya, ah udahlah tulis aja dulu bodo amat" dan lain sebagainya terlihat jelas ketika aku sampai di kelas.

Tentu saja, pagi ini adalah menjadi bencana besar yang dialami oleh mahasiswa satu kelasku. Bencana besar karena harus mengumpulkan tugas dari salah satu mata kuliah yang ekstrim di jurusanku.

Tingkat ke - ekstrimannya sampai membuat kami sulit untuk mencerna materi yang didapat. Jadi ketika kami menghadapi suatu ke - ekstriman ini, tentu cara ampuh satu-satunya adalah dengan satu kata, yaitu solidaritas. Solidaritas yang dimaksud adalah saling bantu - membantu antar teman, dengan cara melihat dan menyalin dari yang sudah mengerjakan, alias contek - mencontek 😅

"Gembuuuulll, lo udah belum? gue baru ngerjain nomor satu" teriakku ke salah satu sahabat baikku di kampus, Mila Farzana Ilma.

"Gue baru sampe nomor dua nduuuttt, sini sini ngedekeett" sambil melambaikan tangannya menginsyaratkan mencontek itu lebih sedap kalau dari dekat lol.

"Okaaaaayy" sembari menarik kursi untuk mendekat dikalangan mahasiswa lainnya yang sedang menyalin jawaban, dan aku duduk di antara dua sahabat baikku.

ASARIGNA (On Progress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang