Prolog 2 (Akasa)

108 12 0
                                    

Langit..
Mungkin itu yang dapat aku gambarkan. Tentang indahnya semesta yang membuat aku selalu terpukau. Tentang sejuta warna yang aku ingin perlihatkan pada dunia. Tentang betapa mengagumkan semesta yang dengan setapak demi setapak kaki ini berjalan, melangkahi berbagai macam tangga tuk berusaha menggapainya.

Aku tak pernah merisaukan tentang betapa letihnya melangkah. Tak pernah pula mengeluarkan sepatah kata untuk mengeluh. Hanya selipan doa dan usaha untuk semakin dekat denganmu, akasa ku.
.
.
.
Akasa,
sempat menjadi mentari yang selalu menyemangati pagi, menjadi bagian bintang yang selalu dinanti pada malam saat mulai terlelap, bahkan menjadi jutaan warna yang selalu memberikan arti dari manisnya keindahan.

Tapi aku terlalu terlena dengan langit, sampai aku lupa bahwa semesta mempunyai kehendaknya untuk menampakkan sesuatu. Yang kini membuat aku tersadar, bahwa semesta yang diharapkan bisa saja menampakkan badai hujan yang menusuk pilu, bukan suatu keindahan yang ku tunggu.

Ketika setia menanti keindahan yang tak terbalaskan, perjuangan mengejar tanpa kata lelah justru menjadi sebuah kesemuan, dan penantian panjang pun berakhir dengan getirnya kepahitan.
.
.

Bintang Kurnia Setya,
Nama yang tak asing ku dengar sampai detik ini. Nama yang selalu disebut dan dipertanyakan oleh semesta, sampai rasanya kaki ini ingin lari menjauh.

Berlari untuk sembunyi dan menghilang dari kemustahilan yang aku pun tak mampu keluar darinya, karena semesta selalu menemukan. Ingin rasanya memaki dan menyalahkan keadaan, tapi aku sadar.....

Aku bisa apa? Jika hujan saja tak mampu untuk memilih dibagian bumi mana ia akan turun.
.


.
.
.
.

----------------------------------------------------------------------

Karena pada dasarnya, kesenangan dan kesedihan adalah sebuah paket mutlak yang harus diterima. Belajar berbesar hati untuk memaafkan dan mengikhlaskan adalah sebagai kunci utama untuk bahagia.

Dan hidup harus terus berlanjut dengan memperbaiki diri lebih baik. Cukuplah karma bekerja sesuai dengan tugasnya. Karena...
"Balas Dendam Terbaik adalah Menjadikan Dirimu Lebih Baik" (Ali Bin Abi Thalib).

----------------------------------------------------------------------
.

.
.

Jangan lupa klik bintang di pojok bawah dan ikuti ceritanya sampai akhir yaa. Happy reading guys~~ ➡➡

ASARIGNA (On Progress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang