Pagi mulai menyapa kembali, seperti biasanya aku bergegas untuk memulai rutinitas harianku ke kampus. Aku membereskan beberapa buku dan peralatan tulis lain yang akan aku gunakan nanti ke dalam tas.
"Abaaannnggg.... buruan mandinya udah siang nanti telat!! Dedeee... cepet berangkat temennya udah nyusul tuh diluar"
pekikan suara ditengah - tengah kehebohan pagi, yang aku sudah khatam betul sumber dari celotehan tersebut.Of course, seperti yang kita ketahui inilah yang dinamakan the power of emak - emak pagi hari 😂
Tentu saja setiap pagi tidak ada satu pun anaknya yang terlewat absen dari segala macam kehebohan, termasuk diriku. Dan benar saja dugaanku...
"Viiaaannnnn...."
"Iyaa maaahhh"
"Buruan sarapan udah siang, nanti kamu telat"
"Iyaaaaa bentar mah, Vi lagi beresin buku"
Tanpa ada balasan celoteh ria, mamah tiba - tiba sudah berdiri di depan pintu kamarku lengkap dengan peralatan perang pagi ini untuk anaknya. Ya, perlengkapan alat makan lengkap dengan isinya.
"Kamu ini kebiasaan kalo berangkat pagi kudu mamah suapin" sambil tangan mamah mulai beraksi menyendokkan makanan.
"Kan udah Vian bilang nanti abis beresin buku mah"
"Beresin buku itu harusnya dari semalem Vi. Kamu malem bukannya beres - beres malah sibuk main. Pulang dari main bukannya langsung beresin malah tidur. Udah 2hari kamu keluar rumah dan pulang malem terus"
"Semalem ngantuk banget mah, makanya Vian langsung tidur"
"Itu yang kemarin malem nganterin kamu pulang siapa Vi?" mamah kembali penasaran dengan sosok Bintang yang lusa malam mengantarku pulang. Sontak aku sedikit kebingungan menjelaskan karena aku belum siap membawa Bintang ke rumah dan mengenalkannya.
"Hmmmm... Itu cuma temen Vi kok" singkatku.
"Kirain itu penggantinya si Rizki. Sekilas mamah liat orang yang semalem itu 'kurang pas' aja di hati mamah. Nanti kalo kamu punya yang baru langsung dibawa ke rumah, jangan janjian anter - jemput di pinggir jalan ya. Malu dan nggak enak diliat tetangga, mending sekalian ke rumah"
"Ya lagian juga Vi selalu ngebawa orang ke rumah, nggak pernah anter - jemput atau ketemuan di jalan sama cowok"
"Ya mamah cuma khawatir aja takut jadi bahan omongan tetangga kayak tetangga kita dulu sempet jadi omongan orang. Apa lagi kita kan baru satu tahun pindah rumah kesini. Jadi jangan macem - macem"
"Iyaa mah.. Udah ah makannya Vian mau berangkat udah kesiangan"
"Satu suap lagi nanggung, sayang kalo nggak abis" sambil menyendokkan makanan yang sisa satu suap ke mulutku.
"Ooeeaah iihh (udah nih)" kataku sambil berusaha menghabiskan makanan dalam mulut dengan cepat.
Mamah menyodorkan segelas minum dan aku langsung menenggak cepat cairan bening tersebut ke kerongkongan, dilanjut dengan meraih punggung tangan mamah untuk pamit.
"Vian berangkat dulu mah... Assalamualaikum" Aku langsung beranjak pergi menuju halaman rumah untuk men - starter kendaraan roda duaku.
"Waalaikummusalam..
Mamah turut beranjak dari kamarku menuju pintu lengkap dengan peralatan makan yang masih stay on ditangannya.Hati - hati berangkatnya Viiii....."
"Iyaaaaa"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
ASARIGNA (On Progress)
Romance#8 on Bestfriend (12 Nov - 8 Des 2018) Based on True Story Aku korban! Dan akulah yg difitnah dan disalahkan! ---------------------------------------------------------------------------------- Manis itu cuma harapan, seperti dilambungkan tinggi ke...