Prolog

166 19 9
                                    


Flashback On
"Ren, gue rasa kesepakatan kita sudah selesai," Ujarku sedikit gugup.

"Maksud lo?" tanya Renkyo dengan terus memainkan handphonenya.

"Gue rasa,sandiwara kita ini udah cukup!" Ujarku.

"Jadi keluarga lo udah ngambil keputusan?" tanyanya lagi dan menghentikan segala kegiatanya.

"Hm, rencana kita berhasil itupun berkat bantuan lo,gue ucapkan terimakasih," jawabku dengan sedikit menundukan kepala.

"Tapi dengan selesai misi ini gue masih boleh jadi temen lo kan?" ujar Renkyo dengan memasang wajah sweetdrop.

"Yaelah, ya bolehlah oon," ujarku dengan ketawa karena kelucuan wajahnya itu.

"Thanks Rara," ujarnya memelukku.

"Upss... Sorry. Terbawa suasana," ucapnya tersadar dan melepaskan pelukannya,dengan sedikit cengengesan bodoh.

"Dasar kau!" sahutku sedikit kesel.
"Selalu ngambil kesempatan" ketusku.

"Oh come on girl, stay smile!" ujarnya merayu dengan cengengesan bodohnya itu.

Apalah daya ku yang tak bisa menahan babyfacenya dan langsung luluh.

*******

Terlihat di sebuah kelas X IPA 1 seorang gadis sedang menatap langit pagi. Tiba-tiba seorang gadis berambut pirang menuju kearahnya.

"Pagi Rasya Bitara Frendy!" sahut Dillya menepuk bahuku dan membangunkan ku dari lamunan.

"Yaelah Dillya gak bisa apa sehari aja lu gak nepuk bahu gue, sakit tau," Jawabku kesal.

"Yaelah Ra gitu aja marah selo aja kali," ujar Dillya tanpa merasa bersalah.

"Eh, btw lo kenapa ngelamun pagi-pagi?" tanya Dillya kepadaku.

"Gak, gue gak mikirin apa-apa," ujarku.

Bel tanda jam pertama dimulai pun sudah berbunyi. Semua Siswa bergegas duduk dikursi masing-masing.

Guru yang mengajar kelas X IPA 1 pun masuk dengan diiring oleh seorang cowok tampan berambut pirang.

"Anak-anak perkenalkan ini Zero teman baru kalian,dia pindahan dari sekolah Bima Sakti," Sahut pak Eko kepada semua siswa.

"Silahkan duduk Zee," Ujar pak Eko kembali kepada Zero.

"Baik pak," Jawabnya sambil duduk disebelah kiri Bitara.

"Ra,dia tampan ya?" tanya Dillya berbisik pada Bitara.

Bitara hanya tersenyum tipis kepada Dillya yang sibuk memandang ketampanan cowok itu. Ya, wajar aja Dillya kayak gitu. Dia selalu memandang orang baru apalagi cowok ganteng. Tetapi Dillya tipe cewek setia kok. Kayaknya siih. Wkwk.

*******

Jam istirahat berbunyi aku dan Dillya stay dikelas dengan dua orang cowok Zero dan Wilbert.

"Ra, kekantin yuk,males gue dusini ada si vampir," Sahut Dillya.

"Ah vampir?mana?" sahutku.

"tuh yang duduk dikursi depan," jawab Dillya sambil nunjuk ke arah Wilbert.

"Maksud lo apa? lu aja tuh nenek lampir," sahut Wilbert memotong pembicaraanku dan Dillya.

"lo bilang gue apa? Nenek lampir? Lo tuh yang kakek lampir," ujar Dillya sewot pada Wilbert.

"Hahaha, kalian berdua cocok deh yang satu nenek lampir yang satunya lagi kakek lampir," ujarku sambil ketawa.

"Ogah!" Ujar mereka berdua serentak.

"Cie samaan, jodoh gak bakalan kemana-mana,"ujarku lagi sambil ketawa gak berenti.

"Udaah yuk kekantin Ra!"ujar Dillya.

"Males ah," ujarku lagi sambil menghentikan ketawa.

*beberapa menit kemudian*

"Wilbert!!!" ujar Dillya marah karena Wilbert melempar kulit kacang ke rambut Dillya.

"Apaansih lu," ujar Wilbert tanpa rasa bersalah.

"Bitaraaa pokoknya kita kekantin sekarang," ujar Dillya sambil narik-narik tanganku.

"Sakit tau," ujarku sambil mainin hp.

"Ya itu sih DL siapa suruh lu gak mau dari tadi gue ajak ke kantin," ujar Dillya.

Tiba-tiba gue nabrak seorang cowok tampan.

"Aduh!" ujarku nabrak dada cowok itu.

Tanpa aju sadari hpku kebanting dilantai.

"Hp gueee," ujarku ngambil hp dilantai.

"Woi kalo jalan pake mata," ujarnya.

Yakali mata bisa jalan. Aku membatin.

"Maafin Bitara ya kak Dycko," ujar Dillya sambil narikku menjauh dari kak Dycko.

"Ra udah berapa kali gue ingetin lu kalo jalan tuh pake mata ini udah kali kelima lu nabrak kak Dycko,"ujar Dillya.

Nih orang sama aja kek kak Dycko yakali mata bisa jalan. Batin gue.

Gue hanya sibuk mandang hpku yang rusak karena kebanting tadi lantai.

"Ra, lu denger gue gak sih?" ujar Dillya ketus.

"Eh iya denger kok," ujarku.

Nih emak-emak kapan selesai ngocehnya siih. Batin gue.

"Hm, btw pulang sekolah lu sibuk gak?" tanyaku ke Dillya.

"Gak, emang kenapa?" tanya balik Dillya. Sambil makan kuaci yang dibeli di kantin.

"Temenin gue ke konter dong plisss."ujarku dengan wajah sok imut.

"Ini udah kali kelima lu kekonter buat perbaikin hp lu yang jatuh dengan orang yang sama, tempat yang sama juga Ra," Celoteh Dillya ke aku lagi.

Huhh ternyata belum selesai ngocehnya. Batin gue.

"Lebay banget sih lu,"

"Lebay? Lu bilang gue lebay? Kenyataan loh, lu tabrakan sama kak Dycko Udah lima kali dan ditempatnya sama,"ujar Dillya ceramahinku.

"udah ah lu udah kayak mamah Dedeh aja,"ujarku sedikit ketawa.

*******

Thank You!!! :)

Seperti KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang