#WCL 8.

15 3 0
                                    

Halo semua:)

Jangan lupa kasih votenya ya:)

Happy reading baby:)
.
.

Sudah dua hari gue gak melihat sosok Renkyo, entah kemana dia sesekali gue datang kekelasnya tetapi tidak ada yang tahu Renkyo kemana, datang kesekolah juga tidak. Huftt...
Ada apa dengan Renkyo? Batin gue.
Apakah dia marah?
Semua pertanyaan itu selalu berputar putar di otak gue.

"Renkyo belum ada kabar juga ya?" tanya Dillya.

"Belum Dill, padahal udah gue chat tapi gajuga dibales."

"Apa dia emang beneran suka sama lo?" terka Dillya.

"Gamungkinlah," ujar gue.

"Gak ada yang gamungkin Ra, gue liat dari cara dia sama lo itu beda," ujar Dillya.

"Ya iyalah beda guekan sahabatan."

"Denger ya Ra, yang nama sahabatan antara cewek sama cowok itu gamungkin gaada rasa."

"Rasa coklat kali," ujar gue.

"Ihh, dibilangin juga yaudah urus aja sendiri," ujar Dillya kesal.

Gue cuma ketawa dan mikirin apa yang udah diucapkan oleh Dillya tadi.
Apa benar, Renkyo menyukai gue?

******

Gue melemparkan tas gue sembarang dan langsung menghempaskan tubuh gue dikasur.

Hfttt... Perkataan Dillya masih berputar putar di otak gue.

Gue segera membuka hp melihat adakah balasan dari Renkyo and percuma tetap saja belum ada balesan dari Renkyo.

Gue meletakkan hp gue kembali diatas kasur dan gue beranjak untuk mengganti seragam sekolah.

Tringgg... Pesan Wa masuk gue segera meraih hp gue berharap itu balasan dari Renkyo. Tapi...

Dycko.

"lo udah pulang" Dycko.

"Udah"

"kok pulang?"

"ya udah bel, makanya gue pulang ngapain juga gue disekolah"

"oh iya, ketemuan yuk"

"gak ah mager"

"gue otw rumah lo"

"lah emang lo tau rumah gue?"

"gk"

"terus?"

"terus apa?"

"terus gimana caranya lo jemput gue?"

"ya gue tanya alamatnya sama lo dong"

"dasar"

"cepetan"

"cepetan apa?"

"kasih alamat lo dong glbk."

"kasar banget sih"

Seperti KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang