#WCL 11.

11 4 0
                                    

Halo semua:)

Jangan lupa kasih votenya ya:)

Happy reading baby:)
.
.

"Jauhin dia" ujarnya tersenyum miring.

"Maksud lo apa ya?"

"Jauhin dia atau lo celaka"

"Lo siapa? Gue rasa kayak pernah ketemu"ujar gue berusaha memikir.

"Oh iya gue inget, lo Nayfa temen Renkyo kan?" ujar gue tersenyum.

"Temen? Gue pacar Renkyo" ujarnya tersenyum miring.

Deg.

"Oh pacar, kok lo disini? " gue berusaha tersenyum.

"Gue pindah" ujarnya sedikit ketus.

Gue hanya tersenyum.

"Lo jauhin dia atau lo celaka" ujarnya tersenyum simpul dan berlalu pergi.

Masalah apa lagi ini. Batin gue.

"Ra tadi siapa?" tanya kak Dycko mengejutkan gue.

"Eh, gak siapa siapa kok kak" ujar gue sedikit tersenyum.

******

Gue sedang duduk di sofa depan tv ruang keluarga gue. Disana juga ada Branka.

"Eh, lo deket sama Dycko ya?" tanya Branka.

"Gak juga"

"Dikelas gue lo jadi bahan perbincangan dek"

"Masa sih?" tanya gue.

"Yaudah sih kalo gak percaya" ujar Branka berlalu pergi.

Bel rumah berbunyi. Gue segera beranjak dari sofa menuju pintu.

"Dillya, ngapain lo?" tanya gue ternyata Dillya yang datang.

"Hehe, gue kangen main kerumah lo" ujar Dillya cengengesan.

"Yaudah masuk"

"Tumben sepi rumah lo"

"Bokap nyokap gue lagi pergi kondangan"

"Branka?" tanya Dillya lagi.

"Eh ada Dill dill ngapain nanyain gue? Kangen ya?" tanya Branka yang baru keluar kamar.

"Ih apasih" ujar Dillya.

Gue hanya ketawa dan berlalu menuju sofa, Dillya ngekorin gue dan duduk disebelah gue. Sedangkan Branka memilih untuk bermain ps di ruang atas.

"Eh Dill, gue udah lama gak denger kabar si Bee deh" ujar gue.

"Iya juga ya, tapi gue denger denger dia pindah"

"Kenapa?"

Dillya hanya mengangkat bahunya dan memilih untuk mengotak atik remot.

"Kalo hubungan Willbert?"

Pushhh...
Satu bantal berhasil melayang ke wajah gue.

"Sekali lagi lo ngomongin dia gue cubit juga lo" ujar Dillya kesel.

Gue hanya cengengesan.

"Eh Dill lo tau gak kalo si Renkyo punya pacar?" tanya gue sambil memakai cemilan.

"What? Beneran?" tanya Dillya terkejut.

Gue hanya menganguk anguk.
"Terus lo gimana dong?" tanya Dillya.

"Gimana apanya?"

"Lo gak cemburu gitu?"

"Gak"

"Lo punya perasaan sama dia apa gak sih?" tanya Dillya mulai kesel.

"Gatau gue bingung"

"Agrhhh, bodo amat lah" ujar Dillya frustasi.

Gue hanya cengengesan bodoh.

"Bosen nih" ujar Dillya.

Gue hanya diam.

"Ra, buat mie rebus yuk"

"Yaudah ayo" ujar gue berlalu ke dapur.

Dillya mengekorin gue dibelakang.

"Eh, btw cewek si Renkyo anak mana?" tanya Dillya sambil mengaduk aduk mie.

"Sekolah kita"

"Siapa?" tanya Dillya menaiki turun alisnya.

"Nayfa" ujar gue.

"Siapa sih, kok kayak asing aja"

"Dia baru pindah" ujar gue.

"Baru pindah, bisa langsung jadian gitu ya"

"Dia satu olimpiade sama Renkyo"

Dillya hanya meng oh riakan.

"Tapi kok gue gak percaya ya"

Gue hanya mengangkat bahu.

"Masak apa?" tanya Branka tiba tiba.

"Lo sejak kapan disana?" tanya gue khawatir Branka mendengar pembicaraan gue.

"Barusan, lo masak apa?"

"Mie dan lo gak boleh minta"

"Yaelah pelit amat"

"Biarin" ujar gue.

******

Hai hai hai...

Maaf ya part ini terlalu pendek:)

Gak dapat inspirasi nih author.

Gimana ya jadinya Rara:"(

Tunggu part berikutnya yaa gais:)

Jangan lupa vote and komennya ya.

Thank you:)

Seperti KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang