#WCL 14.

14 2 0
                                    

Halo semua:)

Jangan lupa kasih votenya ya:)

Happy reading baby:)
.
.

Gue duduk dilapangan sekolah, hari kelas gue jadwal olahraga. Olahraga gue samaan dengan kelas kak Dycko.

Gue ngeliat kak Dycko udah megang bola basket. So, udah pasti sekarang materi olahraganya basket. Sedangkan kelas gue materinya sekarang senam.

"Udah gak usah diliatin terus, gabakalan hilang kok" ujar Dillya mengoda gue lagi.

"Ihh, apaan sih Dill"

"Yaudah yok, senam ntar marah juga tuh guru" ujar Dillya menarik tangan gue.

"Iya iya," ujar gue sebel sama Dillya.

Gue dan teman teman lainnya senam mengikuti musik. Sedangkan kelas kak Dycko sudah mulai bermain basket.

Kelas gue selesai senam, dan waktunya jam istirahat. Para siswa dari kelas lainpun sudah keluar, ada yang kekantin dan ada juga yang menyaksikan kelas kak Dycko tanding basket.

Gue memilih untuk beristirahat duduk dikursi dekat lapangan bersama Dillya.

Gue lihatin kak Dycko sebagai kapten basket, jujur kak Dycko ganteng dan ya dia juga the most wanted sekolahan juga. Tapi gue heran kenapa kak Dycko nembak gue. Apa gue cuma dijadiin mainannya aja? Gue harus kenalin kak Dycko lebih dekat dulu.

Tiba tiba kak Dycko mengedipkan sebelah matanya ke arah gue. Ya gue jadi bahan tontonan cewek cewek yang lagi dilapangan nontonin kak Dycko, sumpah bentar lagi gue bakalan dihujat lagi. Ya tuhan.

"Ra, lo dikedipin kak Dycko tu" ujar Dillya.

"Gue malu anjir, cewek cewek tatap sinis ke arah gue"

"Yaudah kekantin aja yuk" ajak Dillya.

Gue dan Dillya memilih untuk pergi kekantin. Dan sampai dilorong gue ketemu dengan Nayfa, dan tatapannya kegue adalah tatapan yang mematikan. Gue memilih untuk diam dan berlalu kekantin.

"Itu Nayfa ya?" ujar Dillya yang tengah memakai nasi goreng miliknya.

"Iya" ujar gue singkat.

"Tatapannya kayak gak suka aja sama lo"

Gue hanya diam.

"Jadi lo udah tanya ke Renkyo?"

"Tanya apa?"

"Tanya benar apa enggak mereka pacaran"

"Belum, lagian gue gak mau ngurusin hidup dia"

"Yaudah, biar gue yang nyelidikin"

Gue hanya diam dan melanjutkan makan gue.

Drittt... Drittt...

Pesan masuk dari ponsel gue.

Nomor yang tak dikenal
Lo jauhin Renkyo, gue gak suka lo dekat dekat sama dia. Renkyo milik gue.

Isi pesan itu, so pasti itu Nayfa. Apasih segitunya banget. Batin gue. Gue menyimpan hp gue disaku rok dan melanjutkan makan gue.

*******

Kak Dycko.
"Lagi apa?"

Saya.
"Lagi nafas"

Kak Dycko.
"Bercanda mulu kerjaan lo"

Saya.
"Yaelah siapa yang bercanda, kan emang gue lagi nafas-,-

Kak Dycko.
"Iya juga sih wkwk."

Saya.
"-,-"
Dilihat.

Gue menutup ponsel gue dan melemparinya ke kasur. Gue
Langsung menghempaskan badan gue kekasur. Gue terus terus memikirkan kak Dycko. Dan perkataan Nayfa tadi. Kasus Alex belum selesai, Ya tuhan banyak banget cobaan. Semoga gue bisa menghadapinya semua.

Dritt... Dritt....

Ponsel gue berdering. Ada telepon masuk dan ternyata dari Dillya.

"Apaan?"

"Lo dirumah gak, gue kesana ya"

"Ngapain?"

"Udah ntar aja gue jelasin"

"Yaudah"

Gue menutup ponsel gue.

Dillya sampai dirumah gue, gue dan Dillya memilih untuk ngobrol dikamar karna ada nyokap gue diruang tv.

"Mau ngomong apa?" tanya gue penasaran.

"Lo tau gak?"

"Gak, makanya gue nanya"

"Gue tadi habis ngedate sama Zerooo, sumpah gue deg degan banget" ujar Dillya.

"Lo suka sama Zero?" tanya gue.

"Hehe, sedikit sih"

"Yaudah jadian aja"

"Enak aja lo, masa gue yang nembak dia, gengsi dong"

Gue hanya memutar bola mata dengan malas.

"Terus gimana dengan kak Dycko?"

Helloww:)

Jangan lupa baca part lanjutnya yaa hehe.

Makasi juga buat kalian yang udah baca.

Thanks.

Seperti KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang