"Brankaaa," gue teriak pada Branka.
"Apaan sih Ra teriak teriak," ujar Branka yang membuka pintu kamar gue.
"Buku ekonomi gue mana?" tanya gue.
"Mana gue tau," ujar Branka tanpa rasa bersalah.
"Gue sentil juga tu ginjal, kan kemarin lo minjem. Cepet balikin gue mau buat pr," ujar gue.
"Iya ya? Lupa gue," Branka.
"Dasar pikun, cepetan gue mau tidurrr," ujar gue ketus.
"Kalo gue gamau?" ujar Branka menantang.
"Gue kaduin Papa, biar uang jajan lo dipotong," ujar gue.
"Jangan! Jangan dedekkuuu" ujar Branka alay.
"Alay lo,yaudah cepetan, " gue.
"Bentar dong gue ambil kekamar dulu."
"Cepetannnnn," ujar gue gemess.
"Iya iya."
"Nih," Branka menyodorkan buku ekonomi gue.
"Yaudah pergi sana gue mau belajar," ujar gue mengusir Branka.
"Sok rajin lo, palingan kalo gak dapet pagi nyontek temen, " ujar Branka meremehkan gue.
"emangnya lo," gue muter bola mata.
"Gue mah anak yang pinter dan rajin menabung," Branka membangkang
"Apaan sih, yaudah cepet pergi sana."
Branka keluar.
Akhirnya tu setan keluar juga. Batin gue.
Tringg...
Chat Whatsapp masuk gue ngambil Hp sambil tiduran dikasur.
Ternyata ada chat dari kak Dycko.
Ngapain ni anak. Batin gue.
Gue segera membuka chat dari kak Dycko.
"Woi, lo lagi ngapain," Isi chat dari kak Dycko.
Gasopan banget sih ini anak. Batin gue.
"Lagi nafas, emang knapa?," bales gue.
Gue meletakkan Hp di sebelah bantal gue.
Ya ampunn.
Pr gue kan belum dikerjain, ini gara gara Branka aja ini. Batin gue.
Gue segera membuka buku ekonomi, dan mengerjakan pr gue.
Galama hp gue bunyi lagi.
Gue segera ambil hp gue dari kasur dan kembali duduk di meja belajar.
Pesan dari kak Dycko lagi.
"Ya iyalah ya kali lo udah mati," jawaban dari kak Dycko.
"Hehe, Yaudah gue mau ngerjain pr dulu bye," balesan gue.
"Oke."
Chatan yang singkat,padat,and unfaedahh.
*******
"Ra, ra bangun," Branka bangunin gue.
"Ada kabar gembira, teraktual, dan terpercaya," Ujar Branka.
"Apaan sih lebay, emang apaan?" Tanya gue yang gak terlalu penasaran.
"Mulai hari ini gue pindah ke SMA Cakra Buana, mantep gak? Mantep dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Kita
Teen Fiction"Ren, gue rasa kesepakatan kita sudah selesai," Ujarku sedikit gugup. "Maksud lo?" tanya Renkyo dengan terus memainkan handphonenya. "Gue rasa,sandiwara kita ini udah cukup!" Ujarku. "Jadi keluarga lo udah ngambil keputusan?" tanyanya lagi dan me...
