#WCL 12.

10 2 0
                                    

Halo semua:)

Jangan lupa kasih votenya ya:)

Happy reading baby:)
.
.

"Rara" ujar seseorang dari belakang gue.

Gue langsung membalikan badan gue ke arah dia.

"Iya, ada apa ya?" ujar gue.

"Lo mau kemana?"

"Kekelas"

"Yaudah bareng yuk" ujarnya mengenggam tangan gue.

"Gausah, lepasin Ren" ujar gue berusaha melepaskan tangan gue dari genggamannya.

"Loh, kenapa?"

"Gapapa, gue pergi dulu ya" ujar gue meninggalkan Renkyo di lorong.

Gue sampai di kelas, gue duduk di samping Dillya.

"Darimana lo?" tanya Dillya.

"Perpus"

"Tadi kak Dycko nyariin lo, terus dikasi ini" ujar Dillya sambil memberikan sebuah kertas berwarna coklat.

"Ntar sore gw jemput lo, gue mau ngajak lo ke suatu teman. Dan lo gak boleh nolak pokoknya."

~Dycko tampan

Itulah isi surat dari kak Dycko. Gue memilih untuk memasukannya kedalam tas dan menelungkupkan wajah gue dengan tangan dimeja.

"Teman teman hari ini pak Eko gak masuk dan dia lupa meninggalkan tugas jadi saya harap kalian tetap stay di kelas." ujar Aldo sang ketua kelas.

Semua siswa didalam kelas bersorak ria, ada yang berfoto selfi, ada yang bermain game, ada yang ngegosip, nyanyi nyanyi gak jelas. Ya begitulah kelas gue, kelas IPS selalu kompak dan sosial banget. Tetapi gue lebih memilih untuk tidur, gue lagi gak mood untuk ngapa ngapain.

"Ra, lo kenapa sih?" ujar Dillya yang sibuk berfoto foto.
"Gapapa, gue lagi gak mood aja"

"Kenapa?"

"Tadi gue ketemu Renkyo"

"Terus?"

"Dia tadi megang tangan gue, kan gak kayak biasanya dia gitu Dill, gue bingung dehh padahal dia ngangap gue sahabatnya tapi dia gak pernah curhat tentang hubungannya itu ke gue. Dia bilang Nayfa itu cuma temennya" ujar gue panjang lebar.

"Hm, gimana ya bingung juga gue, apa mungkin Nafya itu cuma bohong?" ujar Dillya curiga.

"Masa dia bohong sih?"

"Ntar gue selidikin"

*********

"Kak, kita mau kemana sih?" ujar gue ke kak Dycko.

"Lo liat aja ntar, bawel banget"

"Enak aja bawel bawel gue itu baru nanya sekali kak" ujar gue memayunkan bibir.

"Ngapain mayun mayun pengen gue cium?" ujar kak Dycko mengacak rambut gue.

"Idih, gila lo"

"Ehem" dehem Branka dari depan pintu.

"Apaan lo?" ujar gue ketus.

Seperti KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang